Selasa, 31 Mei 2016

Fiqh Ibadah : Niat Puasa Ramadhan

بسم الله الرحمن الرحيم

Pelajaran Hadist Hari Ini :

وَعَنْ حَفْصَةَ أُمِّ الْمُؤْمِنِينَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : { مَنْ لَمْ يُبَيِّتْ الصِّيَامَ قَبْلَ الْفَجْرِ فَلَا صِيَامَ لَهُ } رَوَاهُ الْخَمْسَةُ ، وَمَالَ التِّرْمِذِيُّ وَالنَّسَائِيُّ إلَى تَرْجِيحِ وَقْفِهِ ، وَصَحَّحَهُ مَرْفُوعًا ابْنُ خُزَيْمَةَ وَابْنُ حِبَّانَ – وَلِلدَّارَقُطْنِيِّ { لَا صِيَامَ لِمَنْ لَمْ يَفْرِضْهُ مِنْ اللَّيْلِ }

Artinya : Dari Hafshah Ummul Mukminin bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Barangsiapa yang tidak berniat di malam hari sebelum fajar, maka tidak ada puasa untuknya.”(Hadits ini dikeluarkan oleh yang lima, yaitu Abu Daud, Tirmidzi, An Nasai dan Ibnu Majah. An Nasai dan Tirmidzi berpendapat bahwa hadits ini mauquf, hanya sampai pada sahabat (perkataan sahabat). Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibbah menshahihkan haditsnya jika marfu’ yaitu sampai pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dalam riwayat Ad Daruquthni disebutkan, “Tidak ada puasa bagi yang tidak berniat ketika malam hari).

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Saudaraku seiman, Segala puji hanyalah milik Allah Subhana wa ta’ala. Shalawat & salam senantiasa tercurahkan kpd Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallan, para keluarganya, sahabat2 nya & ummatnya yg istiqomah diatas sunnahnya hingga hari kiamat. Tausiyah group WA & BBM pagi ini akan membahas tentang fiqh ibadah yakni niat puasa Ramadhan.

Niat ikhlas utk beribadah kpd Allah SWT adl perkara yg penting didlm Islam. Bahkan niat termasuk salah satu syarat sah diterimanya amal ibadah seseorang oleh Allah SWT. Tanpa dasar niat maka amal seseorang menjadi sia2 & tak berguna. Niat ikhlas jg merupakan intisari dari baiknya agama seseorang. Bila rusak niatnya dlm setiap beramal ibadah maka rusak pula seluruh amal ibadahnya.

ٍعَنْ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ وَلِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لدُنْيَا يُصِيبُهَا أَوِ امْرَأَةٍ يَتَزَوَّجُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ

Artinya : Dari Umar r.a bhw Rasulullah SAW bersabda, Amal itu tergantung niatnya, & seseorang hanya mendapatkan sesuai niatnya. Barang siapa yg hijrahnya kpd Allah & Rasul-Nya, maka hijrahnya kpd Allah & Rasul-Nya, Dan barang siapa yg hijrahnya karena dunia atau karena wanita yg hendak dinikahinya, maka hijrahnya itu sesuai ke mana ia hijrah.(HR.Bukhari & Muslim).

Menurut para ulama niat mempunyai 2 makna yaitu :

1. Utk membedakan antara satu ibadah dgn ibadah yg lain, seperti utk membedakan shalat dzhuhur dgn shalat Ashar, utk membedakan antara puasa Ramadhan dgn puasa sunat atau utk membedakan antara ibadah dgn adat kebiasaan seperti utk membedakan antara mandi wajib dgn mandi utk menyegarkan atau membersihkan badan. Makna niat seperti ini adl yg paling banyak dijumpai dlm kitab2 fiqih.

2. Utk membedakan tujuan melakukan suatu amalan, apakah tujuannya adl krn Allah SWT saja atau krn Allah SWT & juga krn yg lainnya.
Perbuatan yg tdk disertai dgn niat maka perbuatan tersebut tdk diakui oleh hukum syara’ & tdk ada kaitannya dgn tuntutan (thalab) atau tawaran utk memilih (takhyir).

Syarat sah niat puasa Ramadhan

1. Kokohnya keyakinan/kepastian yakni agar seseorang tdk ragu. Bahkan apabila seseorang berniat pd malam hari syak (hari yg meragukan antara masuknya Ramadhan atau belum) utk berpuasa esok harinya jika ternyata hari itu memang tlh masuk Ramadhan maka niat tsb tdk dianggap sah. (Ref : Kitab Fath Al-qadir juz 2 hal 234).

2. Menentukan niat yakni menentukan niat puasa Ramadhan atau puasa fardhu, tdk boleh menentukan puasa tertentu selain puasa Ramadhan.(Ref : Kitab Raudhah Ath-thalibin juz 2 hal 350).

Karena syarat kedua inilah kemudian muncul redaksi dari ulama utk memudahkan kaum muslimin

نويت صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ رَمَضَانَ هَذِهِ السَّنَةَ لِلَّهِ تَعَالَى

Aku niat berpuasa esok hari, wajib bulan Ramadhan tahun ini krn Allah ta’ala.

Kenapa hrs ditentukan? Karena puasa adl ibadah yg berkaitan dgn waktu (hari), maka hrs ditentukan waktunya, agar tdk tercampur dgn puasa lain. Layaknya shalat 5 waktu yg hrs ditentukan jenis shalatnya ketika niat agar tdk bias dgn shalat yg lain. Ini adl pendapat Mazhab. Al-Malikiyah, Al-Syafi’iyyah & Al-Hanabilah. (Ref : KIitab Al-Majmu’  juz 2 hal 50, Kitab Al-Mughni juz 3 hal 109).

Namun bagi kalangan mazhab al-Hanafiyah, tdk perlu adanya penentuan puasa dlm niat, cukup dgn niat puasa mutlak saja tanpa ditentukan jenisnya. Karena yg namanya puasa Ramadhan itu tdk mungkin dilakukan di luar Ramadhan, maka ketika ada yg berniat puasa, pastilah itu utk Ramadhan.

Lalu siapa yg menciptakan redaksi tsb?

Ulama yg menciptakan redaksi tsb adl Imam Al-Rafi’i Al-Quzwaini (w. 623 H) dari kalangan Al-Syafi’iyyah. Beliau menuliskan redaksi niat tersebut dlm kitabnya Fathul-‘Aziz bi Syarhi al-Wajiz atau biasa yg disebut dfn istilah Al-Syarhu Al-Kabir li Al-Rafi’iy (6/293) sbg implementasi atas syarat2 niat tersebut guna memudahkan bagi para muslim ketika ingin berniat puasa Ramadhan.

Kemudian, niat tersebut kembali ditulis ulang oleh Imam Al-Nawawi dlm kitabnya Raudhah al-Thalibin yg akhirnya menjadi familiar & banyak diamalkan kebanyakan kaum muslimin. (Ref : Artikel Niat puasa Ramadhan haruskah setiap malam, Ust.Ahmad Zarkasi, Lc).

3. Berniat dimalam hari yaitu setelah tenggelanmnya matahari hingga terbit fajar. Hal ini disyaratkan oleh mazhab Maliki, Syafi’i & Hambali sesuai dgn hadist Ibnu Umar r.a & Hafshah r.ah :

مَنْ لَمْ يُبَيِّتْ الصِّيَامَ قَبْلَ الْفَجْرِ فَلَا صِيَامَ لَهُ.

Artinya : Barangsiapa yg tdk berniat di malam hari sebelum fajar maka tdk ada puasa untuknya.( HR.Tirmizi).

4. Memperbarui niat (Tajdidu An-niyah) pd setiap malam Ramadhan. Wajib hukumnya berniat puasa pd setiap malam dibulan Ramadhan dgn dalih keumuman hadist diatas. Sebab setiap puasa yg dilakukan setiap hari bersifat terpisah & tdk berkaitan antara satu & yg lainnya serta tdk rusak atau batal dgn batalnya puasa pd hari lainnya.
(Ref : Syaikh Abu Malik Kamal, Kitab Shahih Fiqh Sunnah, jilid 2 hal 159-160).

Kesimpulan

Niat puasa Ramadhan hrs diperbarui setiap malam sebelum terbitnya fajar setelah tiba waktu imsyak. Semoga kita mampu menjaga niat ikhlas dlm setiap melakukan amal ibadah temasuk dlm menunaikan ibadah puasa Ramadhan.

Wallahu a’lam

By : Tommy Abdillah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar