Rabu, 28 September 2016

Menghisab Sebelum Dihisab

“DAN (pada hari itu) kamu lihat tiap-tiap umat berlutut. Tiap-tiap umat dipanggil untuk (melihat) buku catatan amalnya. Pada hari itu kamu diberi balasan terhadap apa yang telah kamu kerjakan,” (Terjemah QS. Al-Jatsiyah : 28)

Seorang sahabat Rasulullah Saw. mengatakan, “Hisablah dirimu sebelum dihisab.”

Pernah melakukannya? Sehari saja? Pernahkah berhasil?

Saya pernah mencoba dan ternyata belum pernah berhasil, karena lupa. Juga kurang teliti!

Akhirnya saya perkecil! Hanya menghitung apa yang saya ucapkan dalam waktu kurang dari sepuluh menit!

Caranya?

Saat berkesempatan memberikan sambutan di suatu acara, saya rekam dari awal hingga akhir. Dari rekaman itu saya memperhatikan, apa-apa yang terucap dan didengar oleh puluhan orang yang hadir. Mana kata dan kalimat yang memotivasi, menambah ilmu, dan mana yang beraura negatif, melemahkan, asesoris bahkan kosong makna sekedar menghidupkan suasana.

Hal serupa bisa kita lakukan terhadap apa-apa yang kita tuliskan pada status-status di fb, postingan di grup dan blog yang terdokumentasi dengan baik, walaupun kita akan kerepotan kalau mau menghisab komen-komen yang tersebar di postingan teman-teman kita. Selain jenis kata yang kita tuliskan, juga untuk melihat perkembangan pemikiran kita, karena sebelum menuliskan, kita lebih leluasa berpikir dibandingkan sebelum bicara.

Kita dianjurkan untuk menghisab diri setiap malam sebelum tidur, secara pribadi saya sangat sulit melakukan itu, apalagi dengan kebiasaan pergi tidur ketika sudah sangat mengantuk atau bahkan tertidur karena kelelahan. Setidaknya, upayakan untuk memaafkan dan mengikhlaskan orang-orang yang dengan sengaja atau tidak, telah menyakiti hati kita.

Apa yang baiknya kita lakukan atas ketidak suksesan menghisab diri sebelum dihisab di akhirat nanti?

Perbanyak istighfar, berpikir sebelum bicara dan bertindak, batalkan prilaku yang jelas-jelas sebuah pembangkangan kepada Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar