Sabtu, 17 September 2016

Melatih Anak Menghadapi Susah (1)

ADIKKU menceritakan temannya yang malas sekolah. Padahal dia sudah kelas tiga SMA, bentar lagi ujian kelulusan. Jangankan belajar atau mengerjakan PR, masuk di kelas saja jarang. Sering sekali ia membolos. Ketika ditanya mengapa kok malas sekolah padahal dia sudah kelas tiga, dia menjawab “Ah tenang saja, bapakku sudah menyiapkan uang buat masukin aku jadi polisi”

Jawaban anak SMA ini rasanya mengiris dada. Membuat saya susah menelan ludah. Apa artinya bapak,ibu guru yang sudah susah payah mengajari berbagai mata pelajaran. Belasan tahun kita sekolah, banyak hal yang bisa kita dapatkan dalam proses belasan tahun tersebut. Menjalin pertemanan, berkompetisi, bertahan dengan prinsip yang baik, menghadapi berbagai jenis guru, melobi, bertahan dengan lemburan tugas. Banyak hal yang kita peroleh dari segenap rangkaian proses yang panjang, tidak hanya selembar kertas ijazah.

Mungkin alasan bapaknya menyogok karena ingin memastikan anaknya mendapat pekerjaan yang terjamin. Mungkin karena bapaknya terlalu sayang, rasa sayang yang penyalurannya kurang tepat.

Rasa sayang bukan berarti mengungkung anak pada zona nyaman. Ada kejadian menarik tentang seorang dosen yang sengaja membuat konsep, agar setiap mahasiswa keluar dari zona nyamannya. Cerita tersebut terangkum dalam buku yang berjudul “30 Paspor Di kelas Profesor” Bercerita tentang kumpulan kisah mahasiswa di kelas pemasaran internasional.

Dosen yang menjadi pengampu mata kuliah tersebut adalah Prof. Rhenald Kasali. Pada mata kuliah tersebut Rhenald kasali mewajibkan semua mahasiwanya untuk pergi ke luar negri dalam waktu 1.5 bulan, terhitung dari pertemuan pertama kuliah. Nah dari sinilah kemudian banyak polemik yang muncul. Banyak mahasiswa yang kelimpungan. Karena tidak semua mahasiswa berasal dari kalangan keluarga yang berada.

Bagi mahasiswa yang tidak mempunyai uang, mereka sibuk wira- wiri mencari sponsor. Ada pula yang tanggalnya sudah mepet tapi juga belum dapat sponsor. Seorang mahasiswa menuturkan, saking frustasi belum mendapat dana, iia memakai sepatu yang kesempitan dan berlari berkilo -kilo. Sambil berlari dia bilang, lihat saya kuat berlari dengan sepatu kesempitan ini, itu artinya saya bisa melampaui ujian ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar