Kamis, 15 September 2016

Dia Sedang Datang, Bersabarlah Sedikit Lagi

TULISAN ini kuperuntukkan untukmu saudari-saudariku, wanita-wanitaku sebagai nasihat hati, pembasuh lara.
Kita tidak pernah tahu, siapakah yang akan melamar kita duluan. Ajalkah atau pernikahan?

Dan di masa penantian ini. Kita seharusnya tidak gundah gelisah jika sahaja yang dinanti belum kunjung datang. Lebih baik menyibukkan diri dengan dua hal penting. Yang pertama menyiapkan diri dengan amal sebagai bekal jika ajal melamar terlebih dahulu. Kedua memperbaiki diri dengan ilmu dan agama sebagai modal jika dilamar oleh sosok pilihan-Nya. Menjadi penyempurna agamanya. Mendukung dan menyokong kehidupan bersama-sama.

Wanitaku… Dia sedang datang. Maka bersabarlah sedikit saja.

Bukan hanya kamu yang resah, dia pun mulai lelah mencarimu. Mungkin Allah tengah menangguhkan waktu untuk dua insan dapat menyatu karena ingin melihat kesungguhanmu. Allah sangat suka jika diminta, dan akan merasa cemburu serta marah bila kita tak meminta pada-Nya.

Atau mungkin Allah sedang mempersipkan waktu. Jika nanti dia dan kamu bertemu, tak ada bimbang yang menggelayut di pikiran namun dengan lantang memantapkan hati mengatakan “Bismillah, kuterima pinanganmu”.

Aduhai, ada hati yang berbahagia dan bersyukur atas terkabulnya do’a-do’a penuh keyakinan tanpa keputusasaan. Berbahagialah wanitaku, jadilah kamu istri dan ibu terbaik bagi pasangan yang telah dipilihkan untukmu.

Ingat, Allah telah memberi seseorang yang dipandang menurut-Nya baik untukmu, balasan atas sabar dan tabahmu.
Usah dengar bisik-bisik halus yang dapat membuatmu luruh. Sesungguhnya mereka sedang melatihmu menjadi wanita yang tangguh, utuh menjadi wanita sekuat Siti Masyitah saat harus mengikhlaskan anak-anaknya dibakar dalam belanga mendidih. Ia mengagun-agungkan cinta pada Rabbnya sebab itulah ia kuat menjadi rebusan Fir’aun. Tampak dalam keyakinan ada balasan Allah di hadapannya.

Duh, mungkin aku yang sedang berbicara ini terlalu berlebihan. Aku pun tak sekuat itu, tak semampu itu. Hanya saja keyakinan atas harapan mampu membuatku masih berdiri di sini. Menebar senyum pada bisik-bisik itu. Katakanlah dengan santun pada mereka “Doakan sajalah aku. Siapa tahu imamku sedang memilih waktu yang tepat untuk datang mengetuk pintu rumahku. Tunggu saja kabar baik itu datang, kamu pasti kuundang.”

Ya, mereka adalah orang-orang yang telah menguatkanmu. Jadi jangan lupa untuk undang mereka di walihanmu nanti. Bagilah rasa bahagiamu setelah mereka membagi rasa kuatnya padamu.

Allah tak pernah mengingkari janji, dan Allah tak akan membuat hambanya kecewa setelah berdo’a padanya. Kamu hanya perlu menanam dan menjaga rasa sabar. Tak perlu cepat yang penting di waktu yang tepat. Ketika kamu siap, dia pun akan semakin mantap melangkah bersama.

“Dia adalah hal yang istimewa. Kunanti dengan hati yang istimewa. Kupanjatkan do’a di malam-malam yang istimewa. Akan kujaga ikatan ini dengan cinta yang istimewa. Tuntun dan bimbing aku menjadi orang yang akan selalu kamu istimewakan. Dalam tindak dan lakuku, siapa lagi yang akan menegur dan mengajariku menjadi makmum yang istimewa?”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar