Selasa, 31 Mei 2016

Fiqh Ibadah : Niat Puasa Ramadhan

بسم الله الرحمن الرحيم

Pelajaran Hadist Hari Ini :

وَعَنْ حَفْصَةَ أُمِّ الْمُؤْمِنِينَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : { مَنْ لَمْ يُبَيِّتْ الصِّيَامَ قَبْلَ الْفَجْرِ فَلَا صِيَامَ لَهُ } رَوَاهُ الْخَمْسَةُ ، وَمَالَ التِّرْمِذِيُّ وَالنَّسَائِيُّ إلَى تَرْجِيحِ وَقْفِهِ ، وَصَحَّحَهُ مَرْفُوعًا ابْنُ خُزَيْمَةَ وَابْنُ حِبَّانَ – وَلِلدَّارَقُطْنِيِّ { لَا صِيَامَ لِمَنْ لَمْ يَفْرِضْهُ مِنْ اللَّيْلِ }

Artinya : Dari Hafshah Ummul Mukminin bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Barangsiapa yang tidak berniat di malam hari sebelum fajar, maka tidak ada puasa untuknya.”(Hadits ini dikeluarkan oleh yang lima, yaitu Abu Daud, Tirmidzi, An Nasai dan Ibnu Majah. An Nasai dan Tirmidzi berpendapat bahwa hadits ini mauquf, hanya sampai pada sahabat (perkataan sahabat). Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibbah menshahihkan haditsnya jika marfu’ yaitu sampai pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dalam riwayat Ad Daruquthni disebutkan, “Tidak ada puasa bagi yang tidak berniat ketika malam hari).

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Saudaraku seiman, Segala puji hanyalah milik Allah Subhana wa ta’ala. Shalawat & salam senantiasa tercurahkan kpd Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallan, para keluarganya, sahabat2 nya & ummatnya yg istiqomah diatas sunnahnya hingga hari kiamat. Tausiyah group WA & BBM pagi ini akan membahas tentang fiqh ibadah yakni niat puasa Ramadhan.

Niat ikhlas utk beribadah kpd Allah SWT adl perkara yg penting didlm Islam. Bahkan niat termasuk salah satu syarat sah diterimanya amal ibadah seseorang oleh Allah SWT. Tanpa dasar niat maka amal seseorang menjadi sia2 & tak berguna. Niat ikhlas jg merupakan intisari dari baiknya agama seseorang. Bila rusak niatnya dlm setiap beramal ibadah maka rusak pula seluruh amal ibadahnya.

ٍعَنْ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ وَلِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لدُنْيَا يُصِيبُهَا أَوِ امْرَأَةٍ يَتَزَوَّجُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ

Artinya : Dari Umar r.a bhw Rasulullah SAW bersabda, Amal itu tergantung niatnya, & seseorang hanya mendapatkan sesuai niatnya. Barang siapa yg hijrahnya kpd Allah & Rasul-Nya, maka hijrahnya kpd Allah & Rasul-Nya, Dan barang siapa yg hijrahnya karena dunia atau karena wanita yg hendak dinikahinya, maka hijrahnya itu sesuai ke mana ia hijrah.(HR.Bukhari & Muslim).

Menurut para ulama niat mempunyai 2 makna yaitu :

1. Utk membedakan antara satu ibadah dgn ibadah yg lain, seperti utk membedakan shalat dzhuhur dgn shalat Ashar, utk membedakan antara puasa Ramadhan dgn puasa sunat atau utk membedakan antara ibadah dgn adat kebiasaan seperti utk membedakan antara mandi wajib dgn mandi utk menyegarkan atau membersihkan badan. Makna niat seperti ini adl yg paling banyak dijumpai dlm kitab2 fiqih.

2. Utk membedakan tujuan melakukan suatu amalan, apakah tujuannya adl krn Allah SWT saja atau krn Allah SWT & juga krn yg lainnya.
Perbuatan yg tdk disertai dgn niat maka perbuatan tersebut tdk diakui oleh hukum syara’ & tdk ada kaitannya dgn tuntutan (thalab) atau tawaran utk memilih (takhyir).

Syarat sah niat puasa Ramadhan

1. Kokohnya keyakinan/kepastian yakni agar seseorang tdk ragu. Bahkan apabila seseorang berniat pd malam hari syak (hari yg meragukan antara masuknya Ramadhan atau belum) utk berpuasa esok harinya jika ternyata hari itu memang tlh masuk Ramadhan maka niat tsb tdk dianggap sah. (Ref : Kitab Fath Al-qadir juz 2 hal 234).

2. Menentukan niat yakni menentukan niat puasa Ramadhan atau puasa fardhu, tdk boleh menentukan puasa tertentu selain puasa Ramadhan.(Ref : Kitab Raudhah Ath-thalibin juz 2 hal 350).

Karena syarat kedua inilah kemudian muncul redaksi dari ulama utk memudahkan kaum muslimin

نويت صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ رَمَضَانَ هَذِهِ السَّنَةَ لِلَّهِ تَعَالَى

Aku niat berpuasa esok hari, wajib bulan Ramadhan tahun ini krn Allah ta’ala.

Kenapa hrs ditentukan? Karena puasa adl ibadah yg berkaitan dgn waktu (hari), maka hrs ditentukan waktunya, agar tdk tercampur dgn puasa lain. Layaknya shalat 5 waktu yg hrs ditentukan jenis shalatnya ketika niat agar tdk bias dgn shalat yg lain. Ini adl pendapat Mazhab. Al-Malikiyah, Al-Syafi’iyyah & Al-Hanabilah. (Ref : KIitab Al-Majmu’  juz 2 hal 50, Kitab Al-Mughni juz 3 hal 109).

Namun bagi kalangan mazhab al-Hanafiyah, tdk perlu adanya penentuan puasa dlm niat, cukup dgn niat puasa mutlak saja tanpa ditentukan jenisnya. Karena yg namanya puasa Ramadhan itu tdk mungkin dilakukan di luar Ramadhan, maka ketika ada yg berniat puasa, pastilah itu utk Ramadhan.

Lalu siapa yg menciptakan redaksi tsb?

Ulama yg menciptakan redaksi tsb adl Imam Al-Rafi’i Al-Quzwaini (w. 623 H) dari kalangan Al-Syafi’iyyah. Beliau menuliskan redaksi niat tersebut dlm kitabnya Fathul-‘Aziz bi Syarhi al-Wajiz atau biasa yg disebut dfn istilah Al-Syarhu Al-Kabir li Al-Rafi’iy (6/293) sbg implementasi atas syarat2 niat tersebut guna memudahkan bagi para muslim ketika ingin berniat puasa Ramadhan.

Kemudian, niat tersebut kembali ditulis ulang oleh Imam Al-Nawawi dlm kitabnya Raudhah al-Thalibin yg akhirnya menjadi familiar & banyak diamalkan kebanyakan kaum muslimin. (Ref : Artikel Niat puasa Ramadhan haruskah setiap malam, Ust.Ahmad Zarkasi, Lc).

3. Berniat dimalam hari yaitu setelah tenggelanmnya matahari hingga terbit fajar. Hal ini disyaratkan oleh mazhab Maliki, Syafi’i & Hambali sesuai dgn hadist Ibnu Umar r.a & Hafshah r.ah :

مَنْ لَمْ يُبَيِّتْ الصِّيَامَ قَبْلَ الْفَجْرِ فَلَا صِيَامَ لَهُ.

Artinya : Barangsiapa yg tdk berniat di malam hari sebelum fajar maka tdk ada puasa untuknya.( HR.Tirmizi).

4. Memperbarui niat (Tajdidu An-niyah) pd setiap malam Ramadhan. Wajib hukumnya berniat puasa pd setiap malam dibulan Ramadhan dgn dalih keumuman hadist diatas. Sebab setiap puasa yg dilakukan setiap hari bersifat terpisah & tdk berkaitan antara satu & yg lainnya serta tdk rusak atau batal dgn batalnya puasa pd hari lainnya.
(Ref : Syaikh Abu Malik Kamal, Kitab Shahih Fiqh Sunnah, jilid 2 hal 159-160).

Kesimpulan

Niat puasa Ramadhan hrs diperbarui setiap malam sebelum terbitnya fajar setelah tiba waktu imsyak. Semoga kita mampu menjaga niat ikhlas dlm setiap melakukan amal ibadah temasuk dlm menunaikan ibadah puasa Ramadhan.

Wallahu a’lam

By : Tommy Abdillah

Senin, 30 Mei 2016

Fiqh Ibadah : Rukhsha Puasa Ramadhan

بسم الله الرحمن الرحيم

Pelajaran Ayat Al-Qur’an Hari Ini :

{أَيَّامًا مَّعْدُودَاتٍ ۚ فَمَن كَانَ مِنكُم مَّرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ أَيَّامٍ أُخَرَ ۚ وَعَلَى الَّذِينَ يُطِيقُونَهُ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِينٍ ۖ فَمَن تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ لَّهُ ۚ وَأَن تَصُومُوا خَيْرٌ لَّكُمْ ۖ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ} [البقرة : 184]

Artinya : (yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.(QS.Al-Baqarah:184).

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Saudaraku seiman, Segala puji hanyalah milik Allah Subhana wa ta’ala. Shalawat & salam senantiasa tercurahkan kpd Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallan, para keluarganya, sahabat2 nya & ummatnya yg istiqomah diatas sunnahnya hingga hari kiamat. Tausiyah group WA & BBM pagi ini akan membahas tentang fiqh ibadah yakni rukhsha puasa Ramadhan.

Tanpa kita sadari perputaran waktu & hari silih berganti cepat berganti. Sesuai dgn kalender Hijriyah hari ini adl hari Senin tgl 23 Sya’ban 1437 Hijriyah. Artinya sekitar 6 atau 7 hari lg kita akan menghadapi & menjalani ibadah puasa Ramadhan. Utk itu penbahasan tausiyah group WA & BBM akan difokuskaan seputar fiqh puasa Ramadhan.

Pd bulan ramadhan tahun2 yg lalu ada diantara kaum muslimin yg ditimpa musibah sakit, para ibu rumah tangga yg sedang hamil atau menyusui & orang2 yg menempuh perjalanan yg jauh (musafir) shg ia tdk dpt menunaikan kewajiban puasa ramadhan secara penuh. Allah SWT tlh mensyari’atkan bagi mrk rukhsah atau keringanan utk mengganti puasa Ramadhan yg tertinggal dihari2 yg lain sebelum datangnya kembali bulan Ramadhan.

Bagi perempuan yg hamil & menyusui, tak ada khilafiyah di antara ulama keduanya boleh tak berpuasa Ramadhan. Rasulullah SAW bersabda,

إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ وَضَعَ عَنِ الْمُسَافِرِ شَطْرَ الصَّلاَةِ وَعَنِ الْمُسَافِرِ وَالْحَامِلِ وَالْمُرْضِعِ الصَّوْمَ أَوِ الصِّيَامَ

Artinya : Sesungguhnya Allah ‘Azza wajalla telah menanggalkan bagi musafir setengah (kewajiban) shalatnya & jg (kewajiban) puasanya, Dan bagi perempuan hamil & menyusui, (kewajiban) puasanya. (HR Ibnu Majah, Nasa’i, Tirmidzi). (Mahmud Uwaidhah, Al-Jami’ li Ahkam As Shiyam, hal. 53).

Ada bbrp kasus pertaanyaan terkait dgn rukhsah puasa Ramadhan yaitu :

1. Apakah disyaratkan ibu yg hamil atau menyusui krn khawatir akan dirinya, janinnya & bayi yang disusuinya ataukah hanya krn hamil & menyusui?

Ulama berbeda pendapat mengenai syarat perempuan hamil & menyusui boleh tak berpuasa Ramadhan. Sebagian ulama berpendapat, jika perempuan yg hamil & menyusui khawatir akan dirinya, atau anaknya (janin/bayi yg disusui), maka dia boleh tak berpuasa. Ini pendapat rajih dlm madzhab Syafi’i & pendapat Imam Ahmad. Namun sebagian ulama berpendapat, perempuan yg hamil & menyusui secara mutlak boleh tak berpuasa, baik ada kekhawatiran atau tdk, baik khawatir akan dirinya atau anaknya. Ini pendapat Syaikh Ali-Raghib. (Ref ;: Muhammad Abdurrahman Dimasyqi, Rahmatul Ummah fi Ikhtilaf Al-A’immah, hal.66, Ali Raghib, Ahkam As-Shalah, hal 121).

2. Apakah perempuan hamil & menyusui wajib mengqadha’ puasanya? Dlm hal ini terdapat bbrp pendapat ulama :

A. Sebagian ulama seperti Ibnu Abbas r.a & Ibnu Umar r.a, membolehkan mengganti puasa dgn fidyah, tdk mewajibkan qadha’. Namun yg rajih adl pendapat mayoritas ulama yg mewajibkan qadha’ sebab pendapat Ibnu Abbas r.a itu diragukan, mengingat dalam Mushannaf Abdur Razaq (no. 7.564) Ibnu Abbas justru berpendapat sebaliknya, yaitu wajib mengqadha’ & tak boleh membayar fidyah. (Ref ; Soal jawab KH.Siddiq Al-jawi).

B. Wajib mengqadha’ (mengganti) puasa & memberi makan kpd orang2 miskin bagi setiap hari yg ditinggalkan yaitu sebanyak 1 mud = 0,6 Kg berupa makanan pokok. Inilah pendapat Imam Asy-Syafi’i, Imam Malik & Imam Ahmad. Namun menurut ulama Syafi’iyah & Hanabilah, jika wanita hamil & menyusui takut sesuatu membahayakan dirinya (tidak anaknya), maka wajib baginya mengqadha’ puasa saja krn keduanya disamakan seperti orang yg sakit. Allah SWT berfirman,

وَعَلَى الَّذِينَ يُطِيقُونَهُ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِين

Artinya : Dan wajib bagi orang2 yg berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin.(QS.Al-Baqarah:184).

C. Cukup mengqadha’ puasa saja tanpa hrs membayar fidhya. Inilah pendapat Imam Al-Auza’i, Imam Ats-Tsauriy & Imam Abu Hanifah

D. Cukup memberi makan kpd orang2 miskin tanpa mengqadha’. Inilah pendapat Ibnu Abbas r.a, Ibnu ‘Umar r.a & Syaikh Albani.

3. Bagi orang2 yg sakit kategori sakit berat yg bila berpuasa dpt membahayakan kesehatannya maka ia dpt tdk berpuasa & menggantikannya dilain hari diluar bulan ramadhan. Pengecualian ini tdk berlaku bagi orang yg sakit ringan.

فَمَن كَانَ مِنكُم مَّرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ أَيَّامٍ أُخَر

Artinya : Maka barangsiapa diantara kamu ada yg sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yg ditinggalkan itu pada hari2 yg lain.(QS.Al-Baqarah:184).

4. Sementara rukhsah bagi orang2 yg menempuh perjalanan yg jauh atau musafir jumhur ulama bersepakat batasan utk mengqashsr shalat & mengqadha puasa adl sejauh 85 Km & sebagian ulama lain berpendapat bila menempuh perjalanan 3 hari 3 malam dgn menggunakan binatang tunggangan (ref : Kitab Fiqh Sunnah). Utk orang yg safar batasan jarak saat ini dikembalikan kepada urf atau kebiasaan masyarakat bila perjalanan itu sdh dikatakan kategori yg jauh maka dibolehkan baginya utk mengqadha puasa di lain hari.

Prinsipnya ajaran Islam itu mudah & tdk mempersulit bagi hamba2 Allah utk menunaikan kewajibannya selaku seorang hamba. Maka permudahlah dlm urusan ibadah dgn mengamalkan tuntunan apa yg tlh ditetapkan oleh Allah SWT & Rasul-Nya.

Allah SWT berfirman,

َ ۗ يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ

Artinya : Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. (QS.Al-Baqarah:185).

Semoga Allah SWT msh memberi kita kesempatan utk bertemu dgn Ramadhan nanti. Semoga Allah SWT selalu memberi kita kesehatan & kekuatan iman shg kita mampu bersungguh2 menunaikan ibadah puasa ramadhan dgn keikhlasan semata2 utk mengharapkan ridha Allah SWT. Aamiin ya Allah..

Wallahu a’lam

By : Tommy Abdillah

Rabu, 11 Mei 2016

Aqidah Islam : Mengimani Hari Kiamat

بسم الله الرحمن الرحيم

Pelajaran Ayat Al-Qur’an Hari Ini :

Allah Subhana Wa Ta’ala Berfirman,

{يَسْأَلُونَكَ عَنِ السَّاعَةِ أَيَّانَ مُرْسَاهَا ۖ قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِندَ رَبِّي ۖ لَا يُجَلِّيهَا لِوَقْتِهَا إِلَّا هُوَ ۚ ثَقُلَتْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۚ لَا تَأْتِيكُمْ إِلَّا بَغْتَةً ۗ يَسْأَلُونَكَ كَأَنَّكَ حَفِيٌّ عَنْهَا ۖ قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِندَ اللَّهِ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ} [الأعراف : 187]

Artinya : Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat : “Bilakah terjadinya? Katakanlah : “Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi Tuhanku, tidak seorangpun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. Kiamat itu amat berat (huru haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba. Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah : “Sesungguhnya pengetahuan tentang bari kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.”(QS.Al-A’raf:187).

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Saudaraku seiman, Segala puji hanyalah milik Allah Subhana wa ta’ala. Shalawat & salam senantiasa tercurahkan kpd Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallan, para keluarganya, sahabat2 nya & ummatnya yg istiqomah diatas sunnahnya hingga hari kiamat. Tausiyah group WA & BBM pagi ini akan membahas tentang aqidah Islam yaitu mengimani terjadinya hari kiamat.

Bagi orang2 yg beriman kpd Allah SWT & beriman kpd Rasulullah Muhammad SAW wajib mengimani terjadinya hari kiamat. Mengimani hari kiamat merupakan bagian dari rukun iman yg ke-5. Keimanan ini bersifat pasti yg tdk ada keraguan sedikitpun tentang kejadiannya meskipun tdk seorangpun yg mengetahui kapan terjadinya.

Hari kiamat adl hari terakhir bagi kehidupan seluruh mahluk yg ada dialam semesta & hancurnya seluruh alam jagad raya. Huru hara kejadian hari kiamat sungguh dahsyat yg tdk pernah dibayangkan oleh manusia. Didlm Al-Qur’an banyak diterangkan oleh Allah SWT diantaranya,

{يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمْ ۚ إِنَّ زَلْزَلَةَ السَّاعَةِ شَيْءٌ عَظِيمٌ (1) يَوْمَ تَرَوْنَهَا تَذْهَلُ كُلُّ مُرْضِعَةٍ عَمَّا أَرْضَعَتْ وَتَضَعُ كُلُّ ذَاتِ حَمْلٍ حَمْلَهَا وَتَرَى النَّاسَ سُكَارَىٰ وَمَا هُم بِسُكَارَىٰ وَلَٰكِنَّ عَذَابَ اللَّهِ شَدِيدٌ (2)} [الحج : 1-2]

Artinya : “Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhan kalian,  sesungguhnya keguncangan hari kiamat itu adl suatu kejadian yg sangat besar (dahsyat). (Ingatlah) pd hari (ketika) kalian melihat keguncangan itu, lalailah semua wanita yg menyusui anaknya dari anak yg disusukannya & gugurlah kandungan semua wanita yg hamil & kamu lihat manusia dlm keadaan mabuk, padahal sebenarnya tdk mabuk, tetapi azab Allah itu sangat kerasnya.(QS.Al-hajj:1-2).

{إِذَا الشَّمْسُ كُوِّرَتْ (1) وَإِذَا النُّجُومُ انكَدَرَتْ (2) وَإِذَا الْجِبَالُ سُيِّرَتْ (3) وَإِذَا الْعِشَارُ عُطِّلَتْ (4) وَإِذَا الْوُحُوشُ حُشِرَتْ (5) وَإِذَا الْبِحَارُ سُجِّرَتْ (6)} [التكوير : 1-6]

Artinya : Apabila matahari digulung, dan apabila bintang-bintang berjatuhan, dan apabila gunung-gunung dihancurkan, dan apabila unta-unta yang bunting ditinggalkan (tidak diperdulikan), dan apabila binatang-binatang liar dikumpulkan, dan apabila lautan dijadikan meluap.(QS.Attakwir:1-6).

Para ulama tlh membagi tanda2 hari kiamat menjadi 2 bagian, yaitu :

1. Tanda2 Kecil (‘alamatu shughra)
Diantara tanda2 kecil akan terjadinya hari kiamat saat sekarang ini sdh banyak terjadi.  Sebagaimana yg dijelaskan oleh Rasulullah SAW :

A. Tersebarnya kebodohan & kemaksiatan.

إِنَّ مِنْ أَشْرَاطِ السَّاعَةِ أَنْ يُرْفَعَ الْعِلْمُ، وَيَثْبُتَ الْجَهْلُ، وَيُشْرَبَ الْخَمْرُ، وَيَظْهَرَ الزِّنَا.

Artinya : “Sesungguhnya di antara tanda2 hari Kiamat adl: diangkatnya ilmu, tersebarnya kebodohan, diminumnya khamr & merajalelanya perzinaan.(HR.Bukhari No.80).

B. Islam tinggal nama & mesjid banyak megah tp kosong dari hidayah.

Dari Ali bin Abi Thalib r.a. ia berkata, Rasulullah SAW bersabda :  Sudah hampir tiba suatu zaman, kala itu tdk ada lagi dari Islam kecuali hanya namanya & tdk ada dari Al-Qur’an kecuali hanya tulisannya. Masjid2 mereka indah tp kosong dari hidayah. Ulama mrk adl sejahat-jahat makhluk yg ada di bawah kolong langit. Dari merekalah keluar fitnah & kpd mrk fitnah itu akan kembali .” (HR.Al-Baihaqi).

C. Waktu berlalu dgn sangat cepat.

Dari Anas bin Malik r.a. ia berkata: Rasulullah SAW bersabda, “Tdk akan terjadi hari kiamat shg waktu terasa pendek, maka setahun dirasakan seperti sebulan, sebulan dirasakan seperti seminggu, seminggu dirasakan seperti sehari, sehari dirasakan seperti satu jam serta satu jam dirasakan seperti satu kilatan api. (sebentar saja, hanya seperti kilatan api sekejap). (HR.Tirmizi).

D. Umat Islam diperebutkan musuh krn terjangkit penyakit Wahan.

Rasulullah SAW bersabda, “Hampir tiba suatu zaman di mana bangsa2 dari seluruh dunia akan datang mengerumuni kamu bagaikan orang2 yg kelaparan mengerumuni talam hidangan mereka. Maka salah seorang sahabat bertanya, “Apakah krn kami sedikit pd hari itu? Nabi Rasulullah SAW menjawab, Bahkan kamu pd hari itu banyak sekali tp kamu umpama buih di waktu banjir & Allah akan mencabut rasa gentar thp kamu dari hati musuh2 kamu & Allah akan melemparkan ke dlm hati kamu penyakit Wahan. Seorang sahabat bertanya: Apakah wahan itu, wahai Rasulullah?. Rasulullah SAW menjawab: “Cinta dunia & takut mati”. (HR. Abu Daud).

E. Tersebarnya tulisan & pena.  Seperti saat ini tersebarnya teknologi media sosial WA, Line, BBM, Chatt dll.

Dari Umar bin Tsa’lab r.a. berkata bhw Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Sebahagian dari tanda2 dekatnya Hari Kiamat, adl tersebarnya (melimpahnya) harta benda & luasnya perniagaan. Dan pena-pena akan bermunculan yg menunjukkan banyaknya bacaan &tulisan.” (HR.An-Nasa’I).

2. Tanda2 Besar (‘Alamatu Al-kubra).

Bila tanda2 besar tlh tiba maka hari kiamat akan segera terjadi. Tanda2 besar hari kiamat munculnya peristiwa2 besar yg tdk biasa terjadi. Seperti keluarnya Dajjal, turunnya Nabi ‘Isa Alaihissallam, keluarnya Ya’-juj & Ma’-juj serta terbitnya maatahari dari arah Barat. Rasulullah SAW bersabda,

إِنَّ السَّاعَةَ لاَ تَكُوْنُ حَتَّى تَكُوْنَ عَشْرُ آيَاتٍ: خَسْفٌ بِالْمَشْرِقِ، وَخَسْفٌ بِالْمَغْرِبِ، وَخَسْفٌ فِي جَزِيْرَةِ الْعَرَبِ، وَالدُّخَانُ، وَالدَّجَّالُ، ودَابَّةٌ، وَيَأْجُوْجُ وَمَأْجُوْجُ، وَطُلُوْعُ الشَّمْسِ مِنْ مَغْرِبِهَا، وَنَارٌ تَخْرُجُ مِنْ قَعْرِ عَدَنٍ تَرْحَلُ النَّاسَ، وَنُزُوْلُ عِيْسَى بْنِ مَرْيَمَ e.

Artinya : “Hari Kiamat tidak akan terjadi sehingga kalian melihat sepuluh tanda:

1. Penenggelaman permukaan bumi di timur.

2. Penenggelaman permukaan bumi di barat.

3. Penenggelaman permukaan bumi di Jazirah Arab.

4. Keluarnya asap.

5. Keluarnya Dajjal.

6. Keluarnya binatang besar

7. Keluarnya Ya’juj & Ma’juj.

8. Terbitnya matahari dari barat.

9. Api yg keluar dari dasar bumi ‘Adn yg menggiring manusia.

10. Turunnya Nabi Isa bin Maryam Alaihissallam.

(HR.Muslim No.2.901).

Bila tanda2 kecil hari kiamat sdh semakin nyata terjadi maka tdk akan lama lg akan tiba tanda2 besar hari kiamat. Mari persiapkan diri utk menyongsong terjadinya hari kiamat dgn kembali ke jln Allah SWT memperbaiki diri, meningkatkan ilmu agama, berjuang dijalan Allah utk menyerukan kpd yg ma’ruf, mencegah terjadinya kemungkaran, memperbanyak amal soleh dgn harapan mendapati ajal kematian dgn husnul khatimah.

Wallahu a’lam

By : Tommy Abdillah