Sabtu, 10 September 2016

Berlumur Doa (1)

KARENA saya dan Anda pasti berlumur dosa, sekaligus berlumur doa, maka sepatutnya kita berusaha menyeimbangkannya. Dalam hal kuantitas dan kualitas, usahakan lebih sedikit dosa lebih banyak doa.

Dosa merupakan efek dari berbuat keburukan sedangkan doa manifestasi dari kebaikan. Tidak ada yang tahu kadar kuantitas dan kualitas masing-masing orang, kecuali dirinya sendiri dan Allah Swt.

Silakan bercermin!

Karena saya dan Anda pasti berlumur dosa, sekaligus berlumur doa, maka ingatlah selalu janji Allah SWT dalam mengabulkan permohonan hamba-Nya, sebagaimana tertera dalam QS. Al-Baqarah [2]: 186, yang artinya “Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo’a apabila ia memohon kepada-Ku.” Demikian pula Anas bin Malik ra, menceritakan kisahnya saat bersama Rasulullah Saw, ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah Saw bersabda, “Allah Swt berfirman,

“Hai anak Adam! Sesungguhnya selama engkau berdoa dan berharap hanya kepada-Ku, niscaya Aku mengampuni dosa-dosa yang telah engkau lakukan dan Aku tidak peduli.

Wahai anak Adam! Seandainya dosa-dosamu setinggi langit, kemudian engkau minta ampun kepada-Ku, niscaya Aku mengampunimu, dan Aku tidak peduli.

Wahai anak Adam! Jika engkau datang kepada-Ku dengan membawa dosa-dosa yang hampir memenuhi bumi kemudian engkau bertemu dengan-Ku dalam keadaan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatu pun, niscaya Aku datang kepadamu dengan memberikan ampunan sepenuh bumi.” (HR. At-Tirmidzi).

Subhanallah, mantap dan luar biasa janji Tuhan kita, Allah Swt, Sang Maha Penerima Taubat, singkatnya asal mau berdo’a saja, sebanyak apapun dosa yang kita kumpulkan, Allah Swt menjanjikan ampunan-Nya. Semoga Freddy Budiman, kita dan saudara lainnya, termasuk salah satu anak Adam yang berhak menerima janji ini. Amin ya Rabb al Alamin. Maka jangan sedikit pun enggan dan malas berdoa! Dan bukan pula berarti kita lantas seenaknya memperbanyak dosa.

Karena saya dan Anda pasti berlumur dosa, sekaligus berlumur doa, maka doa adalah senjata utama. Jangankan kita, manusia yang senantiasa berbuat dosa dan jarang sekali serius berdoa, Nabi-nabi Allah Swt pun mengandalkan doa. Doa Nabi Nuh AS, terabadikan dalam Q.S Al-Qamar: 10 yang berbunyi, “Maka ia Mengadu kepada Tuhannya: “bahwasannya aku ini adalah orang yang dikalahkan, oleh sebab itu tolonglah (aku)”.

Doa Nabi Yunus AS, diabadikan dalam Q.S al-Anbiya’: 87–88, doa Nabi Yakub AS dalam Q.S al-Anbiya’: 83. Demikian pula doa Nabi kita, Muhammad Saw, yang terukir indah dalam Q.S al ‘Imran, 26, yang artinya, “Katakanlah, “Wahai Tuhan Yang Maha mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki.

Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.” Benang merah ayat ini, tentu saja bila kita berlumur dosa, pasti Allah SWT akan menghinakan kita, dan sebaliknya bila kita berlumur doa, Allah Swt pasti akan memuliakan kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar