Minggu, 04 September 2016

Kisah Wanita Shaliha dan Kegagalan Operasi Kakinya

INI adalah kisah seorang wanita shalihah yang sangat takwa kepada Allah. Ia amat gemar berbuat kebajikan, tidak putus-putus mengingat Allah, tidak sudi keluar dari mulutnya kata-kata yang tak pantas. Bila disebut api neraka, ia lantas ketakutan luar biasa dan sangat cemas hatinya, ia angkat tangannya seraya memohon dengan penuh ketundukan agar terhindar darinya.

Dan bila disebut surga, ia demikian bernafsu karena sangat menginginkannya, ia ulurkan kedua tangannya seraya berdoa dan bermunajat kepada Allah agar menjadikan dirinya termasuk penghuninya. Ia mencintai manusia dan mereka pun mencintainya. Ia begitu senang berada di tengah mereka, demikian pula dengan mereka terhadapnya.

Suatu ketika, tiba-tiba ia merasakan sakit yang luar biasa di pahanya, lalu ia cepat-cepat mengambil minyak, mengolesi dan mengurutnya. Ia juga mengompresnya dengan air hangat namun rasa sakit itu malah semakin bertambah.

Setelah pergi ke sana kemari untuk berobat di banyak rumah sakit dan berdasarkan petunjuk beberapa orang dokter, ia bersama suaminya akhirnya pergi ke London. Di sana, di sebuah rumah sakit megah, setelah dilakukan diagonosa secara detil, tim dokter menyimpulkan bahwa di dalam darah wanita shalihah ini terdapat pembusukan.

Mereka lalu mencari sumbernya dan ternyata sumber rasa sakit itu ada di bagian paha. Para dokter pun memutuskan, wanita ini positif menderita kanker di pahanya. Itulah yang menjadi sumber rasa sakit dan pembusukan. Akhirnya, tim dokter itu memutuskan perlunya segera memotong (mengamputasi) salah satu kaki wanita ini dari bagian atas paha agar virusnya tidak menyebar.

Di dalam sebuah kamar operasi, wanita ini pasrah dan menyerahkan semua urusan kepada qadla dan takdir Allah semata sementara lisannya tiada putus-putusnya berdzikir kepada-Nya, dengan penuh ketulusan meminta perlindunganNya dan berserah diri.

Akhirnya, tim dokter berkumpul dan siap melakukan operasi amputasi yang tergolong berat. Pisau sudah ditancapkan di alat pemotongnya dan si wanita itu pun didekatkan. Daerah yang akan diamputasi pun sudah diukur sedemikian teliti. Dan di tengah rasa takut yang menghantui dan kengerian yang mencekam, aliran listerik pun dihidupkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar