Sabtu, 17 September 2016

Wujudkan Cinta Kita pada Rasul

Cinta adalah suatu hal yang fitrah dan dimiliki oleh setiap manusia. Perasaan itu muncul bersamaan dengan rasa ingin membuktikan perasaan cinta itu. Begitupun Rasul saw amat mencintai umatnya. Hampir separuh hidupnya, Muhammad berikan waktu, tenaga dan pikiran untuk umatnya semata. Terus berpikir agar Islam mampu menyebar hingga keseluruh pelosok dunia. Berbagai ujian beliau hadapi, ujian kesabaran beliau lalui. Cacian hingga siksaan yang beliau rasakan pun dilaluinya tanpa ada perasaan mengeluh dan menyesal. Tentu, tak pantas jika diri ini tak mencintai Rasul-Nya.

Al-Baidhawi berkata, “ Cinta adalah keinginan untuk taat”. Ibnu Arafah berkata, “ Cinta menurut istilah orang arab adalah yang menghendaki sesuatu untuk meraihnya.” Al-Zujaj berkata, “ Cintanya manusia kepada Allah dan Rasul-Nya adalah menaati keduanya dan ridha terhadap segala perintah Allah dan segala ajaran yang dibawa Rasulullah saw”. Dari definisi tersebut, menjelaskan pentingnya bagi setiap muslim untuk memperhatikan rasa cinta kepada Rasulullah. Jangan sampai mengatakan cinta, padahal realisasi dalam kehidupan tak tampak sedikitpun mencintai Rasulullah.

Dari definisi diatas, Wujud cinta hakiki kepada Rasulullah saw dengan menjalankan apa yang diperintahkan dan menjauhkan segala yang dilarang olehnya. Tentu bukan perkara yang mudah untuk menjalankan apa-apa yang diperintahkan dan menjauhi apa-apa yang dilarang. Namun disinilah cinta kita sebagai umatnya akan di uji. Cinta yang hakiki akan mengarahkan kepada keinginan untuk taat.

Di bulan Ramadhan Rasulullah saw dan para sahabat semakin memperbanyak melakukan aktivitas dakwah dan jihad untuk menyebarkan Islam keseluruh jazirah arab. Perang-perang pun dilakukan, seperti perang Badar, Futuh Mekah, dll. Begitu besar cinta mereka terhadap Rasul, di bulan Ramadhan yang kondisinya mereka pun sedang berpuasa sangat bersemangat menyambut seruan dari Allah dan Rasul-Nya untuk pergi berjihad agar tersebarnya Islam di Jazirah Arab.

Dari sinilah maka patut bagi kita yang mengatakan cinta kepada Allah dan Rasul-Nya, sudah selayaknya mengevaluasi diri dan mengupayakan untuk mencintai Allah dan Rasul-Nya dengan sebenar-benarnya cinta. Karena cinta tak cukup hanya dikatakan, namun cinta menuntut untuk dibuktikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar