Jumat, 09 September 2016

Cinta seperti Apa yang Diinginkan Allah? (1)

CINTA buta apa yang kita ketahui tentang cinta buta? Para remaja di belahan dunia memiliki pengertian yang berbeda-beda. Ada yang mengatakan cinta buta itu adalah cinta palsu, cinta monyet, cinta segitiga, maka dari sinilah kita perlu mengetahui terlebih dahulu apa itu cinta yang hakiki yang menghasilkan kebahagiaan dan ketenangan bagi pelakunya. Ya tentu saja cinta kepada Allah dan Rasullullah SAW itulah cinta yang paling besar harus kita utamakan terhadap cinta-cinta kepada yang lain.

Cinta buta terkadang membutakan segalanya bahkan bisa mengalahkan akal sehat dan hati nurani karena cintanya tidak lagi sesuai dengan rambu-rambu Allah. Cinta pada harta, misalnya bisa membuat orang buta. Menganggap bahwa harta yang ia dapat karena jerih payahnya lupa kepada Allah sang pemberi rezeki seperti Qarun yang dibutakan oleh hartanya hingga ia binasa bersama hartanya ditelan bumi naudzubillah.

Atau cinta pada kecantikan seorang wanita membuat lelaki rela melawan orang tua demi mempertahankan cinta. Melakukan berbagai kebohongan kepada orang tua. Dia tidak sadar wanita yang diburunya adalah istri orang karena sudah dihantui asmara-asmara setan yang begitu halus menjerumuskan manusia. Apakah ini namanya cinta sejati? Cinta seperti ini tidak membuahkan kenyamanan malah mengganggu kebahagian orang lain.

Bila kita mencintai seseorang karena ketampanan dan kecantikannya maka seiring lunturnya kecantikan itu maka luntur pula cinta kepadanya. Bagaimana nanti nasib si kekasih ini? Akhirnya cerai. Rumah tangga masih seumuran jagung karena tak mendapati kecocokan. Bila cinta kita terlanjur kepada seseorang padahal ia bukan istri kita atau suami kita maka perlu kita uji kadar cinta kita, ketahuilah ketulusan dan kesucian cinta kita pada mereka misalnya pasangan kita sudah ompong, mukanya sudah penyot akankah rasa cinta itu terasa lebih dahsyat?

Para Ulama mengisahkan pada suatu hari Abdurrahman bin Abu Bakar radiyallahuanhu bepergian ke Syam untuk berniaga. Di tengah jalan ia melihat wanita berparas cantik nan anggun bernama Laila bintu Al Judi. Hatinya terpesona melihat wanita itu hingga ia tak dapat mengendalikan perasaannya yang sudah dikuasai oleh setan. Abdurrahman tak kuasa menahan dirinya sampai-sampai ia mengeluarkan bait-bait syair untuk memikat hati si Laila:

Aku senantiasa teringat Laila yang berada di seberang negeri samawah
Duhai, apa urusan Laila bintu Al Judi dengan diriku ?
Hatiku senantiasa diselimuti oleh bayang-bayang sang wanita
Paras wajahnya selalu membayangi mataku dan menghuni batinku
Duhai kapankah aku dapat berjumpa dengannya
Semoga bersama kafilah haji, ia datang dan akupun bertemu.

Khalifah umar bin khattab mengetahui Abdurrahman bin Abu Bakar sudah di mabok cinta sering menyebut nama Laila sehinga tatkala Sang Khalifah mengutus pasukan perang ke negeri Syam beliau berpesan kepada panglima perangnya bila nanti Laila menjadi tawanan agar diserahkan kepada Abdurrahman atas bantuan Allah yang maha kuasa pasukan muslimpun berhasil menguasai negeri syam dan Laila bintu Al Judipun menjadi tawanan perang maka tercapailah harapan Abdurrahman Lailapun akhirnya diserahkan kepada Abdurrahman sesuai perintah Sang Khalifah Umar bin Al-Khattab radiyallahu anhu.

BERSAMBUNG

Tidak ada komentar:

Posting Komentar