Minggu, 19 Maret 2017

‘Memperbaiki’ Shalat

Alhamdulillah. Segala puji hanya milik Alloh Swt. Semoga Alloh Yang Maha Pemberi Petunjuk memberi kita kekuatan untuk senantiasa menjaga kebeningan hati. Sholawat dan salam semoga selalu tercurah kepada baginda nabi Muhammad Saw.

Saudaraku, setiap perintah Alloh Swt. itu pasti kebaikan dari segala sisi. Seperti perintah sholat, pasti merupakan kebaikan, baik untuk sisi lahiriah maupun batiniah, baik untuk dunia maupun untuk akhirat. Demikian juga sholat baik untuk hubungan kita dengan sesama manusia, dengan lingkungan sekitar dan dengan Alloh Swt.

Oleh karena itu, ketika ada seseorang yang akhlaknya buruk, lisannya tajam, perbuatannya zholim, maka bisa dipastikan ada masalah dengan pelaksanaan sholatnya. Kemungkinan besar sholatnya masih bolong-bolong, dan jikapun melaksanakan hanya gerakan dan bacaan tidak meresap menjadi kesadaran.

Alloh Swt. berfirman, “..dan dirikanlah sholat. Sesungguhnya sholat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar.” (QS. Al Ankabut [29] : 45)

Oleh karena itu, ketika kita membicarakan sholat maka yang sedang kita bicarakan bukanlah sebatas tata caranya, bacaan dan gerakannya, waktu-waktunya saja, melainkan juga sampai kepada dampaknya. Indah sekali Islam ini, setiap ibadah pasti memiliki banyak dimensi. Ketika kualitas sholat seseorang itu bagus, maka bisa dipastikan bahwa orang tersebut dalam kesehariannya merupakan orang yang disiplin, amanah, bertanggungjawab, teratur dan terjaga setiap ucapan dan perbuatannya.

Semoga kita termasuk hamba-hamba Alloh Swt. yang senantiasa memperbaiki kualitas sholat kita, sehingga kita menjadi pribadi yang mulia, menjadi rahmat bagi orang-orang dan lingkungan di sekitar kita. Aamiin yaa Robbal ‘aalamiin.[]

 

Oleh: KH. Abdullah Gymnastiar ( Aa Gym )

Sabtu, 18 Maret 2017

Sesuatu yg telah dijamin dan Sesuatu yg harus dituntut

Pelajaran Hikmah hari ini:
إِجْتِهاَدُكَ فِيْماَ ضُمِنَ لَكَ وَتَقْصِيْرُكَ فِيْما َطُلِبَ مِنْكَ دَلِيلٌ عَلَى انْطِماَسِ الْبَصِيْرةِ مِنْكَ ( ابن عطاء الله)
Usahamu yg begitu kuat terhadap apa yg telah Allah jamin utk mu dan kelalaian mu terhadap apa yg dituntut dari mu adalah sebagai bukti telah butanya mata hati mu (Ibnu ‘Atho’ullah).

Saudaraku..

Dalam hidup ada 2 hal yg perlu diketahui; Sesuatu yg telah dijamin dan Sesuatu yg harus dituntut

Dunia sdh dijamin, rezeki sdh sdh dijamin. Usaha yg dilakukan utk mencari rezeki itu suatu kewajiban dan perintah. Namun di saat rezeki yg sdh ditentukan Allah dg kuantitas dan jumlah tertentu, maka jgn repotkan dirimu sehingga mencari hal2 yg haram dan proses yg haram. Allah sdh jamin itu semua utk manusia (QS. Al Ankabut:60). Bukankah Allah jamin rezeki bagi ahli maksiat tentu pasti Allah jamin rezeki utk ahli takwa? Bukankah Allah jamin rezeki utk orang2 kafir, maka tentu Allah pasti jamin bagi ahli iman?.

Apalagi dalam perkara mencari uang dan jabatan sampai memuliakan yang berduit, mengkriminalisasi ulama/ahli ibadah, mengamalkan Alquran sesuai hawa nafsu dan jika tidak sesuai ditinggalkan maka ini adalah orang2 yg hina dan buta mata hati nya.

Sesuatu yang dituntut Allah adalah akhirat dan kebaikan2 yg akn membawa keselamatan di akhirat nanti. Manusia dituntut mencari dan mempersiapkan kehidupan akhirat itu (QS. An Najm: 39)

Maka sangat aneh manusia saat ini, khususnya umat Islam menuntut dunia dg berlebihan padahal sdh dijamin dan mengabaikan akhirat yg belum jelas status dan keadaan mereka nantinya.

Sebaliknya orang2 yg beriman berharap jika hal itu dibalik. Akhirat sdh dijamin dan dunia yg dituntut/dicari. Tentu ini sangat luar biasa sekali. Dan betapa indahnya Akhirat sdh jelas status dan kedadaan kita nantinya.

Semoga kita termasuk orang2 yg sdh jelas status di akhirat nanti.

Akhukum

Robi Kurniawan

Jumat, 17 Maret 2017

Banyak Rahasia Hidup Tak Terungkap Manusia

Tausiyah Senja

#Banyak Rahasia Hidup Tak Terungkap Manusia#

Assalamu’alaikum

Saudaraku seiman, Banyak rahasia kehidupan (life secret) ini yg tdk dpt diungkap oleh akal manusia yg terbatas. Apa yg tlh terjadi, masalah yg sedang dialami & kondisi masa depan yg tak pernah pasti adl bagian dari proses kehidupan yg hrs dilalui oleh manusia. Ada sesuatu yg dipersiapkan secara matang & direncanakan dgn rapi tp tdk dpt terwujud menjadi sebuah kenyataan. Sebaliknya ada pula sesuatu hal yg tdk pernah ia rencanakan sebelumnya & tdk terbetik dlm jalan fikiranya tetapi saat ini terjadi & sedang ia alami.

Tak heran ada ungkapan menyatakan, manusia boleh berencana tp Allah SWT yg menentukan. Hal ini bukan berarti manusia tdk perlu berencana tp bertawakkal sembari berencana utk kehidupan yg lbh baik. Kehidupan manusia berada dlm genggaman kekuasaan Allah SWT. Seluruh perkara yg terjadi dialam semesta ini tlh diketahui oleh Allah SWT dlm kitab Lauh Al-mahfudz 50.000 thn sebelum diciptakan. Menyandarkan setiap kata & perbuatan kpd standart ridha Allah SWT berupa halal & haram adl kewajiban setiap hamba yg kelak akan dipertanggung jawabkan dihari kiamat kelak. Sedangkan ketetapan hasil merupakan hak & otoritas dari Allah SWT.

Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat dan Dia-lah yang menurunkan hujan, Dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”(QS.Luqman:34).

Wallahu a’lam

By : Tommy Abdillah

Keutamaan Amal Membaca Al-Qur’an

#Keutamaan Amal Membaca Al-Qur’an#

عن أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ أَبِي مُوسَى الْأَشْعَرِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قَالَ :
مَثَلُ الْمُؤْمِنِ الَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ، مَثَلُ الْأُتْرُجَّةِ: رِيحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا طَيِّبٌ. وَمَثَلُ الْمُؤْمِنِ الَّذِي لاَ يَقْرَأُ الْقُرْآنَ، مَثَلُ التَّمْرَةِ: لَا رِيحَ لَهَا وَطَعْمُهَا حُلْوٌ. وَمَثَلُ الْمُنَافِقِ الَّذِي يَقْرَأُ الْقُـرْآنَ، مَثَلُ الرَّيْحَانَـةِ: رِيحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا مُرٌّ. وَمَثَلُ الْمُنَافِقِ الَّذِي لَا يَقْـرَأُ الْقُرْآنَ، كَمَثَلِ الْحَنْظَلَةِ: لَيْسَ لَهَا رِيحٌ وَطَعْمُهَا مُرٌّ .( متفق عليه)

Artinya : Dari Anas ibn Malik radhiyallahu ‘anhu berkata : Abu Musa al-Asy’ari radhiyallahu ‘anhu berkata : “Perumpamaan orang mu’min yg membaca Al-Qur’an bagaikan buah Utrujah, rasa buahnya enak & aromanya wangi. Dan perumpamaan orang mu’min yg tidak membaca Al-Qur’an bagaikan buah Kurma, rasanya enak namun tidak beraroma. Sedangkan perumpamaan orang munafik yg membaca al-Qur’an, bagaikan buah Raihanah, aromanya enak namun rasanya pahit. Dan perumpaman orang munafik yg tidak membaca al-Qur’an, bagaikan buah Hanzalah, rasanya pahit tetapi tidak beraroma.(HR.Bukhari no. 4.632 & Muslim no. 1.328).

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Saudaraku seiman, Segala puji hanyalah milik Allah SWT. Shalawat & salam senantiasa tercurahkan kpd Rasulullah Muhammad SAW, para keluarganya, sahabat2 nya & ummatnya yg istiqomah diatas sunnahnya hingga hari kiamat.

Al-Qur’an adl wahyu Allah SWT yg diturunkan kpd Nabi Muhammad SAW melalui perantara malaikat Jibril ‘Alahi sallam sbg petunjuk hidup manusia & pembeda antara yg haq dgn yg bathil. Allah SWT berfirman,

{شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِّنَ الْهُدَىٰ وَالْفُرْقَانِ ۚ

Artinya : Bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur’an sbg petunjuk bagi manusia & penjelasan2 mengenai petunjuk itu & pembeda (antara yg hak & yg bathil).(QS.Al-baqarah:185).

Al-Qur’an menjadi mukjizat bagi orang2 yg beriman sepanjang zaman hingga hari kiamat. Al-Qur’an menjadi penasihat, penawar hati yg sedang gelisah-gundah gulana, dpt melapangkan dada yg terasa sempit & menjernihkan fikiran yg sedang kacau. Ia menjadi petunjuk & rahmat bagi manusia, sedangkan di akhirat kelak, ia akan menjadi syafa’at bagi para pembacanya. Rasulullah SAW bersabda, “Akan didatangkan Al-Quran di hari kiamat kelak kpd ahlinya (yakni orang2 yg selalu membaca Al-Quran ) yg beramal dengannya, terutama surat Al-Baqarah & Ali-Imran..”(HR.Muslim).

Rumah tampak terang benderang menurut pandangan Allah SWT apabila di dalamnya selalu dilantunkan ayat2 suci Al-Qur’an yg di baca oleh penghuninya. Cahaya ini bukan berasal dari lampu LED penerangan rumah tp cahaya ini berasal dari setiap huruf, kata, kalimat & ayat2 yg di baca oleh penghuni rumah. Lalu di tela’ah menjadi sinar yg menerangi hati, menjadi cahaya Ilahi, menerawang dlm setiap relung kehidupan. Al-Quran adl kitab suci paling agung yg paling banyak dibaca oleh umat manusia setiap hari, yg paling banyak dihafal & paling menyejukkan hati bila diperdengarkan.

Al-Qur’an dpt terwujud menjadi pedoman & petunjuk hidup, menjadi pembeda antara yg haq & bathil, menjadi syifaa/obat jiwa bila :

1. Dibaca dgn benar, dipelajari kaedah bacaannya sesuai dgn ilmu tajwid & ilmu qira’ati. Allah SWT berfirman,

وَرَتِّلِ الْقُرْآنَ تَرْتِيلا

“dan bacalah Al Qur’an dengan tartil” (QS.Al-Muzammil: 4).

Al-imam Ibnu Katsir rahimahullahu menafsirkan ayat diatas, Dan bacalah Al-Qur’an dgn tartilmaksudnya bacalah dgn pelan krn itu bisa membantu utk memahaminya & men-tadabburi-nya.(Tafsir Ibnu Katsir, jilid 8/250).

2. Difahami maknanya melalui penafsiran para ulama salafus saleh baik metode tafsir bilma’tsur maupun birra’yi.

3. Diamalkan seluruh isi kandungannya dlm seluruh aspek kehidupan mulai dari aqidah, ibadah, akhlaq, muamalah, hukum & politik bernegara. Allah SWT berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ ۚ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ

Artinya : Hai orang2 yg beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah2 syaithan. Sesungguhnya syaithan itu musuh yg nyata bagimu.(QS.Al-baqarah:208).

4. Dijadikan sbg sumber dari segala sumber hukum kehidupan. Al-Qur’an sbg ayat2 suci hrs berada diatas ayat2 Konstitusi hasil produk akal manusia yg terbatas.

Allah SWT berfirman,

{ أَفَحُكْمَ الْجَاهِلِيَّةِ يَبْغُونَ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ اللَّهِ حُكْمًا لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ }

Artinya: Apakah hukum jahiliyah yg mereka kehendaki? Dan siapakah yg lebih baik hukumnya dari pada Allah bagi orang2 yg yakin?(QS.Al-maidah:50).

5. Dida’wahkan ditengah2 kehidupan.

Sungguh besar pahala & keutamaan bagi orang2 yg mempelajari & mengajarkan Al-Qur’an. Rasulullah SAW bersabda,

خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَه

Artinya : Sebaik-baik kalian adalah orang yg belajar Al-Qur`an dan mengajarkannya.(HR.Bukhari).

Bahkan Al-Qur’an akan menjadi penolong di hari kiamat bagi orang2 yg rajin membaca & mengamalkannya.

اقرأوا الْقُرْآن فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْم الْقِيَامَة شَفِيعًا لأَصْحَابه (رواه مسلم)

Artinya : Bacalah Al-Quran, kelak ia akan datang di Hari Kiamat memberi syafaat kepada para pembacanya.” (HR.Muslim)

*Penutup*

Sbg muhasabah diri kita bersama, Seberapa banyak kita membaca Al-Qur’an setiap hari? Bisa jadi setiap hari kita lebih banyak menghabiskan waktu utk menonton TV, on line dlm jejaring sosial, membaca koran maupun majalah.

Semoga kita mampu berlomba2 dlm kebaikan termasuk didlm membaca Al-Quran dgn mengikuti target ODOJ (one day one juz).

Wallahu a’lam

By : Tommy Abdillah

Shalat Bagi Orang Sakit

Bagaimana cara mengerjakan shalat bagi orang yang sakit?

Pertama; wajib bagi orang yang sakit mengerjakan shalat fardhu dalam keadaan berdiri, walaupun tidak bisa berdiri tegak (berdiri miring), atau bersandar pada dinding atau tongkat.

Kedua; jika tidak mampu shalat sambil berdiri, dia diperbolehkan shalat sambil duduk. Ketika shalat sambil duduk, yang paling utama jika ingin melakukan gerakan berdiri (qiyam) dan ruku’ adalah dengan duduk mutarobi’an (duduk dengan kaki bersilang di bawah paha). Sedangkan jika ingin melakukan gerakan sujud, yang lebih utama adalah jika dilakukan dengan duduk muftarisyan (duduk seperti ketika tasyahud awwal).

Ketiga; jika tidak mampu mengerjakan shalat sambil duduk, boleh shalat sambil tidur menyamping (yang paling utama tidur menyamping pada sisi kanan) dan badan mengarah ke arah kiblat. Jika tidak mampu diarahkan ke kiblat, boleh shalat ke arah mana saja. Jika memang terpaksa seperti ini, shalatnya tidak perlu diulangi.

Keempat; jika tidak mampu mengerjakan shalat sambil tidur menyamping, maka dibolehkan tidur terlentang. Caranya adalah: kaki dihadapkan ke arah kiblat dan sangat bagus jika kepala agak sedikit diangkat supaya terlihat menghadap ke kiblat. Jika kakinya tadi tidak mampu dihadapkan ke kiblat, boleh shalat dalam keadaan bagaimanapun. Jika memang terpaksa seperti ini, shalatnya tidak perlu diulangi.

Kelima; wajib bagi orang yang sakit melakukan gerakan ruku’ dan sujud. Jika tidak mampu, boleh dengan memberi isyarat pada dua gerakan tadi dengan kepala. Dan sujud diusahakan lebih rendah daripada ruku’.

Jika mampu ruku’, namun tidak mampu sujud, maka dia melakukan ruku’ sebagaimana ruku’ yang biasa dilakukan dan sujud dilakukan dengan isyarat. Jika dia mampu sujud, namun tidak mampu ruku’, maka dia melakukan sujud sebagaimana yang biasa dilakukan dan ruku’ dilakukan dengan isyarat.

Keenam; jika tidak mampu berisyarat dengan kepala ketika ruku’ dan sujud, boleh berisyarat dengan kedipan mata. Jika ruku’, mata dikedipkan sedikit. Namun ketika sujud, mata lebih dikedipkan lagi.

Adapun isyarat dengan jari sebagaimana yang biasa dilakukan oleh sebagian orang yang sakit, maka ini tidaklah benar. Aku sendiri tidak mengetahui kalau perbuatan semacam ini memiliki landasan dari Al Kitab dan As Sunnah atau perkataan ulama.

Ketujuh; jika tidak mampu berisyarat dengan kepala atau kedipan mata, maka dibolehkan shalat dalam hati. Dia tetap bertakbir dan membaca surat, lalu berniat melakukan ruku’, sujud, berdiri dan duduk dengan dibayangkan dalam hati. Karena setiap orang akan memperoleh yang dia niatkan.

Kedelapan; wajib bagi setiap orang yang sakit untuk mengerjakan shalat di waktunya (tidak boleh sampai keluar waktu), dia mengerjakan sesuai dengan kemampuannya sebagaimana yang telah dijelaskan dan tidak boleh mengakhirkan satu shalat dari waktunya.

Jika memang menyulitkan bagi orang yang sakit untuk mengerjakan shalat di waktunya, maka boleh baginya untuk menjama’ shalat (menggabungkan shalat) yaitu menjama’ shalat Zhuhur dan Ashar atau Maghrib dan Isya. Boleh dilakukan dengan jama’ taqdim atau pun jama’ takhir, terserah mana yang paling mudah. Jika mau, dia boleh mengerjakan shalat Ashar di waktu Zhuhur atau boleh juga mengerjakan shalat Zhuhur di waktu Ashar. Begitu pula boleh mengerjakan shalat Isya’ di waktu Maghrib atau boleh juga mengakhirkan shalat Maghrib di waktu Isya’.

Adapun shalat shubuh, maka tidak perlu dijama’ (digabungkan) dengan shalat yang sebelum atau sesudahnya karena waktu shalat shubuh terpisah dengan waktu shalat sebelum atau sesudahnya.

Allah Ta’ala berfirman (yang artinya),

“Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat) subuh. Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan (oleh malaikat).” (QS. Al Isro’ [17] : 78)

Kesembilan; jika orang yang sakit tersebut ingin bersafar (melakukan perjalanan jauh) karena harus berobat di negeri lain, dia boleh menqoshor shalat yaitu shalat 4 raka’at (Zhuhur, ‘Ashar dan Isya’) diringkas menjadi 2 raka’at. Mengqoshor shalat di sini boleh dilakukan hingga dia kembali ke negerinya, baik safar (perjalanan) yang dilakukan dalam waktu lama atau pun singkat.

Hanya Allah-lah yang dapat memberi taufik.

Sumber : rumaysho.com

Kamis, 16 Maret 2017

Isteri Durhaka Kepada Suami

#Keluarga Muslim : Isteri Durhaka Kepada Suami#

Pelajaran Hadist Hari Ini :

Selesainya dari shalat Kusuf (shalat Gerhana), Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda menceritakan surga & neraka yg diperlihatkan kepada beliau ketika shalat,

وَرَأَيْتُ النَّارَ فَلَمْ أَرَ كَالْيَوْمِ مَنْظَرًا قَطُّ وَرَأَيْتُ أَكْثَرَ أَهْلِهَا النِّسَاءَ. قَالُوا: لِمَ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ: بِكُفْرِهِنَّ. قِيْلَ: يَكْفُرْنَ بِاللهِ؟ قَالَ: يَكْفُرْنَ الْعَشِيْرَ وَيَكْفُرْنَ اْلإِحْسَانَ، لَوْ أَحْسَنْتَ إِلىَ إِحْدَاهُنَّ الدَّهْرَ، ثُمَّ رَأَتْ مِنْكَ شَيْئًا قَالَتْ: مَا رَأَيْتُ مِنْكَ خَيْرًا قَطُّ

Artinya : “Dan aku melihat neraka. Aku belum pernah sama sekali melihat pemandangan seperti hari ini. Dan aku lihat ternyata mayoritas penghuninya adalah para wanita. Mereka bertanya, Kenapa para wanita menjadi mayoritas penghuni neraka, ya Rasulullah? Beliau menjawab, Disebabkan kekufuran mereka. Ada yang bertanya kepada beliau, Apakah para wanita itu kufur kepada Allah?” Beliau menjawab, (Tidak, melainkan) mereka kufur kepada suami dan mengkufuri kebaikan (suami). Seandainya engkau berbuat baik kepada salah seorang istri kalian pada suatu waktu, kemudian suatu saat ia melihat darimu ada sesuatu (yang tidak berkenan di hatinya) niscaya ia akan berkata, Aku sama sekali belum pernah melihat kebaikan darimu.”(HR. Bukhari no. 5197 dan Muslim no. 907).

السلام عليكم ورحمة الله وبر كاته

Saudaraku seiman, Segala puji hanyalah milik Allah SWT. Shalawat & salam senantiasa tercurahkan kpd Rasulullah Muhammad SAW, para keluarganya, sahabat2 nya &ummatnya yg istiqomah diatas sunnahnya hingga hari kiamat. Tausiyah group WA & BBM pagi ini akan membincangkan masalah rumah tangga muslim yakni isteri durhaka kpd suami.

Membangun mahligai rumah tangga mulai dari awal pernikahan diliputi oleh manis & pahitnya kehidupan. Perahu rumah tangga yg berlayar disambut oleh riak2 gelombak yg kecil hingga badai yg besar hingga kapal hendak karam dilautan.

Suami & isteri adl 2 insan lawan jenis yg memiliki latar belakang karakter & sifat yg berbeda. Tdk dpt saling menerima antara kelebihan & kekurangan masing2 terkadang menjadi pemicu keretakan dlm rumah tangga.

Didlm Islam kedudukan suami menjadi lahan surga ataupun bisa menjadi lahan neraka bagi isteri. Hadist diatas dgn tegas menjelaskan tentang mayoritas penduduk neraka adl wanita krn mrk durhaka thp suami & mengingkari kebaikan2nya.

Realitas kehidupan di era modern hari ini tdk sedikit kaum muslimin mengadopsi nilai2 kehidupan westernisasi Kapitalisme liberal diantaranya emansipasi & persamaan gender wanita. Atas nama persamaan gender mrk menuntut memiliki hak & persamaan dgn kaum laki2 dlm seluruh aspek kehidupan termasuk dlm berumah tangga, seolah2 hal ini menjadi era bagi para wanita modern utk tampil sejajar dgn laki2.

Tak heran sering timbul konflik dlm rumah tangga disebabkan faktor menuntut hak yg berlebihan. Didlm Islam hal yg demikian itu termasuk kedurhakaan krn hal semacam ini banyak sekali kita dapati dlm kehidupan keluarga kaum muslimin.

Ada jg didapati seorang istri yg mengingkari kebaikan2 suaminya selama sekian waktu yg panjang hanya disebabkan sikap atau perbuatan suami yg tdk cocok dgn kehendak sang istri. sebagaimana pepatah mengatakan, panas setahun dihapus oleh hujan sehari.

Pd hal yg hrs dilakukan oleh seorang istri adl bersyukur atas kebaikan yg diberikan suaminya, janganlah ia mengkufurinya krn Allah tdk akan melihat kpd istri semacam ini sebagaimana dijelaskan Rasulullah SAW : Allah tdk akan melihat kpd wanita yg tdk mensyukuri apa yg ada pd suaminya & tdk merasa cukup dgn nya.”(HR.Nasa’i di dalam Al Kubra).

3 bentuk kedurhakaan isteri thp suami :

1. Durhaka dgn ucapan

2. Durhaka dgn perbuatan

3. Durhaka dgn ucapan & perbuatan.

Isteri yg berkata kasar thp suaminya, mencela & mencaci makinya adl termasuk durhaka dgn ucapan. Menolak ajakan suami memenuhi nafkah bathin adl durhaka dlm perbuatan. Termasuk bentuk kedurhakaan jg apabila seorang isteri membicarakan perbuatan suami yg tdk ia sukai kpd teman2 atau keluarganya tanpa sebab yg dibenarkan oleh syara’. Atau ia menuduh suaminya dgn tuduhan2 yg bermaksud utk menjatuhkan & merusak kehormatannya shg suaminya dipandang hina di mata orang lain.

Begitu jg apabila seorang isteri meminta talak atau di khulu’/dicerai tanpa sebab syar’i. Sungguh berat amanah menjadi seorang isteri dari seorang suami. Semoga para muslimah sbg isteri mau dibimbing, dinasehati & diarahkan oleh suaminya menjadi isteri yg soleha.

Wallahu a’lam

By ; Tommy Abdillah

Keutamaan Orang Miskin

Orang miskin punya keutamaan saat ia mau bersabar. Di sini juga jadi pertanda, jangan sampai kita meremehkan mereka.

Berikut tiga di antaranya:
1- Penghuni surga banyak orang miskin

Dari Harits bin Wahb radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa ia berkata,

أَلاَ أُخْبِرُكُمْ بِأَهْلِ الْجَنَّةِ كُلُّ ضَعِيفٍ مُتَضَعِّفٍ لَوْ أَقْسَمَ عَلَى اللَّهِ لأَبَرَّهُ ، أَلاَ أُخْبِرُكُمْ بِأَهْلِ النَّارِ كُلُّ عُتُلٍّ جَوَّاظٍ مُسْتَكْبِرٍ

“Maukah kuberitahu pada kalian siapakah ahli surga itu? Mereka itu adalah setiap orang yang lemah dan dianggap lemah oleh para manusia, tetapi jika ia bersumpah atas nama Allah, pastilah Allah mengabulkan apa yang disumpahkannya. Maukah kuberitahu pada kalian siapakah ahli neraka itu? Mereka itu adalah setiap orang yang keras, kikir dan gemar mengumpulkan harta lagi sombong” (HR. Bukhari no. 4918 dan Muslim no. 2853).

Orang yang lemah yang dimaksud adalah orang yang diremehkan orang lain karena keadaan yang lemah di dunia (alias: miskin). Ini cara baca mutadho’af dalam hadits. Bisa juga dibaca mutadho’if yang artinya orang yang rendah diri dan tawadhu’. Al Qadhi menyatakan bahwa yang dimaksud orang yang lemah adalah orang yang lembut hatinya dan tawadhu’. Lihat Syarh Shahih Muslim, 17: 168.
2- Orang miskin mendahului orang kaya masuk surga

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

يَدْخُلُ فُقَرَاءُ الْمُؤْمِنِينَ الْجَنَّةَ قَبْلَ الأَغْنِيَاءِ بِنِصْفِ يَوْمٍ خَمْسِمِائَةِ عَامٍ

“Orang beriman yang miskin akan masuk surga sebelum orang-orang kaya yaitu lebih dulu setengah hari yang sama dengan 500 tahun.” (HR. Ibnu Majah no. 4122 dan Tirmidzi no. 2353. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan)

Diterangkan dalam Tuhfatul Ahwadzi (7: 68) sebagai berikut.

Satu hari di akhirat sama dengan seribu tahun di dunia. Sebagaimana yang Allah Ta’ala sebutkan,

وَإِنَّ يَوْمًا عِنْدَ رَبِّكَ كَأَلْفِ سَنَةٍ مِمَّا تَعُدُّونَ

“Sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu.” (QS. Al Hajj: 47). Oleh karenanya, setengah hari di akhirat sama dengan 500 tahun di dunia.

Adapun firman Allah Ta’ala,

فِي يَوْمٍ كَانَ مِقْدَارُهُ خَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ

“Dalam sehari yang kadarnya limapuluh ribu tahun” (QS. Al Ma’arij: 4). Ayat ini menunjukkan pengkhususan dari maksud umum yang sebelumnya disebutkan atau dipahami bahwa waktu tersebut begitu lama bagi orang-orang kafir. Itulah kesulitan yang dihadapi orang-orang kafir,

فَإِذَا نُقِرَ فِي النَّاقُورِ (8) فَذَلِكَ يَوْمَئِذٍ يَوْمٌ عَسِيرٌ (9) عَلَى الْكَافِرِينَ غَيْرُ يَسِيرٍ (10)

“Apabila ditiup sangkakala, maka waktu itu adalah waktu (datangnya) hari yang sulit, bagi orang-orang kafir lagi tidak mudah.” (QS. Al Mudatsir: 8-10).
3- Berkah dari do’a orang miskin

Dalam hadits disebutkan bahwa Sa’ad menyangka bahwa ia memiliki kelebihan dari sahabat lainnya karena melimpahnya dunia pada dirinya, lantas Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

هَلْ تُنْصَرُوْنَ وَتُرْزَقُوْنَ إِلاَّ بِضُعَفَائِكُمْ

“Kalian hanyalah mendapat pertolongan dan rezeki dengan sebab adanya orang-orang lemah dari kalangan kalian” (HR. Bukhari no. 2896).

Dalam lafazh lain disebutkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّمَا يَنْصُرُ اللهُ هَذَهِ اْلأُمَّةَ بِضَعِيْفِهَا: بِدَعْوَتِهِمْ، وَصَلاَتِهِمْ، وَإِخْلاَصِهِمْ.

“Sesungguhnya Allah menolong umat ini dengan sebab orang-orang lemah mereka di antara mereka, yaitu dengan doa, shalat, dan keikhlasan mereka” (HR. An Nasai no. 3178. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)

Ibnu Baththol berkata, “Ibadah orang-orang lemah dan doa mereka lebih ikhlas dan lebih terasa khusyu’ karena mereka tidak punya ketergantungan hati pada dunia dan perhiasannya. Hati mereka pun jauh dari yang lain kecuali dekat pada Allah saja. Amalan mereka bersih dan do’a mereka pun mudah diijabahi (dikabulkan)”. Al Muhallab berkata, “Yang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam maksudkan adalah dorongan bagi Sa’ad agar bersifat tawadhu’, tidak sombong dan tidak usah menoleh pada harta yang ada pada mukmin yang lain” (Lihat Syarh Al Bukhari li Ibni Baththol, 9: 114).
Pengemis Jalanan Bukanlah Orang Miskin

Karena rerata pengemis jalanan adalah orang mampu nan kuat yang malas bekerja, padahal di balik itu juga mereka kaya.

Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَيْسَ الْمِسْكِينُ الَّذِى تَرُدُّهُ الأُكْلَةُ وَالأُكْلَتَانِ ، وَلَكِنِ الْمِسْكِينُ الَّذِى لَيْسَ لَهُ غِنًى وَيَسْتَحْيِى أَوْ لاَ يَسْأَلُ النَّاسَ إِلْحَافًا

“Namanya miskin bukanlah orang yang tidak menolak satu atau dua suap makanan. Akan tetapi miskin adalah orang yang tidak punya kecukupan, lantas ia pun malu atau tidak meminta dengan cara mendesak” (HR. Bukhari no. 1476).

Moga Allah beri kita taufik dan hidayah untuk semakin peduli pada orang-orang miskin, apalagi kerabat dekat kita.

Semoga bermanfaat.

Sumber : rumaysho.com

RUMAH YANG TERLIHAT OLEH PENDUDUK LANGIT

Di dunia ini ada rumah yang terlihat oleh penduduk langit. Seperti apakah rumah yang terlihat oleh penduduk langit tersebut ?.

Nabi صلّى الله عليه وسلّم bersabda:

إنَّ البيت ليُتلى فيه القرآن؛ فيتراءى لأهلِ السماء كما تتراءى النجومُ لأهل الأرض

“Sesungguhnya rumah yang dibacakan di dalamnya al-Qur’an, maka rumah tersebut akan terlihat oleh para penduduk langit sebagaimana terlihatnya bintang-bintang oleh penduduk bumi.”

[Hadits dikeluarkan oleh Ahmad, Adz-Dzahabiy, Lihat kitab ash-Shahihah no. 3112].

Maka janganlah rumah kita kosong dari tilawah ayat-ayat al-Qur’an, sehingga rumah kita tidak terlihat oleh penduduk langit.

Rutinkan bacaan Qur’an di rumah kita agar rumah kita selalu terlihat oleh para penduduk langit.

اَللّٰهُمَّ اجْعَلْنَا مِنْ أَهْلِ القُرْآن..

Ustadz Abdul Basid, Lc
-hafidzhahullaahu ta’aala-

Rabu, 15 Maret 2017

Air Salah Satu Tanda Keagungan Ciptaan Allah SWT

#Aqidah Islam : Air Salah Satu Tanda Keagungan Ciptaan Allah SWT#

Pelajaran Ayat Al-Qur’an Hari Ini :

Allah Subhanahu Wa Ta’ala Berfirman,

{إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَالْفُلْكِ الَّتِي تَجْرِي فِي الْبَحْرِ بِمَا يَنفَعُ النَّاسَ وَمَا أَنزَلَ اللَّهُ مِنَ السَّمَاءِ مِن مَّاءٍ فَأَحْيَا بِهِ الْأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا وَبَثَّ فِيهَا مِن كُلِّ دَابَّةٍ وَتَصْرِيفِ الرِّيَاحِ وَالسَّحَابِ الْمُسَخَّرِ بَيْنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ لَآيَاتٍ لِّقَوْمٍ يَعْقِلُونَ} [البقرة : 164]

Artinya : “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.”(QS.Al-Baqarah:164).

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Saudaraku seiman, Segala puji hanyalah milik Allah Subhana wa ta’ala. Shalawat & salam senantiasa tercurahkan kpd Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, para keluarganya, sahabat2 nya & ummatnya yg istiqomah diatas sunnahnya hingga hari kiamat. Tausiyah group WA & BBM pagi ini akan membahas tentang Aqidah Islam yakni membaca & mencermati air sbg salah satu tanda keagungan ciptaan Allah SWT.

Segala puji bagi Allah SWT yg tlh menciptakan air. Air adl salah satu dari sumber kehidupan (life resource). Tiada kehidupan makhluk dibumi tanpa ada air. Begitu besar ketergantungan makhluk hidup thp air & betapa besar manfaat air bagi kehidupan. Sampai saat ini belum ada satu zat pun yg dpt menggantikan air sbg salah satu sumber kehidupan. Bila fungsi air sangat berarti bagi kehidupan berarti betapa agungnya zat yg menciptakan air yakni Allah SWT.

Memikirkan tentang fenomena alam semesta, manusia & kehidupan adl bagian dari proses menuju keimanan kpd Allah SWT. Al-Imam Al-Juwaini rahimahullahu (W 478 H) mengatakan, Kewajiban pertama kali atas orang yg aqil baligh beriringan semakin matangnya kedewasaan atau terjadinya mimpi adl niat berfikir dgn benar yg membawa kpd pengetahuan bhw alam ini adl sesuatu yg baru.(Kitab Al-irsyad Fii ushulil Fiqh hal 3).

Dengan demikian seorang hamba yg tlh mencapai usia baligh & berakal memiliki kewajiban utk membaca ayat2 kauniyah (research and analysis). Ayat2 kauniyah adl ayat atau tanda yang wujud di sekeliling manusia yg diciptakan oleh Allah SWT. Ayat2 ini adl ayat2 dlm bentuk segala ciptaan Allah SWT berupa alam semesta & semua yg ada di dalamnya.

Syaikh Taqiyuddin An-Nabhani rahimahullahu menjelaskan, Islam dibangun di atas satu dasar, yaitu aqidah. Aqidah menjelaskan bhw di balik alam semesta, manusia & hidup, terdapat Pencipta (Al-Khaliq) yg tlh meciptakan ketiganya, serta yg tlh meciptakan segala sesuatu lainnya. Dialah Allah SWT. Bahwasanya Pencipta tlh menciptakan segala sesuatu dari tdk ada menjadi ada. Ia bersifat wajibul wujud, wajib adanya. Sebab kalau tdk demikian, berarti Ia tdk mampu menjadi Khaliq. Ia bukanlah makhluk krn sifat-Nya sbg Pencipta memastikan bhw diri-Nya bukan makhluk. Pasti pula bhw Ia mutlak adanya krn segala sesuatu menyandarkan wujud atau eksistensinya kpd diri- Nya, sementara Ia tidak bersandar kpd apapun.(Kitab Nidzomu Al-islam hal 9).

*Fakta Tentang Air*

Secara ilmiah air adl substansi kimia dgn rumus H2O, satu molekul air tersusun atas 2 atom hidrogen yg terikat secara kovalen pd satu atom oksigen. Air bersifat tdk berwarna, tdk berasa & tdk berbau pd kondisi standar, yaitu pd tekanan 100 kPa (1 bar). Nama alternatif Air adl aqua, dihidrogen monoksida, hidrogen hidroksida. Dgn titik lebur 0°C (273.15 K) (32 ºF) & titik didih 100 °C (373.15 K) (212 ºF).

Yedi Purwanto dalam Jurnal Sosioteknologi Edisi 13 Tahun 7, April 2008 mengatakan, berdasarkan keterangan dokter, manusia dpt bertahan hidup selama 5-7 hari tanpa makanan. Tetapi manusia tersebut hrs mendapatkan air utk tubuhnya. Jika demikian adanya, tentu manusia tdk dpt hidup tanpa air.

Imam Suyuthi rahimahullahu didlm kitab Asbabun nuzul menjelaskan sebab turunnya QS.Al-Baqarah ayat 164 diatas, Diriwayatkan oleh Sa’id bin Manshur di dlm Sunannya, Al-Faryabi di dlm Tafsirnya & Al-Baihaqi di dlm kitab Syu’bul Iman yg bersumber dari Abidh-Dhuha bhw ketika turun ayat tsb (QS.Al-Baqarah ayat 163), kaum musyrikin kaget & bertanya2 : Apakah benar Tuhan itu tunggal? Jika benar demikian berikanlah kpd kami bukti-buktinya. Maka turunlah ayat berikutnya (QS.Al-Baqarah ayat 164) yg menegaskan adanya bukti-bukti ke-Esaan Tuhan.

Imam As-Suyuthi berpendapat bhw hadist ini mu’dhal tp ada syahid (penguatnya) Air hujan turun dari langit diatur oleh Allah SWT. Kemudian mengalir dari hulu dipuncak pegunungan hingga ke hilir dimuara sungai yg banyak dimanfaatkan oleh manusia. Air menjadi zat yg langka ketika musim kemarau datang yg berakibat petani gagal panen, sumber mata air kering, sungai pun surut, hutan mudah dibakar & akhirnya asap melanda.

Urgensitas air sbg salah satu sumber kehidupan tdk dpt dimonopoli oleh segelintir orang (Kapitalisasi) utk dieksploitasi & di eksplorasi. Islam tlh menetapkan kepemilikan dalam 3 jenis yaitu : kepemilikan individu (private property), kepemilikan umum (public property & kepemilikan negara (state property).

*Penutup*

Dlm perspektif Islam sumber mata air adl termasuk kepemilikan umum yg tdk dpt dikuasai oleh individu. Arti dari kepemilikan umum adl apabila dikuasai oleh individu dpt mengancam kepentingan & kemaslahatan kehidupan publik masyarakat. Aset2 kepemilikan umum wajib dikelola oleh negara sebagai public service secara profesional & amanah dlm rangka utk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat (basic need). Bila hal demikian terwujud maka termasuk upaya mensyukuri ni’mat limpahan air dari Allah SWT.

Sebaliknya realitas menunjukkan berapa banyak sumber2 mata air yg terkategori sbg milik ummat tp dikuasai oleh para cukong2 Kapitalis atas dasar penanaman modal asing. Apakah ini tanda dari perbuatan kufur ni’mat?

Wallahu a’lam

By : Tommy Abdillah

Keutamaan Shalat Tepat Waktu

#Keutamaan Shalat Tepat Waktu#

Pelajaran Hadist Hari Ini

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam Bersabda,

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ مَسْعُود رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: ” سَأَلْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ الْعَمَلِ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ؟ قَالَ: الصَّلَاةُ عَلَى وَقْتِهَا، قَالَ: ثُمَّ أَيٌّ؟ قَالَ: ثُمَّ بِرُّ الْوَالِدَيْنِ، قَالَ: ثُمَّ أَيٌّ؟ قَالَ: الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ

Artinya : Dari ‘Abdullah bin Mas’uud radliyallaahu ‘anhu, ia berkata : Aku pernah bertanya kepada Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam tentang amal apakah yg paling dicintai oleh Allah. Beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam menjawab : “Shalat pada waktunya”. Ibnu Mas’uud berkata : lalu apa ? Beliau menjawab : Berbuat baik kepada kedua orang tua. Ibnu Mas’uud berkata : lalu apa ? Beliau menjawab : Jihad di jalan Allah. (HR.Bukhari No.527).

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Saudaraku seiman, Segala puji hanyalah milik Allah Subhana wa ta’ala. Shalawat & salam senantiasa tercurahkan kpd Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallan, para keluarganya, sahabat2 nya & ummatnya yg istiqomah diatas sunnahnya hingga hari kiamat. Tausiyah group WA & BBM pagi ini akan membahas tentang keutamaan shalat fardhu tepat pd waktunya & berjama’ah.

Shalat fardhu 5 kali sehari semalam tlh disyari’atkan oleh Allah SWT menjadi kewajiban bagi setiap mukmin. Shalat fardhu yg dikerjakan dgn niat ikhlas semata2 mengharap ridha Allah SWT & dikerjakan sesuai dgn teladan Rasulullah SAW lalu ditunaikan tepat pd waktunya maka akan dpt menghantarkan dirinya dicintai oleh Allah SWT.

Seorang hamba yg mendirikan shalat fardhu tepat pd waktunya & berjama’ah baik dimesjid maupun dimushalla pertanda dirinya adl seorang hamba yg sadar akan panggilan azan dari Allah SWT.

Seorang hamba yg mampu memenuhi seruan azan dgn meninggalkan segala bentuk aktivitas keduniaan pertanda didlm hatinya tertanam kecintaan kpd Allah SWT melebihi kecintaanya thp kenikmatan dunia yg fana.

Terkadang cukup naif bila kita mau merenungkan diri yaitu ketika kita dpt segera memenuhi panggilan pimpinan/atasan dgn segera tp mengabaikan panggilan azan utk ruku’ & sujud kpd Allah SWT.

Pimpinan kita adl makhluk sementara Allah SWT adl Al-khaliq/pencipta atas seluruh makhluk & semesta alam tp pimpinan lbh kita utamakan dari pd Allah SWT. Memang pimpinan kita yg memberi upah & gaji atas pekerjaan kita tp sadarkah kita bhw Allah SWT yg memberi kita kehidupan termasuk pimpinan kita bahkan termasuk yg menjamin rezqi gaji kita.

Khalifah Utsman bin ‘Affan radhiyallahu ‘anhu berkata; Barang siapa selalu mengerjakan shalat 5 waktu tepat pd waktu utamanya, maka Allah akan memuliakannya dgn 9 macam kemuliaan, yaitu :

1. Dicintai Allah

2. Badannya selalu sehat

3. Keberadaannya selalu dijaga malaikat

4. Rumahnya diberkahi

5. Wajahnya menampakkan jati diri orang shalih

6. Hatinya dilunakkan oleh Allah

7. Dia akan menyeberang Shirath (jembatan di atas neraka) seperti kilat

8. Dia akan diselamatkan Allah dari api neraka

9. Allah Akan menempatkannya di surga kelak bertetangga dgn orang2 yg tdk ada rasa takut bagi mereka & tdk pula bersedih hati.

Seorang hamba yg senantiasa shalat tepat pd waktunya & berjama’ah maka ia akan terbebas dari penyakit hati munafiq & dijaga dari azab api neraka. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

عن أنس بن مالك ـ رضي الله عنه ـ قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: مَنْ صَلَّى لِلَّهِ أَرْبَعِينَ يَوْمًا فِي جَمَاعَةٍ يُدْرِكُ التَّكْبِيرَةَ الْأُولَى كُتِبَتْ لَهُ بَرَاءَتَانِ بَرَاءَةٌ مِنْ النَّارِ وَبَرَاءَةٌ مِنْ النِّفَاقِ

Artinya : Dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu, ia mengatakan, Rasulullah SAW : “Barangsiapa yg shalat karena Allah selama 40 hari secara berjama’ah dengan mendapatkan Takbir pertama (takbiratul ihramnya imam), maka ditulis untuknya dua kebebasan, yaitu kebebasan dari api neraka & kebebasan dari sifat kemunafikan.”(HR.Tirmidzi, dihasankan oleh Syaikh Al-Albani di kitab Shahih Al-Jami’ II/1089).

Belum terlambat bagi kita utk memperbaiki kualitas ibadah shalat fardhu & shalat2 sunat nafilah lainnya utk didirikan dgn benar agar diterima & dicintai oleh Allah SWT yaitu dikerjakan dgn ikhlas, dikerjakan mengikuti tuntunan Rasulullah SAW & dikerjakan dgn tepat pd waktunya secara berjama’ah.

Semoga Allah ta’ala senantiasa memberikan kita cahaya petunjuk agar bisa tetap istiqmah beribadah kpd-Nya hingga ajal kematian tiba. Aamiin ya Allah..

Wallahu a’lam

By : Tommy Abdillah

Selasa, 14 Maret 2017

Tidak Takut Masa Depan

Tausiyah Senja

#Tidak Takut Masa Depan#

Assalamu’alaikum

Saudaraku seiman, Diantara manusia ada yg sangat mengkhawatirkan keadaan masa depannya. Kekhawatiran itu hingga membayang-bayangi kehidupannya krn ia takut keadaannya jauh lbh buruk dari kondisi kehidupannya saat ini.

Takut itu pd dasarnya adl alamiah yg muncul dari kelemahan manusia sbg makhluk. Masa depan adl bagian dari perkara ghaib yg tdk seorang makhluk pun mengetahuinya kecuali Allah ta’ala.

Rasa takut tdk hrs dibawa ke alam bawah sadar krn dpt berimplikasi buruk thp perilaku bahkan keimanan seorang hamba. Hadapi rasa takut dgn sikap optimis bhw kondisi hari esok jauh lbh baik dari hari ini.

Gantungkan harapan hidup hanya kpd Allah ta’ala semata bukan kpd kemampun diri yg lemah apalagi kpd orang lain seperti jabatan ataupun pimpinan.

Persiapkan masa depan dgn ilmu yg cukup & iman yg kuat maka kelak akan siap menghadapi situasi & kondisi yg lbh baik bahkan siap utk menghadapi kondisi terburuk sekalipun. Masa depan yg pasti adl kematian sbg pintu gerbang kehidupan akhirat yg kekal & abadi. Justru perkara inilah yg paling kita takutkan menghadapinya bila tanpa bekal yg cukup.

Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman : “Katakanlah : tidak ada seorangpun di langit & di bumi yg mengetahui perkara yg ghaib kecuali Allah.” (QS. An-Naml:65).

Wallahu a’lam

By : Tommy Abdillah

MINTALAH DOA PADA IBUMU..

COFFEE MORNING

MINTALAH DOA PADA IBUMU..

Jangan di kira doa seorang ibu itu biasa-biasa saja.
Dalam sebuah hadits disebutkan,

ثَلاَثُ دَعَوَاتٍ يُسْتَجَابُ لَهُنَّ لاَ شَكَّ فِيهِنَّ دَعْوَةُ الْمَظْلُومِ وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ وَدَعْوَةُ الْوَالِدِ لِوَلَدِهِ

“ Tiga doa yang mustajab yang tidak diragukan lagi yaitu doa orang yang dizholimi, doa orang yang bepergian (safar) dan doa baik orang tua pada anaknya.”
(HR. Ibnu Majah no. 3862, hasan).

Imam al-Lalika`iy meriwayatkan di dalam kitabnya Syarh as-Sunnah dan Ghanjar di dalam kitabnya Taariikh Bukhaara mengisahkan sebagai berikut:

” Sejak kecil Imam al-Bukhary kehilangan penglihatan pada kedua matanya alis buta.

Suatu malam di dalam mimpi, ibunya melihat Nabi Allah, al-Khalil, Ibrahim ‘alaihis salam yang berkata kepadanya,

‘ Wahai wanita, Allah telah mengembalikan penglihatan anakmu karena begitu banyaknya kamu berdoa.”

Pada pagi harinya, ia melihat anaknya dan ternyata benar, Allah telah mengembalikan penglihatannya.

Luar biasa, doa seorang ibu.

Imam Bukhari salah satu bukti doa ampuh ibunya.

Berbuat baiklah pada ibu dan minta terus doa baik darinya.

Senin, 13 Maret 2017

Belajar Menjadi Orang Sabar

Assalamu’alaikum

Saudaraku seiman, Kalimat sabar itu nyaring didengar telinga & mudah utk diucapkan lisan. Sifat sabar memang tdk mudah utk dimiliki & diamalkan kecuali bagi orang2 yg berhasil melatih dirinya utk bersabar.

Amru bin Usman Al-makkiy mengatakan sabar adl keteguhan bersama Allah, menerima ujian dari-Nya dgn lapang & tenang. Kesabaran merupakan salah satu ciri mendasar orang yg bertaqwa kpd Allah SWT. Bahkan sebagian ulama mengatakan bhw kesabaran merupakan setengah dari keimanan.

Sabar dpt diibaratkan seperti sebuah pisau yg tdk akan tumpul, tunggangan pedati yg tdk akan terjatuh & sinar yg tdk akan sirna bahkan ia menjadi teman sejati yg sangat setia. Sabar mencakup 3 hal : sabar dalam menerima musibah, sabar dalam menjalani ketaatan & sabar dalam menjauhi kemaksiatan.

Diantara upaya untuk memiliki sifat sabar : mengikhlaskan niat setiap amal ibadah semata2 krn ridha Allah SWT, memperbanyak ibadah shalat sunat nafilah, memperbanyak istighfar, memperbanyak puasa sunat, memperbanyak tilawah Al-Qur’an dan memperbanyak berdo’a kepada Allah SWT utk meminta dijadikan sbg seorang hamba yg penyabar.

Semoga Allah SWT menjadikan kita sbg orang2 yg sabar. Aamiin ya rabb..

Allah SWT berfirman, “Wahai orang-orang yg beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar & shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yg sabar.”(QS.Al-Baqarah:153).

Wallahu a’lam

By : Tommy Abdillah

Periodesasi Kepemimpinan Islam

#Politik Islam : Periodesasi Kepemimpinan Islam#

Pelajaran Hadist Hari Ini :

عَنِ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيرٍ، قَالَ: كُنَّا قُعُودًا فِي الْمَسْجِدِ مَعَ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَكَانَ بَشِيرٌ رَجُلًا يَكُفُّ حَدِيثَهُ، فَجَاءَ أَبُو ثَعْلَبَةَ الْخُشَنِيُّ، فَقَالَ: يَا بَشِيرُ بْنَ سَعْدٍ أَتَحْفَظُ حَدِيثَ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فِي الْأُمَرَاءِ ؟ فَقَالَ حُذَيْفَةُ: أَنَا أَحْفَظُ خُطْبَتَهُ، فَجَلَسَ أَبُو ثَعْلَبَةَ، فَقَالَ حُذَيْفَةُ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ” تَكُونُ النُّبُوَّةُ فِيكُمْ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ تَكُونَ، ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا، ثُمَّ تَكُونُخِلَافَةٌ عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ، فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ تَكُونَ، ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ اللهُ أَنْ يَرْفَعَهَا، ثُمَّ تَكُونُ مُلْكًا عَاضًّا ، فَيَكُونُ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ يَكُونَ، ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا، ثُمَّ تَكُونُ مُلْكًا جَبْرِيَّةً ، فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ تَكُونَ، ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا، ثُمَّ تَكُونُخِلَافَةً عَلَى مِنْهَاجِ نُبُوَّةٍ ” ثُمَّ سَكَتَ. (رواه أحمد)

Artinya : Dari Nu’man bin Basyir, ia berkata, Kami sedang duduk di dalam Masjid bersama Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, Basyir sendiri adalah seorang laki-laki yg suka mengumpulkan hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lalu, datanglah Abu Tsa’labah al-Khusyaniy seraya berkata, Wahai Basyir bin Sa’ad, apakah kamu hafal hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam yg berbicara tentang para pemimpin? Hudzaifah menjawab, Saya hafal khuthbah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Hudzaifah berkata, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Akan datang kepada kalian masa kenabian, dan atas kehendak Allah masa itu akan datang. Kemudian, Allah akan menghapusnya, jika Ia berkehendak menghapusnya. Setelah itu, akan datang masa Kekhilafahan ‘ala Minhaaj al-Nubuwwah dan atas kehendak Allah masa itu akan datang. Lalu, Allah menghapusnya jika Ia berkehendak menghapusnya. Setelah itu, akan datang kepada kalian, masa raja menggigit (raja yg dzalim), dan atas kehendak Allah masa itu akan datang. Lalu, Allah menghapusnya, jika Ia berkehendak menghapusnya. Setelah itu, akan datang masa raja diktator (pemaksa) dan atas kehendak Allah masa itu akan datang, lalu Allah akan menghapusnya jika berkehendak menghapusnya. Kemudian datanglah masa Khilafah ‘ala Minhaaj al-Nubuwwah (Khilafah yg berjalan di atas kenabian). Setelah itu, beliau diam.” (HR.Imam Ahmad No.17.680).

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Saudaraku seiman, Segala puji hanyalah milik Allah Subhanahu wa ta’ala. Shalawat & salam senantiasa tercurahkan kpd Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, para keluarganya, sahabat2 nya & ummatnya yg istiqomah diatas sunnahnya hingga hari kiamat.

Grup Tausiyah WA pagi ini akan membahas tentang politik Islam yaitu “Periodesasi kepemimpinan Islam.” Hal ini dimaksudkan agar kita memahami & meyakini khabar dari Rasulullah SAW tentang periodesasi kepemimpinan umat Islam.

Sejarah tlh mencatat kejayaan & kegemilangan peradaban Islam selama 13 abad sbg peradaban terpanjang didunia bila dibandingkan dgn peradaban yg lainnya seperti peradaban Yunani, Persia atau Romawi. Tepatnya sejak Rasulullah SAW hijrah ke Madinah thn ke-13 dari masa kenabian atau tahun 622 Masehi, dilanjutkan masa kepemimpinan Khulafah rasyidin, Khilafah Bani Ummayah, Khilafah Bani Abbasiyah hingga masa Khilafah Turki Utsmani & runtuh pd tgl 3 Maret 1924. Sejak saat itulah kaum muslimin tdk lg memiliki pelindung umat Islam, penjaga agama Islam & pemersatu umat Islam.

Hadits diatas bersumber dari Musnad Imam Ahmad, hadits no.17.680 & hanya Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullahu sendiri yg meriwayatkan hadits ini (infarada Imam Ahmad bin Hanbal).

Riwayat ini termasuk hadits marfu’ (bersambung hingga Rasulullah SAW).
Hadits diatas dinilai hasan oleh Syaikh Nashiruddin Al-Albani, Silsilah Al-Ahadits Al-Shahihah, 1/8. Dinilai hasan pula oleh Syaikh Syu’aib Al- Arna’uth, didlm Musnad Ahmad bi Hukm Al-Arna’uth, Juz 4 no hadits 18.430 & dinilai shahih oleh Al-Hafizh Al ‘Iraqi didlm Mahajjah Al-Qurab fi Mahabbah Al-‘Arab, 2/17).

Secara garis besar kita dpt membagi periode sejarah kepemimpinan Islam ke dlm 5 periode utama sesuai dgn Hadits riwayat Imam Ahmad diatas.

1. Periode ke-1 adl kepemimpinan langsung dari Nabi Muhammad SAW yg disebut sbg masa An-Nubuwwah (Masa Kenabian Rasulullah SAW sejak thn 610 M – 633 M).

2. Periode ke-2 merupakan Kepemimpinan para sahabat utama yakni Abu Bakar Ash-Shidiq, Umar bin Khattb, Utsman bin Affan & Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhum yg dikenal dgn julukan Khulafaur Rasyidin (Para Khalifah yg adil, jujur, benar & terbimbing oleh Allah SWT). Di dalam hadits tersebut periode ini dikenal sbg periodeKhilafatun ’ala Minhaj An-Nubuwwah (Kekhalifahan yg mengikuti Manhaj/sistem/Metode/Cara Kenabian sejak thn 11 – 41 Hijriyah atau 632 – 622 M).

3. Periode ke-3 adl umat Islam akan mengalami kepemimpinan para Mulkan ’Aadhdhon (Para Raja/penguasa yg Menggigit). Kepemimpinan para Mulkan ’Aadhdhon (Para Raja/penguasa yg Menggigit) merupakan periode dimana umat Islam memiliki para pemimpin yg tetap mengaku & dijuluki sbg para Khalifah utk menjalankan hukum2 Allah SWT dlm seluruh aspek kehidupan.

Mrk msh menyebut pemerintahannya sbg Khalifah Islamiyyah (Kekhalifahan Islam), namun pola suksesi seorang Khalifah kpd Khalifah berikutnya menggunakan cara pewarisan tahta laksana sistem kerajaan turun-temurun. Periode ini bisa dikatakan merupakan periode paling lama dlm sejarah Islam, ia berlangsung sekitar 13 abad, semenjak Daulah Bani Umayyah, lalu Daulah Bani Abbasiyyah & berakhir dgn Kesultanan Utsmani Turki. Itulah sebabnya mereka dijuluki oleh Nabi sbg para Mulkan.

Periode Mulkan ’Aadhdhon betapapun keadaannya para raja tsb msh ”menggigit Al-Qur’an & As-sunnah, sbg 2 sumber hukum Islam meskipun tdk sebaik para Khulafaur Rasyidin.

4. Periode ke-4 adl Mulkan Jabbariyyan (Para Raja/penguasa yg memaksakan kehendak). Periode inilah yg sedang kita lalui saat ini. Inilah periode dimana umat Islam dlm kondisi yg sangat memprihatinkan. Umat Islam terpecah belah, terjajah & terbelakang. Inilah periode paling kelam dlm sejarah Islam. “We are living in the darkest ages of the Islamic history.”

5. Periode kelima adl berjayanya kembali umat ini dgn tegaknya kembali Khilafatun ’ala Minhaj An-Nubuwwah (Kekhalifahan yg mengikuti manhaj/sistem/metode/cara Kenabian). Umat Islam akan menyaksikan munculnya kembali para pemimpin sekaliber Khulafaur Rasyidin di akhir zaman. Umat Islam akan memiliki kembali rumah syar’i mrk yakni Khilafah Islamiyyah

*Penutup*

Tegaknya kembali Khilafah ‘Ala Minhaaji An-Nubuwwah menyertakan peran & andil dari seluruh kaum Muslimin, bukan semata2 hanya andil dari kekuasaan Allah SWT. Utk itu kaum Muslimin wajib merencanakan & berjuang dgn sungguh2 utk menegakkan & mewujudkan kembali Khilafah Islamiyyah. Kita dilarang utk menunggu2 tegaknya Khilafah Islaamiyyah tanpa melakukan tindakan apapun dgn alasan berdirinya khilafah merupakan taqdir & qadla’nya Allah SWT.

Kaum muslimin hrs memelihara kesabaran, istiqomah & optimisme bhw umat Islam akan kembali berkuasa menguasai peradaban dunia sebelum terjadinya hari kiamat. Dan yg lbh penting adl hendaknya mrk berjuang sebagaimana berjuangnya Nabi SAW & para sahabatnya yg mulia utk mendakwahkan & memperjuangkan tegaknya Islam.

Semoga kita diberi Allah SWT kesempatan utk menyaksikan kembali tegaknya kejayaan Khilafah Islam.

Wallahu a’lam

By : Tommy Abdillah

Senin, 06 Maret 2017

Sumpah Demi Allah Tapi Bohong, Apa Akibatnya?

Bersumbah dengan nama Allah namun dusta adalah sebuah dosa yang tidak bisa dianggap remeh bahkan Nabi-shallallahu alaihi wasallam- menggolongkannya (bersumpah dengan nama Allah tapi bohong) ke dalam dosa besar (al-Kabaa’ir) sebagaimana sabda beliau:
……..وَالْيَمِينُ الْغَمُوسُ
“……..al-Yamiin al-Ghamuus.”
Beliau-shallallahu alaihi wasallam-menyebutkan beberapa perbuatan yang termasuk al-Kabaa’ir (dosa besar) yaitu syirik kepada Allah, durhaka kepada kedua orang tua, membunuh orang lain dan al-Yamiin al-Ghamuus.
al-Yamin al-Ghamuus ini adalah sumpah dengan nama Allah akan tetapi bohong atau dusta, disebut dengan al-Yamiin al-Ghamuus terambil dari kata “Ghamasa-Yagmisu / غَمَسَ-يغَمِسُ sebuah kosakata bahasa arab yang artinya mencelupkan, disebut demikian karena saking besarnya dosa bersumpah palsu / sumpah demi Allah atpi bohong ia akan menyebabkan seseorang yang melakukannya itu dicelupkan ke dalam api neraka.
Kapan Seseorang Bersumpah Dengan Nama Allah Namun Tidak Wajib Membayar Kaffarah (Denda)?
Perlu diperhatikan bahwa ada 2 kondisi, di mana jika orang melanggar sumpah demi Allah tidak wajib baginya untuk membayar denda (kaffarah):
Keadaan Pertama: Ia melanggar sumpah demi Allah itu karena ia memang lupa, ia tidak sengaja, atau memang dipaksa dan tidak bisa lagi utk menolak nya. Maka jika keadaannya demikian ia tak wajib membayar kaffarah (denda) Ini sesuai dengan apa yang disampaikan oleh baginda Nabi -shallallahu alaihi wa sallam- dalam sebuah hadits shahih:
إن الله وضع عن أمتي الخطأ والنسيان وما استكرهوا عليه
“Sesungguhnya Allah menghapuskan (memaafkan) dr umat ku, (perkara/hal yg dilakukan) disebabkan tidak sengaja, dan lupa, atau karena dipaksa.” (Hadits Riwayat . Ibn Majah dan di shahihkan oleh Imam al-Albani)
Keadaan Kedua: Bila ia ketika bersumpah sempat mengatakan, “insyaaAllah” (jika Allah menghendaki) hal ini sesuai dengan sabda Nabi:
مَنْ حَلَفَ فَقَالَ : إِنْ شَاءَ اللَّهُ لَمْ يَحْنَثْ
“Barangsiapa yg bersumpah dan ia mengucap: InsyaaAllah (jika Allah menghendaki), maka ia tak di anggap melanggar (sumpahnya).” (Hadits .Riwayat. Ahmad, juga Turmudzi, juga Ibn Hibban dan juga di sahihkan oleh Syaikh Syu’aib al-Arnauth)
Jika sumpah semacam ini di nilai tak melanggar, maka tak ada dosa baginya dan tak wajib baginya membayar denda (kaffarah). Hal ini bisa lebih jelas dilihat keteranganna dalam kitab Tuhfatul Ahwadzi, Syarah Jami’ Imam Tuimidzi (jilid 5: halaman :109). Wallahu a’lam.

Sabtu, 04 Maret 2017

TEMAN BERGAUL, CERMINAN DIRI ANDA

TEMAN BERGAUL, CERMINAN DIRI ANDA

Oleh

Ustadz Abu Ahmad Said Yai, Lc

Sebenarnya, sangat mudah mengetahui seperti apa cerminan diri Anda. Cukup dengan melihat bersama siapa saja Anda sering bergaul, seperti itulah cerminan diri Anda. Kenyataan ini telah dipaparkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

الْمُؤْمِنُ مِرْآةُ (أخيه) الْمُؤْمِنِ

Seorang mukmin cerminan dari saudaranya yang mukmin [1]

Kalau seorang biasa berkumpul dengan seseorang yang hobinya berjudi, maka kurang lebih dia seperti itu juga. Begitu pula sebaliknya, kalau dia biasa berkumpul dengan orang yang rajin shalat berjamaah, maka kurang lebih dia seperti itu.

Allah Azza wa Jalla menciptakan ruh dan menciptakan sifat-sifat khusus untuk ruh tersebut. Di antara sifat ruh (jiwa) adalah dia tidak mau berkumpul dan bergaul dengan selain jenisnya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menegaskan hakekat ini dengan bersabda:

الأَرْوَاحُ جُنُودٌ مُجَنَّدَةٌ فَمَا تَعَارَفَ مِنْهَا ائْتَلَفَ وَمَا تَنَاكَرَ مِنْهَا اخْتَلَفَ

Ruh-ruh itu bagaikan pasukan yang berkumpul (berkelompok). (Oleh karena itu), jika mereka saling mengenal maka mereka akan bersatu, dan jika saling tidak mengenal maka akan berbeda (berpisah) [2]

Memilih teman yang baik adalah sesuatu yang tak bisa dianggap remeh. Karena itu, Islam mengajarkan agar kita tak salah dalam memilihnya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

الرَّجُلُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ

Seseorang itu tergantung pada agama temannya. Oleh karena itu, salah satu di antara kalian hendaknya memperhatikan siapa yang dia jadikan teman [3]

Sudah dapat dipastikan, bahwa seorang teman memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap temannya. Teman bisa mempengaruhi agama, pandangan hidup, kebiasaan dan sifat-sifat seseorang.

Syaikh ‘Abdul Muhsin Al-Qâsim [4] berkata, “Sifat manusia adalah cepat terpengaruh dengan teman pergaulannya. Manusia saja bisa terpengaruh bahkan dengan seekor binatang ternak.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

الْفَخْرُ وَالْخُيَلاَءُ فِي الْفَدَّادِينَ أَهْلِ الْوَبَرِ وَالسَّكِينَةُ فِي أَهْلِ الْغَنَمِ

Kesombongan dan keangkuhan terdapat pada orang-orang yang meninggikan suara di kalangan pengembala onta. Dan ketenangan terdapat pada pengembala kambing [5]

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengabarkan bahwa mengembalakan onta akan berpengaruh akan timbulnya kesombongan dan keangkuhan dan mengembalakan kambing berpengaruh akan timbulnya sifat ketenangan. Jika dengan hewan saja, makhluk yang tidak punya berakal dan kita tidak tahu apa maksud dari suara yang dikeluarkannya, manusia saja bisa terpengaruh .… maka bagaimana pendapat Anda dengan orang yang bisa bicara dengan Anda, paham perkataan Anda, bahkan terkadang membohongi dan mengajak Anda untuk memenuhi hawa nafsunya serta memperdayai Anda dengan syahwat? Bukankan orang itu akan lebih berpengaruh? [6]

Setelah mengetahui betapa pentingnya memilih teman yang baik, di sini akan dipaparkan sifat dan karakter orang yang pantas dijadikan sebagai teman dan sahabat karib. Di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Berakidah Lurus

Ini menjadi syarat mutlak dalam memilih teman. Dia harus beragama Islam dan berakidah Ahlus sunnah wa -jamâ’ah. Bukankah kita semua tahu kisah kematian Abu Thalib, paman Rasulullah?

Ya, dalam keadaan terbaring dan menghadapi detik-detik kematian, ada tiga orang yang menyertainya. Mereka adalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam , Abu Jahl dan ‘Abdullah bin Abi Umayyah, dua orang terakhir ini adalah tokoh kaum kafir Quraisy. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajak pamannya dengan berseru, “Paman! Katakanlah lâ ilâha illallâh! Satu kalimat yang akan ku jadikan bahan pembelaan bagimu di hadapan Allah.” Dua tokoh kafir itu menimpali, “Abu Thalib! Apakah kamu membenci agama Abdul-Muththalib?”

Tanpa henti, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam “menawarkan” kalimat itu dan sebaliknya mereka berdua juga terus melancarkan pengaruh. Sampai akhirnya Abu Thalib masih enggan mengucapkan lâ ilâha illallâh dan tetap memilih agama Abdul-Muththalib.[7] Ia pun mati dalam kekufuran.

Cobalah lihat buruknya pengaruh orang-orang yang ada di sekitarnya! Padahal Abu Thalib sudah membenarkan ajaran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di dalam hatinya.

2. Bermanhaj Lurus

Ini juga menjadi sifat mutlak yang kedua. Oleh karena itu, Islam melarang berteman dengan ahlul-bid’ah dan ahlul-hawa’. Ibnu ‘Abbâs Radhiyallahu anhuma berkata, “Janganlah kalian duduk-duduk bersama dengan ahlulhawa! Sesungguhnya duduk-duduk dengan mereka menimbulkan penyakit dalam hati (yaitu bid’ah ).”[8]

3. Taat Beribadah Dan Menjauhi Perbuatan Maksiat

Allah Azza wa Jalla berfirman:

وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ

Sabarkanlah dirimu bersama orang-orang yang berdoa kepada Allah, pada waktu pagi dan petang, (yang mereka itu) menginginkan wajah-Nya [al-Kahfi/18: 28]

Dalam menafsirkan ayat ini, Imam Ibnu Katsîr rahimahullah menyatakan, “Duduklah bersama orang-orang yang mengingat Allâh, yang ber-tahlîl (mengucapkan lâ ilâha illallâh), memuji, ber-tasbiih (mengucapkan subhaanallah), bertakbir (mengucapkan Allâhu akbar) dan memohon pada-Nya di waktu pagi dan petang di antara hamba-hamba Allâh, baik mereka itu orang-orang miskin atau orang-orang kaya, baik mereka itu orang-orang kuat maupun orang-orang yang lemah.”

4. Berakhlak Terpuji Dan Bertutur Kata Baik

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا

Mukmin yang paling sempurna imannya adalah mukmin yang paling baik akhlaknya [9]

Al-Ahnaf bin Qais rahimahullah berkata, “Kami dulu selalu mengikuti Qais bin ‘Ashim. Melalui dirinya, kami belajar kesabaran dan kemurahan hati sebagaimana kami belajar ilmu fikih.”[10]

5. Teman Yang Suka Menasehati Dalam Kebaikan

Teman yang baik tentu tidak senang jika kawannya sendiri terjatuh dalam perbuatan dosa. Jika Anda memiliki teman, tetapi tidak pernah menegur dan tidak memperdulikan diri Anda ketika melakukan kesalahan, maka perlu dipertanyakan landasan persahabatan yang mengikat mereka berdua. Ia bukan seorang teman?

Salah satu ciri orang yang tidak rugi sebagaimana disebutkan oleh Allah Azza wa Jalla pada surat al-‘Ashr, mereka saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ

Tidak sempurna iman salah seorang dari kalian sampai dia mencintai saudaranya seperti mencintai dirinya sendiri [11]

6. Zuhud Terhadap Dunia Dan Tidak Berambisi Mengejar Kedudukan

Teman yang baik tentu tidak akan menyibukkan saudaranya dengan hal-hal yang bersifat keduniawian, seperti sibuk membicarakan model-model handphone, mobil mewah keluaran terbaru dan barang-barang konsumtif yang menjadi incaran kaum hedonis.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Bersikaplah zuhud terhadap dunia, maka Allah akan mencintaimu. Dan bersikaplah tidak membutuhkan terhadap apa-apa yang dimiliki manusia, maka manusia akan mencintaimu.”[12]

7. Banyak Ilmu Atau Dapat Berbagi Ilmu Dengannya

Tidak salah lagi, berteman dengan orang-orang yang punya dan mengamalkan ilmu agama akan memberi pengaruh positif yang besar pada diri kita.

8. Berpakaian Yang Islami

Teman yang baik selalu memperhatikan pakaiannya, baik dari segi syariat, kebersihan dan kerapiannya. Syaikh Bakr Abu Zaid rahimahullah berkata dalam kitab al-Hilyah, “Perhiasan yang tampak menunjukkan kecondongan hati. Orang-orang akan mengklasifikasikan dirimu hanya dengan melihat pakaianmu…Maka pakailah pakaian yang menghiasimu dan tidak menjelekkanmu, dan tidak menjadi bahan celaan dalam pembicaraan orang atau bahan ejekan orang-orang tukang cemooh.”[13]

9. Ia Selalu Menjaga Kewibawaan Dan Kehormatan Dirinya Dari Hal-Hal Yang Tidak Layak Menurut Pandangan Masyarakat

Teman yang baik selalu memelihara dirinya dari perkara-perkara tersebut, kendatipun merupakan hal-hal yang diperbolehkan dalam agama, bukan maksiat. Seandainya suatu daerah menganggap bahwa main bola sodok adalah permainan tercela (sebuah aib bagi orang yang ikut bermain), maka tidak sepantasnya bergaul dengan orang-orang yang suka bermain permainan itu.

Betapa indah ucapan Imam Syâfi’i rahimahullah :

لَوْ أَنَّ اْلمَاءَ اْلبَارِدَ يَثْلَمُ مِنْ مُرُوْءَتِيْ شَيْئًا مَا شَرِبْتُ اْلمَاءَ إلاَّ حَارًّا

Seandainya air yang dingin merusak kewibawaanku (kehormatanku), maka saya tidak akan minum air kecuali yang panas saja [14]

10. Sosok Yang Tidak Banyak Bergurau Dan Meninggalkan Hal-Hal Yang Tak Bermanfaat

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مِنْ حُسْنِ إِسْلاَمِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لاَ يَعْنِيهِ

Di antara ciri baiknya keislaman seseorang, dia meninggalkan hal-hal yang tak bermanfaat baginya [15]

Memang kelihatannya agak sulit mendapatkan teman ideal sesuai dengan pemaparan di atas. Akan tetapi, dengan idzin Allah Azza wa Jalla kemudian dengan usaha yang kuat serta doa kepada Allah, kita akan mendapatkan orang-orang seperti itu.

Catatan Penting :

Perlu menjadi catatan, melalui keterangan di atas yang menganjurkan mencari teman yang berlatar-belakang baik, bukan berarti kita tidak bergaul dengan orang-orang di sekitar kita. Bukan berarti kita tidak bergaul dengan orang kafir, ahlul-bid’ah, orang-orang fasik dan orang-orang berkarakter buruk lainnya. Akan tetapi, pergaulan dengan mereka mesti dilandasi keinginan dan niat untuk mendakwahi dan memperbaiki mereka.

Dalam masalah ini, kita harus melihat dan mempertimbangkan sisi kemaslahatan (kebaikan) dan madharat (bahaya) yang akan terjadi pada diri kita dan orang orang lain di sekitar kita pada saat kita bergaul dengan mereka. Jika pergaulan kita dengan mereka mendatangkan manfaat yang besar bagi mereka, maka kita boleh bergaul dengan mereka. Begitu pula sebaliknya, jika tidak mendatangkan manfaat tetapi justru mendatangkan bahaya, maka bergaul dengan mereka menjadi perkara larangan.

Simaklah keterangan Syaikh Muhammad al-‘Utsaimîn rahimahullah berikut, “Jika di dalam pergaulan dengan orang-orang fasik menjadikan sebab datangnya hidayah baginya, maka tidak mengapa berteman dengannya. Engkau bisa undang dia ke rumahmu, kamu datang ke rumahnya atau kamu jalan-jalan bersamanya, dengan syarat tidak mengotori kehormatan dirimu dalam andangan masyarakat. Betapa banyak orang-orang fasik mendapatkan hidayah dengan berteman dengan orang-orang yang baik.”[16]

Di tengah masyarakat, jika Anda tidak memilih teman yang baik, maka tinggal pilih; Andakah yang akan mempengaruhi orang-orang untuk menjadi lebih baik atau Andakah menjadi korban pengaruh buruk lingkungan (kawan-kawan) Ingat! Tidak ada pilihan yang ketiga.

Wallâhul muwaffiq.

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 10/Tahun XIII/1431/2010M. Penerbit Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo-Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196]

Sumber: http://ift.tt/29r6qnv

Kamis, 02 Maret 2017

SEGERA PERBANYAK AMAL SEBELUM MUSIBAH

Memperbanyak amal akan melahirkan keberkahan yang banyak lagi beragam. Bertambahnya ilmu, kemudahan urusan, keberkahan hidup, dan ketenangan jiwa.

Meninggalkan amal melahirkan kebingungan mana jalan kebenaran dan apa hakikat kebaikan, karena penuhnya jiwa dengan syahwat dan syubuhat.

Dari Abu Hurairah r.a., Rasulullāh shallallāhu alaihi wa sallam bersabda,

بَادِرُوا بِالأَعْمَالِ فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ يُصْبِحُ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا وَيُمْسِى كَافِرًا أَوْ يُمْسِى مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كَافِرًا يَبِيعُ دِينَهُ بِعَرَضٍ مِنَ الدُّنْيَا

“Bersegeralah melakukan amalan sholih sebelum datang fitnah (musibah) seperti potongan malam yang gelap. Yaitu seseorang pada waktu pagi dalam keadaan beriman dan di sore hari dalam keadaan kafir. Ada pula yang sore hari dalam keadaan beriman dan di pagi hari dalam keadaan kafir. Ia menjual agamanya karena sedikit dari keuntungan dunia.” (HR. Muslim No. 118)

Mari perbanyak amal dan bersegera dalam kebaikan agar fitnah dan musibah menjauh dalam hidup kita. Semoga Allah menjaga hingga akhir hidup kita.

Jakarta, 04 Jumad ats-Tsāni 1437 H
Salam Ta’zhīm,
Wido Supraha

Selasa, 28 Februari 2017

Istri yang Taat Pada Suami, Dijamin Surga

Istri yang Taat Pada Suami, Dijamin Surga

Di antara keutamaan istri yang taat pada suami adalah akan dijamin masuk surga. Ini menunjukkan kewajiban besar istri pada suami adalah mentaati perintahnya.

Dari Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَيُّمَا امْرَأَةٍ مَاتَتْ وَزَوْجُهَا عَنْهَا رَاضٍ دَخَلَتِ الْجَنَّةَ

“Wanita mana saja yang meninggal dunia lantas suaminya ridha padanya, maka ia akan masuk surga.” (HR. Tirmidzi no. 1161 dan Ibnu Majah no. 1854. Abu Isa Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan gharib. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan).

Yang dimaksudkan dengan hadits di atas adalah jika seorang wanita beriman itu meninggal dunia lantas ia benar-benar memperhatikan kewajiban terhadap suaminya sampai suami tersebut ridha dengannya, maka ia dijamin masuk surga. Bisa juga makna hadits tersebut adalah adanya pengampunan dosa atau Allah meridhainya. (Lihat Nuzhatul Muttaqin karya Prof. Dr. Musthofa Al Bugho, hal. 149).

Begitu pula ada hadits dari ‘Abdurrahman bin ‘Auf, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا صَلَّتِ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا وَصَامَتْ شَهْرَهَا وَحَفِظَتْ فَرْجَهَا وَأَطَاعَتْ زَوْجَهَا قِيلَ لَهَا ادْخُلِى الْجَنَّةَ مِنْ أَىِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شِئْتِ

“Jika seorang wanita selalu menjaga shalat lima waktu, juga berpuasa sebulan (di bulan Ramadhan), serta betul-betul menjaga kemaluannya (dari perbuatan zina) dan benar-benar taat pada suaminya, maka dikatakan pada wanita yang memiliki sifat mulia ini, “Masuklah dalam surga melalui pintu mana saja yang engkau suka.” (HR. Ahmad 1: 191 dan Ibnu Hibban 9: 471. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shahih)

Dengan ketaatan seorang istri, maka akan langgeng dan terus harmonis hubungan kedua pasangan. Hal ini akan sangat membantu untuk kehidupan dunia dan akhirat.

Islam pun memuji istri yang taat pada suaminya. Bahkan istri yang taat suami itulah yang dianggap wanita terbaik.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata,

قِيلَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ النِّسَاءِ خَيْرٌ قَالَ الَّتِي تَسُرُّهُ إِذَا نَظَرَ وَتُطِيعُهُ إِذَا أَمَرَ وَلَا تُخَالِفُهُ فِي نَفْسِهَا وَمَالِهَا بِمَا يَكْرَهُ

Pernah ditanyakan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Siapakah wanita yang paling baik?” Jawab beliau, “Yaitu yang paling menyenangkan jika dilihat suaminya, mentaati suami jika diperintah, dan tidak menyelisihi suami pada diri dan hartanya sehingga membuat suami benci” (HR. An-Nasai no. 3231 dan Ahmad 2: 251. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih)

Sebagian istri saat ini melupakan keutamaan taat pada suami. Sampai-sampai menganggap ia harus lebih daripada suami sehingga dialah yang mesti ditaati karena karirnya lebih tinggi dan titelnya lebih mentereng. Wallahul musta’an.

Hanya Allah yang memberi taufik dan hidayah.

Oleh : Muhammad Abduh Tuasikal, MSc

Senin, 27 Februari 2017

Bersabar Mentaati Allah SWT

Tausiyah Senja

Assalamu’alaikum

Saudaraku seiman, Upaya utk tetap berada diatas ketaatan kpd Allah SWT dibutuhkan kesabaran yg extra. Tak heran para ulama membagi kesabaran diantaranya adl sabar dlm mentaati Allah SWT. Jangankan utk bisa menambah ketaatan dgn melakukan amalan2 sunat nafilah menunaikan amalan2 yg wajib terkadang pun msh serasa berat.

Sbg cth Utk menunaikan ibadah shalat fardhu berjama’ah di Mesjid atau menunaikan amanah dakwah datang tantangan menggoda seperti cuaca yg panas terik, cuaca hujan yg dingin atau hujan disubuh hari, badan yang letih seharian bekerja, mengantuk ataupun sibuk dgn urusan bisnis.

Rasanya penting bagi kita untuk sering muhasabah diri sejauh mana kedekatan diri kita kepada Allah SWT. Salah satu caranya adl dgn membaca biografi orang2 yg shaleh seperti para sahabat Rasulullah SAW yg mrk adl para ahli ibadah.

Diantaranya adl Utsman bin affan r.a ia selalu mengkhatamkan membaca Al-quran selama 3 hari, beliau pernah berkata : seandainya hati kita suci, niscaya kita tidak akan pernah bosan membaca Al-Qur’an. Sungguh, aku tdk suka apabila datang padaku suatu hari yg di situ aku tdk melihat mushaf Al-Qur’an.

Generasi tabi’in Sufyan ats-Tsauri berkata, Selama lima bulan aku merugi tdk melakukan shalat tahajjud krn dosa yg aku perbuat. Ia ditanya, Apakah dosa yg engkau lakukan? Ia menjawab: Aku melihat seseorang menangis, lalu aku berkata dalam diriku, Orang ini riya. Disadari atau tidak melakukan perbuatan dosa di siang hari atau dimalam hari dpt membuat hati keras & akan menghalangi seseorang dari curahan rahmat Allah SWT utk mendekatkan diri kpd-Nya.

Allah SWT berfirman, “Katakanlah : Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya? yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya.(QS.Al-Kahfi :103-104).”

Wallahu a’lam

By : Tommy Abdillah

Minggu, 26 Februari 2017

BERAMAL SEMASA LAPANG

Kondisi lapang adalah kondisi yang sejatinya mudah bagi kita untuk beramal. Lapang waktu, lapang jiwa, lapang harta, dan lapang kekuatan di antara kondisi paripurna jika kita mau mengisinya dengan amal shalih. Dalam kondisi lapang, amal yang terlahir akan sangat maksimal dan berkualitas tinggi.

Mengapa kita diingatkan dengan kondisi lapang?

Karena setiap manusia pasti akan mengalami kondisi sempit nan susah. Karena kondisi lapang tidaklah abadi. Karena kondisi lapang sering melenakan manusia.

Rasulullah shallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda,

تَعَرَّفْ إِلَي اللهِ فِى الرَّخَاءِ يَعْرِفْكَ فِى الشِّدَّةِ

“Kenalilah Allah di waktu lapang, niscaya Allah akan mengenalimu ketika susah.” (HR. Hakim)

Yang terpenting ternyata adalah karena Allah akan dengan mudah menemukenali hamba-Nya yang tersungkur kepada-Nya tatkala kondisi tidak lagi lapang, ketika dahulu di kondisi lapang ia sering berkhalwat kepada-Nya. Bersama mari optimalkan masa lapang kita.

Salam Ta’zhim,
Wido Supraha

Kamis, 23 Februari 2017

Ekonomi Islam : Jual Beli Yang Haram

 

Pelajaran Ayat Al-Qur’an Hari Ini :

Allah Subhanahu Wa Ta’ala Berfirman,

{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَأْكُلُوا أَمْوَالَكُم بَيْنَكُم بِالْبَاطِلِ إِلَّا أَن تَكُونَ تِجَارَةً عَن تَرَاضٍ مِّنكُمْ ۚ وَلَا تَقْتُلُوا أَنفُسَكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيمًا} [النساء : 29]

Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman, janagnlah kalian memakan harta-harta kalian di antara kalian dengan cara yang batil, kecuali dengan perdagangan yang kalian saling ridha. Dan janganlah kalian membunuh diri-diri kalian, sesungguhnya Allah itu Maha Kasih Sayang kepada kalian.”(QS.An-Nisaa’:29).

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Saudaraku seiman, Segala puji hanyalah milik Allah Subhana wa ta’ala. Shalawat & salam senantiasa tercurahkan kpd Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, para keluarganya, sahabat2 nya & ummatnya yg istiqomah diatas sunnahnya hingga hari kiamat. Tausiyah group WA & BBM pagi ini akan membahas tentang Ekonomi Islam yaitu jenis2 jual beli yg haram.

Aktivitas jual beli merupakan bagian dari hubungan sosial manusia. Jual beli sdh dimulai dilakukan oleh manusia sejak peradaban manusia msh rendah dgn cara barter atau tukar menukar barang. Hal ini dilakukan utk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Disamping itu jual beli jg dpt dijadikan sbg upaya utk mengembangkan kepemilikan harta.

Seiring dgn perkembangan zaman sistem jual beli semakin beragam. Ada yg transparan yg membawa keadilan & ada jg yg penuh dgn kecurangan. Apalagi ketika ditopang oleh sistem ekonomi Kapitalisme yg berbasiskan riba.

Lafadzh Buyu’ (بيوع) merupakan jama’ dari lafadzh Bai’un (بيع ) yg artinya jual beli. Jual beli secara istilah adl pemindahan hak milik kpd orang lain dgn imbalan harga. Sedangkan syira’ pembelian adl penerimaan barang yg dijual (dgn menyerahkan harganya kpd si penjual).(Ref : Abdul ‘Azhim bin Badawi al-Khalafi. Al-Wajis, Pustaka As-Sunnah, hal 649).

Hukum asal jual beli adl Mubah atau boleh. Allah SWT berfirman,

وَاَحَلّ َالله ُالْبَيْعَ وَحَرَّمَ الرّبِوَا

Artinya : “Allah tlh menghalalkan jual beli & mengharamkan riba.”(QS.Al-Baqarah : 275).

Meskipun jual beli mubah akan tp hukum syara’ tlh menetapkan ketentuan aktivitas jual beli mulai dari rukun jual beli, syarat sah jual beli & jenis2 jual beli yg diharamkan. Selaku seorang mukmin sejati kita senantiasa berusaha dgn sekuat tenaga mampu utk mentaati ketentuan Syari’at Allah SWT. Hal ini dilakukan semata2 mengharapkan ridhho Allah SWT & pd akhirnya tercapai keberkahan hidup.

Ada beberapa aktivitas jual beli yg diharamkan diantaranya :

1. Barang yg diperjual belikan adl barang yg haram sprti : Hewan atau daging babi, anjing, patung berhala, khamar atau Alkohol, narkoba dll.
Rasulullah SAW bersabdaa,

ِإنَّ اللهَ تَعَالىَ حَرَّمَ بَيْعَ الْخَمْرِ وَاْلمَيْتَةِ وَالْخِنْزِيْرِ وَاْلأَ صْناَمِ. (رواه البخارى ومسلم).

Artinya : Allah ta’ala melarang jual beli arak, bangkai, babi, anjing & berhala”. (HR.Bukhari & Muslim).

2. Barang yg diperjual belikan adl bukan barang milik sipenjual. Rasulullah SAW bersabda,

لاَطَلاَقَ اِلاَّ فِيْمَا يُمْلَكُ وَلاَ عِتَاقَ اِلاَّ فِيْمَا يُمْلَكُ وَلاَ بَيْعَ اِلاَّ فِيْمَا يُمْلَكُ وَلاَ وَفَاءَ بِنَذْرٍ اِلاَّ فِيْمَا يُمْلَكُ.

Artinya : “Tidak ada talak (cerai) kecuali apa yg dimilikinya, tidak membebaskan (budak) kecuali miliknya, tidak menjual miliknya & tidak ada pemenuhan nadzar kecuali dengan miliknya“.( HR At-tirmidzi & Abu Daud).

3. Barang yg diperjual belikan bukan barang yg sdh ditawar oleh orang lain. Rasulullah SAW bersabda,

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- نَهَى أَنْ يَسْتَامَ الرَّجُلُ عَلَى سَوْمِ أَخِيهِ

Artinya : Dari Abu Hurairah r.a sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang seorang itu menawar barang yg ditawar oleh muslim yg lain. (HR.Muslim, no.3.889).

5. Jual beli Gharar ( Tidak jelas). Dlm jual beli gharar banyak jenisnya shg dpt merugikan salah satu pihak yg beraqad jual beli. Sbg cth : Ketidak pastian dlm penentuan barang yg diperjual belikan, ketidak pastian akad, ketidak pastian harga, ketidak pastian barang yg diperjual belikan, ketidak pastian kadar harga atau barang & ketidak pastian tempo pembayaran.

Rasulullah SAW bersabda,

أنَّ النَّبِي صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهىَ عَنْ بَيْعِ الْغَرَرِ

Artinya : “Bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang jual beli gharar (tidak jelas statusnya).” (HR.Muslim).

6. Jual beli sistem aqad ijon. Sbg cth : aqad jual beli buah-buahan yg msh mentah diatas pohon atau jual beli hewan ternak yg msh ada didlm kandungan. Rasulullah SAW brrsabda,

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى عَنْ بَيْعِ الثَّمَرَةِ حَتَى تَزْهِىَ قَالُوا وَمَاتُزْهِىَ قَالَ تَحْمَرُّ فَقَالَ إِذَا مَنَعَ اللَّهُ الثَّمَرَةَ فَبِمَ تَسْتَحِلُّ مَالَ أَخِيْكَ؟

Dari sahabat Anas bin Malik r.a bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang penjualan buah-buahan (hasil tanaman) hingga menua. Para Sahabat bertanya, Apa maksudnya telah menua? Beliau menjawab, Bila telah berwarna merah. Kemudian beliau bersabda, Bila Allah menghalangi masa panen buah-buahan tersebut (gagal panen), maka dengan sebab apa engkau memakan harta saudaramu (uang pembeli)?”(HR.Bukhari no.1.488).

7. Jual beli dgn 2 aqad dlm satu transaksi. Cth : Saya jual barang ini kpd mu tp dgn syarat engkau jg menjual barang ini kpd ku atau engkau membeli barang tsb dariku & begitu seterusnya. Larangan aqad jual beli sprti ini ditegaskan oleh Rasulullah SAW,

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى عَنْ بَيْعَتَيْنِ فِيْ بَيْعَةٍ.

“Bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang melakukan dua transaksi dalam satu transaksi jual beli.”(HR.Tirmidzi & Ibnu Hibban).

8. Aqad jual beli tdk mengandung unsur riba apakah riba nasyi’ah (denda krn keterlambatan pembayaran cicilan) ataupun riba fadhl ( tukar menukar barang yg tdk sama nilainya). Sistem jual beli kredit hari ini tdk dpt dipisahkan dari adanya perjanjian denda dlm keterlambatan pembayaran cicilan.

Allah SWT berfirman,

وَاَحَلّ َالله ُالْبَيْعَ وَحَرَّمَ الرّبِوَا

Artinya : “Allah tlh menghalalkan jual beli & mengharamkan riba.”(QS.Al-Baqarah : 275).

Semoga kita mampu menjadi pengusaha & pembeli yg adil & jujur yg kelak dpt hidup bersama Rasulullah SAW disurga.

Wallahu a’lam

By : Tommy Abdillah

Rabu, 22 Februari 2017

Sibuk Merawat Badan, Lupa Merawat Hati

Tausiyah Senja

Assalamu’alaikum

Saudaraku seiman, terkadang perhatian manusia thp fisik badannya melampaui dari perhatiannya thp hatinya. Kesehatan tubuhnya dijaga dgn pola makan yg sehat lg bergizi, istirahat yg cukup & ditambah dgn berolah raga secara teratur.

Penampilan tubuh pun dirawat bagi wanita ada luluran, ada make up & ada jg senam wajah. Belum lagi penampilan pakaiannya yg serba trendi mengikuti gaya fashion teranyar.

Manusia seolah-olah lupa bhw fisik badannya tdk cukup hanya dijaga & dirawat secara dzahir tp jg bathin hatinya perlu dirawat, dipelihara & dijaga.

Pakaian yg kotor itu akan hilang keindahannya. Aurat yang terbuka itu akan hilang kemuliaannya. Badan yg sakit itu akan hilang kesempatan kebaikan baginya. Badan yg mati itu akan hilang kehidupannya.

Hati itu dpt kotor sebagaimana pakaian. Hati dpt telanjang sebagaimana badan. Hati jg dpt sakit sebagaimana badan. Hatipun dpt mati sebagaimana jiwa.

Mari jgn kita abaikan merawat hati agar tdk keras membatu yg sulit menerima nasehat & kebenaran atau mati dari cahaya iman krn banyaknya dosa & kemaksiatan.

Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya hati ini dpt berkarat sebagaimana berkaratnya besi bila terkena air. Beliau ditanya, wahai Rasulullah bagaimana membersihkannya? Rasulullah SAW bersabda, memperbanyak mengingat kematian & membaca Al-Qur’an.”(HR.Baihaqi).

Wallahu a’lam

By : Tommy Abdillah

Aqidah Islam : Nabi Isa ‘Alaihissalam Tidak Wafat Disalib

 

Pelajaran Ayat Al-Qur’an Hari Ini :

Allah Subhana Wa Ta’ala Berfirman,

{وَقَوْلِهِمْ إِنَّا قَتَلْنَا الْمَسِيحَ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ رَسُولَ اللَّهِ وَمَا قَتَلُوهُ وَمَا صَلَبُوهُ وَلَٰكِن شُبِّهَ لَهُمْ ۚ وَإِنَّ الَّذِينَ اخْتَلَفُوا فِيهِ لَفِي شَكٍّ مِّنْهُ ۚ مَا لَهُم بِهِ مِنْ عِلْمٍ إِلَّا اتِّبَاعَ الظَّنِّ ۚ وَمَا قَتَلُوهُ يَقِينًا} [النساء : 157]

Artinya : Dan karena ucapan mereka, “Sesungguhnya kami telah membunuh Al-Masih, Isa putra Maryam Rasul Allah, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa.(QS.An-Nisaa’:157).

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Saudaraku seiman, Segala puji hanyalah milik Allah Subhana wa ta’ala. Shalawat & salam senantiasa tercurahkan kpd Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallan, para keluarganya, sahabat2 nya & ummatnya yg istiqomah diatas sunnahnya hingga hari kiamat.Tausiyah group WA & BBM pagi ini akan membahas Aqidah Islam yakni tentang. Nabi Isa ‘alaihissalam tdk wafat disalib. Hal ini penting utk kita fahami & kita yakini sebab Allah SWT tlh menjelaskan melalui wahyu-Nya Al-Quran tentang kesesatan orang2 Nasrani.

Bagi orang Nasrani keyakinan Yesus Mati di Salib adl sebuah keyakinan harga mati yg tak bisa diganggu gugat oleh siapapun. Dogma penebusan dosa melalui penyaliban tercipta berdasarkan adanya keyakinan thp dosa waris.

Salah satu prinsip ajaran Nasrani adl meyakini bhw Yesus mati disalib sbg wujud pengorbanan utk menebus dosa2 manusia sebagaimana diterangkan dlm surat Roma 5: Akan tp Allah menunjukkan kasih-Nya kpd kita oleh krn Kristus tlh mati utk kita, ketika kita msh berdosa.

Jg tertera di dlm 1 Korintus 15:3-6. Ini artinya, kematian Tuhan Yesus di atas kayu salib adl utk menghapus & menebus dosa2 kita. Ia adl Tuhan, Juru selamat kita yg perkasa.

Dlm perspektif injil versi perjanjian baru sendiri diakui bhw Yesus tdk mati disalib. Ayat2 Mazmur dijadikan dasar sbg penolakan penyaliban Yesus krn ayat ini pula yg menegaskan bhw Yesus adl anak kesayangan Allah dlm Perjanjian Baru (khususnya dalam Lukas 4:10-12 & Matius 4:5-10).

1. Tak ada malapetaka yg akan menimpa Yesus, apalagi kematian melalui penyaliban. (Mazmur 91:10).(10) Malapetaka tdk akan menimpa kamu, dan tulah tidak akan mendekat kepada kemahmu

2. Yesus bahkan menonton pd saat orang yg mirip dengannya disalibkan (Mazmur 91:8). (8) Engkau hanya menontonnya dgn matamu sendiri & melihat pembalasan thp orang2.

*Al-Qur’an Membantah*

Al-Imam Ibnu Katsir rahimahullahu menafsirkkan Surat Annisaa’ ayat 157 diatas,

{إِنَّا قَتَلْنَا الْمَسِيحَ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ رَسُولَ اللَّهِ}
Artinya : Sesungguhnya kami telah membunuh Al-Masih, Isa putra maryam utusan Allah. (QS.An-Nisa: 157).

Maksudnya orang yg dirinya mengakui berkedudukan demikian tlh kami bunuh. Ucapan tsb dikatakan mrk sbg cemoohan & ejekan. Perihalnya sama dgn pengertian yg terkandung di dalam ayat lain yg mengisahkan perkataan orag2 musyrik, yaitu melalui firman-Nya:

{يَا أَيُّهَا الَّذِي نزلَ عَلَيْهِ الذِّكْرُ إِنَّكَ لَمَجْنُونٌ}

Hai orang yg diturunkan Al-Qur’an kepadanya, sesungguhnya kamu benar-benar orang yg gila. (QS.Al-Hijr: 6).

Tersebutlah bhw di antara kisah mengenai orang2 Yahudi (semoga laknat Allah, murka, kemarahan & siksa-Nya selalu menimpa mereka) yaitu: Ketika Allah mengutus Isa anak Maryam ‘Alaihissalam dgn membawa bukti2 yg nyata & petunjuk, mrk dengki kepadanya krn ia tlh dianugerahi Allah kenabian & berbagai macam mukjizat yg cemerlang.

Di antara mukjizatnya adl dpt menyembuhkan orang yg buta, orang yg terkena penyakit supak & menghidupkan kembali orang yg tlh mati dgn seizin Allah. Mukjizat lainnya adl dia membuat patung dari tanah liat berbentuk seekor burung, lalu ia meniupnya maka jadilah patung itu burung sungguhan dgn seizin Allah SWT. Lalu dapat terbang dengan disaksikan oleh mata kepala orang2 yg melihatnya.

Banyak pula mukjizat lainnya sbg kehormatan baginya dari Allah. Hal tersebut dilakukan oleh Allah melalui kedua tangan Nabi Isa ‘Alaihissalam
Akan tetapi sekalipun demikian mrk mendustakannya, menentangnya, serta berupaya utk mengganggunya dgn segala kemampuan yg mrk miliki. Hingga hal tersebut membuat Nabi Allah Isa ‘Alaihissallam tdk dpt tinggal satu negeri bersama mereka, melainkan banyak mengembara & ibunya pun ikut mengembara bersamanya.

Mereka masih belum puas dgn hal tsb. Akhirnya mrk datang kpd Raja Dimasyq (Damascus) di masa itu. Raja Dimasyq adl seorang musyrik penyembah bintang, para pemeluk agamanya dikenal dgn sebutan pemeluk agama Yunani. Akhirnya mereka orang2 Yahudi itu sampai kpd raja tsb lalu melaporkan laporan palsu kpd nya bhw di Baitul Maqdis terdapat seorang lelaki yg menghasut khalayak ramai, menyesatkan mereka & menganjurkan mereka agar memberontak kpd raja.

Mendengar laporan tsb si raja murka, lalu ia mengirimkan instruksi kpd Gubernurnya yg ada di Baitul Maqdis, memerintahkannya agar menangkap lelaki yg dimaksud, lalu menyalibnya & kepalanya diikat dgn duri agar tdk mengganggu orang2 lagi.

Ketika surat raja itu sampai kpd si Gubernur, ia segera melaksanakan perintah itu, lalu ia berangkat bersama segolongan orang2 Yahudi menuju ke sebuah rumah yg di dalamnya terdapat Nabi Isa ‘Alaihissalan bersama sejumlah sahabatnya. Jumlah mrk kurang lbh ada 12 atau 13 orang. Menurut pendapat yg lain adl tujuh 17 orang.

Hal tsb terjadi pd hari Jumat, sesudah waktu Ashar, yaitu petang hari Sabtu. Mrk mengepung rumah tsb. Ketika Nabi Isa AS merasakan bhw mrk pasti dpt memasuki rumah itu atau ia terpaksa keluar rumah & akhirnya bersua dgn mereka, maka ia berkata kpd sahabat2 nya, “Siapakah di antara kalian yg mau diserupakan seperti diriku? Kelak dia akan menjadi temanku di surga.”

Maka majulah seorang pemuda yg rela berperan sbg Nabi Isa. Tetapi Nabi Isa memandang pemuda itu masih terlalu hijau utk melakukannya. Maka ia mengulangi permintaannya sebanyak 2 kali atau 3 kali.
Tetapi setiap kali ia mengulangi perkataannya, tiada seorang pun yg berani maju kecuali pemuda itu. Akhirnya Nabi Isa berkata, “Kalau memang demikian, jadilah kamu seperti diriku.”

Maka Allah SWT menjadikannya mirip seperti Nabi Isa A.S hingga seakan2 dia memang Nabi Isa A.S sendiri. Lalu terbukalah salah satu bagian dari atap rumah itu & Nabi Isa tertimpa rasa kantuk yg sangat hingga tertidur, lalu ia diangkat ke langit dalam keadaan demikian. Seperti yg disebutkan di dlm firman-Nya:

إِذْ قَالَ اللَّهُ يَا عِيسَى إِنِّي مُتَوَفِّيكَ وَرَافِعُكَ إِلَيَّ

Artinya : (Ingatlah) ketika Allah berfirman, “Hai Isa, sesungguhnya Aku akan menidurkanmu dan mengangkatmu kepada-Ku.” (QS.Ali Imran: 55), hingga akhir ayat.

Setelah Nabi Isa A.S diangkat ke langit, para sahabatnya keluar. Ketika mereka (pasukan yg hendak menangkap Nabi Isa) melihat pemuda itu, mereka menyangkanya sebagai Nabi Isa, sedangkan hari telah malam lalu mereka menangkapnya & langsung menyalibnya serta mengalungkan duri2 pada kepalanya.

Orang2 Yahudi menonjolkan dirinya bhw merekalah yg tlh berupaya menyalib Nabi Isa & mereka merasa bangga dgn hal tsb lalu beberapa golongan dari kalangan orang2 Nasrani (karena kebodohan & akalnya yg kurang) mempercayai saja hal tsb. Kecuali mereka yg ada bersama Nabi Isa mereka tdk mempercayainya krn menyaksikan dgn mata kepala sendiri bgw Nabi Isa A.S diangkat ke langit.

(Ref : Kitab Tafsir Ibnu Katsir Juz 6).

*Penutup*

Dgn demikian wajib kita yakini bhw Nabi Isa ‘Alaihissalam tdk wafat disalib akan tp diangkat oleh Allah SWT kelangit, Sedangkan orang yg disalib adl salah seorang dari pengikut Nabi Isa ‘Alaihissalam yg diserupakan wajahnya oleh Allah SWT mirip dgn Nabi Isa ‘Alaihissalam.

Wallahu a’lam

By : Tommy Abdillah

Senin, 13 Februari 2017

Valentine Days : Budaya Kufur

 

Pelajaran Hadist Hari Ini :

Dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَتَتَّبِعُنَّ سَنَنَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ حَتَّى لَوْ دَخَلُوا فِى جُحْرِ ضَبٍّ لاَتَّبَعْتُمُوهُمْ , قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ آلْيَهُودَ وَالنَّصَارَى قَالَ : فَمَنْ

Artinya : “Sungguh kalian akan mengikuti jalan orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta sampai jika orang-orang yang kalian ikuti itu masuk ke lubang dhob (yang sempit sekalipun) pasti kalian pun akan mengikutinya. Kami (para sahabat) berkata, Wahai Rasulullah, apakah yang diikuti itu adalah Yahudi dan Nashrani? Beliau menjawab, Lantas siapa lagi?” (HR.Muslim No.2.669)

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Saudaraku seiman, Segala puji hanyalah milik Allah Subhana wa ta’ala. Shalawat & salam senantiasa tercurahkan kpd Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, para keluarganya, sahabat2 nya & ummatnya yg istiqomah diatas sunnahnya hingga hari kiamat.

Tausiyah group WA & BBM pagi ini akan membahas pergaulan pemuda & pemudi muslim yaitu, Valentine Days adl budaya kufur.

Ada suasana yg berbeda setiap memasuki pertengahan bulan February yaitu kampanye hari kasih sayang dgn simbol heart berwarna pink.
Peringatan hari kasih sayang itu disebut dengan valentine day. Pd hari itu, kaum remaja merayakannya dgn berfoya2. Mrk datang ke tempat2 pesta Valentine day, saling memberi hadiah coklat & pergi bersama pasangannya ke tempat2 yg dianggap romantis. Bahkan utk membuktikan cinta & kasih sayangnya tdk sedikit dikalangan remaja yg melakukan perzinahan. Naudzubillah min dzalik.

Budaya ini perlahan tp pasti dpt mengancam keutuhan aqidah Islam anak2 kita yg sedang atau akan tumbuh remaja. Parahnya media cetak & elektronik tak ketinggalan mempromosikan program2 Valentine day.

*Sekilas Sejarah Valentine Day*

Sejarah Valentine day beragam versi yg tersebar. Namun pd umumnya kebanyakan orang mengetahui tentang peristiwa sejarah yg dimulai ketika dahulu kala bangsa Romawi memperingati suatu hari besar setiap tanggal 15 Februari yg dinamakan Lupercalia. Perayaan Lupercalia adl rangkaian upacara pensucian di masa Romawi Kuno (13-18 Februari).

2 hari pertama, dipersembahkan utk dewi cinta (Queen of feverish love) Juno Februata. Pd hari itu, para pemuda mengundi nama2 gadis didlm kotak. Lalu setiap pemuda mengambil nama secara acak & gadis yg namanya keluar hrs menjadi pasangannya selama setahun utk senang2 & dijadikan sbg obyek hiburan. Pd 15 Februari, mrk meminta perlindungan dewa Lupercalia dari gangguan srigala. Selama upacara ini, kaum muda melecut orang dgn kulit binatang & wanita berebut utk dilecut krn anggapan lecutan itu akan membuat mrk menjadi lbh subur.

Ketika agama Kristen Katolik menjadi agama negara di Roma, penguasa Romawi & para tokoh agama Katolik Roma mengadopsi upacara ini & mewarnainya dgn nuansa Kristiani, antara lain mengganti nama2 gadis dgn nama2 Paus atau Pastor. Di antara pendukungnya adl Kaisar Konstantine & Paus Gregory I. (Ref : The Encyclopedia Britannica, sub judul: Christianity).

Agar lbh mendekatkan lg pd ajaran Kristen, pd thn 496 M Paus Gelasius I menjadikan upacara Romawi Kuno ini menjadi Hari Perayaan Gereja dgn nama Saint Valentine’s Day utk menghormati St. Valentine yg kebetulan mati pd tgl14 Februari (Ref : The World Book Encyclopedia 1998).

Berdasarkan fakta sejarah ini cukup jelas bagi kita bhw hari Valentine day bukan berasal dari ajaran Islam akan tp berasal dari ajaran Nasrani. Perayaan Valentine’s Day sengaja dijajakan ke seluruh penjuru dunia sbg bagian dari skenario liberalisasi/kebebasan berprilaku yg bermuara pd proses pendangkalan aqidah & pemurtadan.

*Pandangan Islam*

Imam Nawawi rahimahullah ketika menjelaskan hadits di atas, yg dimaksud dgn syibr (sejengkal) & dziroo’ (hasta) serta lubang dhob (lubang hewan tanah yg penuh lika liku) adl permisalan bhw tingkah laku kaum muslimin sangat mirip sekali dgn tingkah Yahudi & Nashrani. Yaitu kaum muslimin mencocoki mrk dlm kemaksiatan & berbagai penyimpangan, bukan dlm hal2 kekafiran mrk yg diikuti. Perkataan beliau ini adl suatu mukjizat bagi beliau krn apa yg beliau katakan tlh terjadi saat ini. (Kitab Syarh Muslim, 16: 219).

Hari Kasih sayang sengaja dipropagandakan melalui media agar terbentuk opini publik, dari opini publik berkembang menjadi pemahaman (mafahim) bersama, kemudian berkembang lg menjadi standart nilai (maqayis) bersama, kemudian berhasil menjadi suatu keyakinan bersama.

Dlm kondisi yg demikian maka sedikit demi sedikit umat Islam diarahkan utk semakin menjauh dari aqidah Islam & bermuara pd pemurtadan. Benar apa yg tlh dinyatakan oleh Allah Allah SWT didlm firman-Nya,

{وَلَن تَرْضَىٰ عَنكَ الْيَهُودُ وَلَا النَّصَارَىٰ حَتَّىٰ تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ ۗ} [البقرة : 120]

Artinya : “Orang2 Yahudi & Nasrani tdk akan senang kpd kamu hingga kamu mengikuti agama mereka.(QS Al-Baqarah: 120).

Budaya kufur tdk akan dpt berkembang ketika budaya yg diterapkan adl budaya Islam. Kini kehidupan kita jauh dari budaya islam krn sistem yg ada adl bukan sistem Islam tp sistem Demokrasi sekuler yg liberal serba bebas.

*Penutup*

Sdh saatnya umat Islam sadar utk kembali kpd ajaran Islam yg kaffah. Para orang tua jg memiliki peran & tanggung jawab yg besar utk mendidik & membimbing anak2 nya dgn tuntunan aqidah Islam shg mrk menjadi generasi Islam yg tangguh yg tdk mudah terpengaruh dari segala pemikiran & budaya yg bukan berasal dari Islam.

Semoga Allah SWT menurunkan pertolongannya bagi kaum muslimin utk segera dpt menerapkan Syari’at Islam scr kaffah yg dpt menjaga aqidah ummat Islam. Aamiin ya rabb..

Wallahu a’lam

By : Tommy Abdillah

Sabtu, 11 Februari 2017

Adab Berbicara

Tausiyah Senja

 

Assalamu’alaikum

Saudaraku seiman,  Dlm interaksi sosial selalu ada komunikasi 2 arah. Sedangkan setiap komunikasi itu terdiri dari : orang yg berbicara, orang yg mendengarkan (lawan bicara) & adanya topik pembicaraan.

Bila ada salah persepsi dari suatu komunikasi maka dpt dimungkinkan yg berbicara adl salah, si pendengar yg salah memahami pembicaraan (misunderstanding) & yg dibicarakan tdk benar atau tdk jelas.

Islam mengajarkan tentang adab berbicara yaitu : kpd siapa ia sedang berbicara anak thp orang tua, isteri thp suami, orang tua thp anak ataukah dgn teman sebaya.

Berbicaralah dgn ucapan yg jelas tdk dgn ucapan yg cepat, jgn cepat memotong pembicaraan dgn cara mendengarkan lawan bicara terlebih dahulu, lemah lembut tanpa hrs dgn nada tinggi & topik yg dibicarakan adl perkara yg tdk mengandung fitnah, ghibah, adu domba serta sipendengar hrs memahami apa yg dibicarakan oleh lawan bicara.

Islam itu indah & mulia sebab tdk ada perkara yg tdk diatur didlm Islam termasuk adab berbicara. Bila kita bicara dgn tutur kata yg baik maka orang lainpun akan bicara dgn kita secara baik pula.

Dari Anas bin malik radhiyallahu ‘anhu bhw Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam jika berbicara maka beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengulanginya 3 kali shg semua yg mendengarkannya menjadi faham & apabila beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam mendatangi rumah seseorang maka beliau pun mengucapkan salam 3 kali.”(HR.Bukhari).

Wallahu a’lam

By : Tommy Abdillah

MUNAFIK, LEBIH JELEK DARI ORANG KAFIR

Munafik adalah orang yang memiliki sifat nifak (kemunafikan).

Nifaq menurut syara’ (terminologi) berarti menampakkan keislaman dan kebaikan tetapi menyembunyikan kekufuran dan kejahatan. Dinamakan demikian karena dia masuk pada syari’at dari satu pintu dan keluar dari pintu yang lain.

Allah menjadikan orang-orang munafiq lebih jelek dari orang-orang kafir. Allah berfirman:
إِنَّ الْمُنَافِقِينَ فِي الدَّرْكِ الْأَسْفَلِ مِنَ النَّارِ وَلَن تَجِدَ لَهُمْ نَصِيرًا
“Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari Neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolong pun bagi mereka.” (QS. An-Nisaa’: 145)

Allah Azza wa Jalla berfirman:
إِنَّ الْمُنَافِقِينَ يُخَادِعُونَ اللَّهَ وَهُوَ خَادِعُهُمْ
“Sesungguhnya orang-orang munafiq itu menipu Allah dan Allah akan membalas tipuan mereka…” (QS. An-Nisaa’: 142)

Nifaq ada dua jenis: Nifaq I’tiqadi & Nifaq ‘Amali (Namun kali ini yang akan dibahas hanya Nifaq I’tiqadi).

Nifaq I’tiqadi (Keyakinan) yaitu nifaq besar, di mana pelakunya menampakkan keislaman, tetapi menyembunyikan kekufuran. Jenis nifaq ini menjadikan pelakunya keluar dari agama dan dia berada di dalam kerak Neraka. Allah menyifati para pelaku nifaq ini dengan berbagai kejahatan, seperti kekufuran, ketiadaan iman, mengolok-olok dan mencaci agama dan pemeluknya serta kecenderungan kepada musuh-musuh untuk bergabung dengan mereka dalam memusuhi Islam.

Orang-orang munafiq jenis ini senantiasa ada pada setiap zaman. Lebih-lebih ketika tampak kekuatan Islam dan mereka tidak mampu membendungnya secara lahiriyah. Dalam keadaan seperti itu, mereka masuk ke dalam agama Islam untuk melakukan tipu daya terhadap agama dan pemeluknya secara sembunyi-sembunyi, juga agar mereka bisa hidup bersama ummat Islam dan merasa tenang dalam hal jiwa dan harta benda mereka. Karena itu, seorang munafiq menampakkan keimanannya kepada Allah, Malaikat-Malaikat-Nya, Kitab-Kitab-Nya dan Hari Akhir, tetapi dalam batinnya mereka berlepas diri dari semua itu dan mendustakannya.

Nifaq jenis ini ada empat macam, yaitu:
1. Mendustakan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam atau mendustakan sebagian dari apa yang beliau bawa.
2. Membenci Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam atau membenci sebagian apa yang beliau bawa.
3. Merasa gembira dengan kemunduran agama Islam.
4. Tidak senang dengan kemenangan Islam.

Hanya Allah yang memberi taufik dan hidayah. Semoga Allah menyelamatkan kita dari kemunafikan.

JalanDakwah.info👤 Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas