Rabu, 28 September 2016

Saat Ilmu Menuntut Pengamalan

SETIAP orang pasti mengetahui tentang pentingnya sebuah ilmu. Apa pun rela dikorbankan demi mendapatkan ilmu pengetahuan. Banyak orang bepergian jauh, melintasi samudera, melewati batas benua demi menuntut ilmu.

Lalu, bagaimanakah ketika seseorang telah mendapatkan ilmu yang ia cari? akankah dia mendiamkannya saja?

Tidak … bukan begitu yang Islam ajarkan.

Abdullah Ibnu Mu’taz berkata, “Al ‘ilmu bilaa ‘amalin, kasy syajari bilaa tsamratin.
Ilmu tanpa amalan, bagaikan pohon yang tak berbuah.”

Hakikat ilmu, pasti menuntut sebuah pengamalan. Bagaimana pun bentuk dan cara pengamalannya, yang pasti tak ada yang tersia dari ilmu yang telah dicari dengan susah payah.

Kita menyadari, bahwa ilmu tidaklah bermanfaat jika tak ada amalan yang dilaksanakan oleh sebab adanya ilmu itu.

Namun, terkadang kita terlupa, terlalu bangga dengan apa yang telah kita pelajari. Hingga saatnya tiba, kita berdiri termangu dalam sebuah kebimbangan serta tanya, “Apa yang telah aku lakukan dengan ilmu yang kumiliki? Sudahkah ia berbuah manis amalan? Ataukah sudah kuajarkan agar berbunga kemanfaatan bagi orang lain?

Sepertinya tanya itu belum bisa terjawab.

Kita masih terlena dengan dunia; dengan kebanggaan akan ilmu yang kita punya. Coba tanyakan pada kalbu ini sekali lagi, “Akankah dirimh tetap begini? Bukankah ilmu yang kaupunya menuntut dirimu untuk mengamalkannya?”

Ketika waktu masih belum terlambat, marilah kita beramal dengan ilmu yang kita miliki, serta ajarkan pada orang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar