Jumat, 09 September 2016

Hukuman yang Tidak Terasa

SEORANG murid mengadu kepada gurunya, “Syaikh, betapa banyak kita berdosa kepada Allah dan tidak menunaikan hak-Nya sebagaimana mestinya. Tapi saya kok tidak melihat Allah menghukum kita.”

Sang Guru menjawab dengan tenang, “Betapa sering Allah menghukummu tapi engkau tidak merasa.” Lanjutnya, “Sesungguhnya salah satu hukuman Allah terbesar yang bisa menimpamu wahai anakku, ialah ‘sedikitnya taufiq’ (kemudahan) untuk mengamalkan ketaatan dan amal-amal kebaikan.”

Tidaklah seseorang diuji dengan musibah yang lebih besar dari “kekerasan hatinya dan kematian hatinya.” Sebagai contoh, sadarkah engkau bahwa Allah telah mencabut darimu rasa bahagia dan senang dengan munajat kepada-Nya, merendahkan diri kepada-Nya, menyungkurkan diri di hadapan-Nya? Sadarkah engkau tidak diberikan rasa khusyu’ dalam shalat?

Sadarkah engkau, bahwa beberapa harimu telah berlalu dari hidupmu, tanpa membaca Al-Quran. Padahal engkau mengetahui firman Allah, “Sekiranya Kami turunkan Al-Quran ini ke gunung, niscaya engkau melihatnya tunduk, retak, karena takut kepada Allah.” Tapi engkau tidak tersentuh dengan ayat-ayat Al-Quran, seakan engkau tidak mendengarnya.

Sadarkah engkau, telah berlalu beberapa malam yang panjang sedang engkau tidak melakukan qiyamullail di hadapan Allah, walaupun terkadang engkau begadang.

Sadarkah engkau, bahwa telah berlalu atasmu musim-musim kebaikan seperti Ramadhan, enam hari di bulan Syawwal, sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, dan seterusnya tapi engkau belum diberi taufiq untuk memanfaatkannya sebagaimana mestinya?
Hukuman apa lagi yang lebih berat dari itu?

Tidakkah engkau merasakan beratnya mengamalkan banyak ketaatan (amal ibadah)? Tidakkah Allah menahan lidahmu untuk berdzikir, beristighfar dan berdo’a kepadanya? Tidakkah terkadang engkau merasakan bahwa engkau lemah di hadapan hawa nafsu? Hukuman apa lagi yang lebih berat dari semua ini?

Sadarkah engkau, yang mudah bagimu berghibah, mengadu domba, berdusta, memandang remeh pada yang haram? Sadarkah engkau, bahwa Allah membuatmu lupa kepada akhirat, lalu Allah menjadikan dunia sebagai perhatian terbesarmu dan ilmu tertinggi? Semua pembiaran ini dengan berbagai bentuknya, hanyalah beberapa hukuman Allah kepadamu. Sedang engkau menyadarinya, atau tidak menyadarinya.

Waspadalah wahai sahabatku, agar engkau tidak terjatuh ke dalam dosa-dosa dan meninggalkan kewajiban-kewajiban. Karena hukuman yang paling ringan dari Allah terhadap hamba-Nya ialah, “Hukuman yang terasa pada harta, atau anak, atau kesehatan.”

Sesungguhnya hukuman terberat ialah, “Hukuman yang tidak terasa pada kematian hati, lalu ia tidak merasakan nikmatnya ketaatan, dan tidak merasakan sakitnya dosa.” Karena itu wahai sahabat-sahabatku, “Perbanyaklah di sela-sela harimu, amalan taubat dan istighfar, semoga Allah menghidupkan hatimu.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar