Senin, 30 Mei 2016

Fiqh Ibadah : Rukhsha Puasa Ramadhan

بسم الله الرحمن الرحيم

Pelajaran Ayat Al-Qur’an Hari Ini :

{أَيَّامًا مَّعْدُودَاتٍ ۚ فَمَن كَانَ مِنكُم مَّرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ أَيَّامٍ أُخَرَ ۚ وَعَلَى الَّذِينَ يُطِيقُونَهُ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِينٍ ۖ فَمَن تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ لَّهُ ۚ وَأَن تَصُومُوا خَيْرٌ لَّكُمْ ۖ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ} [البقرة : 184]

Artinya : (yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.(QS.Al-Baqarah:184).

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Saudaraku seiman, Segala puji hanyalah milik Allah Subhana wa ta’ala. Shalawat & salam senantiasa tercurahkan kpd Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallan, para keluarganya, sahabat2 nya & ummatnya yg istiqomah diatas sunnahnya hingga hari kiamat. Tausiyah group WA & BBM pagi ini akan membahas tentang fiqh ibadah yakni rukhsha puasa Ramadhan.

Tanpa kita sadari perputaran waktu & hari silih berganti cepat berganti. Sesuai dgn kalender Hijriyah hari ini adl hari Senin tgl 23 Sya’ban 1437 Hijriyah. Artinya sekitar 6 atau 7 hari lg kita akan menghadapi & menjalani ibadah puasa Ramadhan. Utk itu penbahasan tausiyah group WA & BBM akan difokuskaan seputar fiqh puasa Ramadhan.

Pd bulan ramadhan tahun2 yg lalu ada diantara kaum muslimin yg ditimpa musibah sakit, para ibu rumah tangga yg sedang hamil atau menyusui & orang2 yg menempuh perjalanan yg jauh (musafir) shg ia tdk dpt menunaikan kewajiban puasa ramadhan secara penuh. Allah SWT tlh mensyari’atkan bagi mrk rukhsah atau keringanan utk mengganti puasa Ramadhan yg tertinggal dihari2 yg lain sebelum datangnya kembali bulan Ramadhan.

Bagi perempuan yg hamil & menyusui, tak ada khilafiyah di antara ulama keduanya boleh tak berpuasa Ramadhan. Rasulullah SAW bersabda,

إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ وَضَعَ عَنِ الْمُسَافِرِ شَطْرَ الصَّلاَةِ وَعَنِ الْمُسَافِرِ وَالْحَامِلِ وَالْمُرْضِعِ الصَّوْمَ أَوِ الصِّيَامَ

Artinya : Sesungguhnya Allah ‘Azza wajalla telah menanggalkan bagi musafir setengah (kewajiban) shalatnya & jg (kewajiban) puasanya, Dan bagi perempuan hamil & menyusui, (kewajiban) puasanya. (HR Ibnu Majah, Nasa’i, Tirmidzi). (Mahmud Uwaidhah, Al-Jami’ li Ahkam As Shiyam, hal. 53).

Ada bbrp kasus pertaanyaan terkait dgn rukhsah puasa Ramadhan yaitu :

1. Apakah disyaratkan ibu yg hamil atau menyusui krn khawatir akan dirinya, janinnya & bayi yang disusuinya ataukah hanya krn hamil & menyusui?

Ulama berbeda pendapat mengenai syarat perempuan hamil & menyusui boleh tak berpuasa Ramadhan. Sebagian ulama berpendapat, jika perempuan yg hamil & menyusui khawatir akan dirinya, atau anaknya (janin/bayi yg disusui), maka dia boleh tak berpuasa. Ini pendapat rajih dlm madzhab Syafi’i & pendapat Imam Ahmad. Namun sebagian ulama berpendapat, perempuan yg hamil & menyusui secara mutlak boleh tak berpuasa, baik ada kekhawatiran atau tdk, baik khawatir akan dirinya atau anaknya. Ini pendapat Syaikh Ali-Raghib. (Ref ;: Muhammad Abdurrahman Dimasyqi, Rahmatul Ummah fi Ikhtilaf Al-A’immah, hal.66, Ali Raghib, Ahkam As-Shalah, hal 121).

2. Apakah perempuan hamil & menyusui wajib mengqadha’ puasanya? Dlm hal ini terdapat bbrp pendapat ulama :

A. Sebagian ulama seperti Ibnu Abbas r.a & Ibnu Umar r.a, membolehkan mengganti puasa dgn fidyah, tdk mewajibkan qadha’. Namun yg rajih adl pendapat mayoritas ulama yg mewajibkan qadha’ sebab pendapat Ibnu Abbas r.a itu diragukan, mengingat dalam Mushannaf Abdur Razaq (no. 7.564) Ibnu Abbas justru berpendapat sebaliknya, yaitu wajib mengqadha’ & tak boleh membayar fidyah. (Ref ; Soal jawab KH.Siddiq Al-jawi).

B. Wajib mengqadha’ (mengganti) puasa & memberi makan kpd orang2 miskin bagi setiap hari yg ditinggalkan yaitu sebanyak 1 mud = 0,6 Kg berupa makanan pokok. Inilah pendapat Imam Asy-Syafi’i, Imam Malik & Imam Ahmad. Namun menurut ulama Syafi’iyah & Hanabilah, jika wanita hamil & menyusui takut sesuatu membahayakan dirinya (tidak anaknya), maka wajib baginya mengqadha’ puasa saja krn keduanya disamakan seperti orang yg sakit. Allah SWT berfirman,

وَعَلَى الَّذِينَ يُطِيقُونَهُ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِين

Artinya : Dan wajib bagi orang2 yg berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin.(QS.Al-Baqarah:184).

C. Cukup mengqadha’ puasa saja tanpa hrs membayar fidhya. Inilah pendapat Imam Al-Auza’i, Imam Ats-Tsauriy & Imam Abu Hanifah

D. Cukup memberi makan kpd orang2 miskin tanpa mengqadha’. Inilah pendapat Ibnu Abbas r.a, Ibnu ‘Umar r.a & Syaikh Albani.

3. Bagi orang2 yg sakit kategori sakit berat yg bila berpuasa dpt membahayakan kesehatannya maka ia dpt tdk berpuasa & menggantikannya dilain hari diluar bulan ramadhan. Pengecualian ini tdk berlaku bagi orang yg sakit ringan.

فَمَن كَانَ مِنكُم مَّرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ أَيَّامٍ أُخَر

Artinya : Maka barangsiapa diantara kamu ada yg sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yg ditinggalkan itu pada hari2 yg lain.(QS.Al-Baqarah:184).

4. Sementara rukhsah bagi orang2 yg menempuh perjalanan yg jauh atau musafir jumhur ulama bersepakat batasan utk mengqashsr shalat & mengqadha puasa adl sejauh 85 Km & sebagian ulama lain berpendapat bila menempuh perjalanan 3 hari 3 malam dgn menggunakan binatang tunggangan (ref : Kitab Fiqh Sunnah). Utk orang yg safar batasan jarak saat ini dikembalikan kepada urf atau kebiasaan masyarakat bila perjalanan itu sdh dikatakan kategori yg jauh maka dibolehkan baginya utk mengqadha puasa di lain hari.

Prinsipnya ajaran Islam itu mudah & tdk mempersulit bagi hamba2 Allah utk menunaikan kewajibannya selaku seorang hamba. Maka permudahlah dlm urusan ibadah dgn mengamalkan tuntunan apa yg tlh ditetapkan oleh Allah SWT & Rasul-Nya.

Allah SWT berfirman,

َ ۗ يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ

Artinya : Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. (QS.Al-Baqarah:185).

Semoga Allah SWT msh memberi kita kesempatan utk bertemu dgn Ramadhan nanti. Semoga Allah SWT selalu memberi kita kesehatan & kekuatan iman shg kita mampu bersungguh2 menunaikan ibadah puasa ramadhan dgn keikhlasan semata2 utk mengharapkan ridha Allah SWT. Aamiin ya Allah..

Wallahu a’lam

By : Tommy Abdillah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar