Kamis, 14 April 2016

Berbakti Kepada Kedua Orang Tua

بسم الله الرحمن الرحيم

Pelajaran Ayat Al-Qur’an Hari Ini :

Allah Subhana Wa Ta’ala Berfirman,

{۞ وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا ۚ إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِندَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُل لَّهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا}.
{وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُل رَّبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا} [الإسراء : 23-24]

Artinya :
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia & hendaklah berbuat baik kepada Ibu Bapak. Jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “Ah” & janganlah engkau membentak keduanya, Dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yg baik. Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang & ucapkanlah, “Wahai Tuhanku sayangilah keduanya karena mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil (QS.Al-israa’:23-24).

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Saudaraku seiman, Segala puji hanyalah milik Allah Subhana wa ta’ala. Shalawat & salam senantiasa tercurahkan kpd Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, kpd para keluarganya, sahabat2 nya & ummatnya yg istiqomah diatas sunnahnya hingga hari kiamat. Tausiyah group WA & BBM pagi ini akan membahas tazkiyatun an-nafs (membersihkan jiwa) yakni perintah berbakti kpd kedua orang tua.

Islam sbg agama yg mulia & sempurna tlh memerintahkan kpd orang2 yg beriman utk berbakti kpd kedua orang tua. Tdk ada anak tanpa peran orang tua. Dari orang tuanyalah, seorang anak bisa lahir. Atas asuhan, kasih sayang & didikan dari orang tuanya pula, seorang anak bisa tumbuh & berkembang, baik dari segi fisik maupun kepribadiannya.

Kedua orang tua adl manusia yg paling berjasa & utama bagi diri seseorang. Tak dpt kita bayangkan tanpa peran kedua orang tua akan menjadi manusia apa kita hari ini. Allah SWT tlh memerintahkan manusia utk berbakti kpd kedua orang tuanya sebab keridhoan Allah itu ada pd keridhoan orang tua, termasuk murka Allah jg ada pd murka orang tua.

Disadari atau tdk era modern sekarang nilai2 westernisasi yg bersumber dari ideologi Kapitalisme tlh mempengaruhi pola fikir umat Islam shg tdk sedikit diantara kaum muslimin yg tdk lg menghargai & berbakti kpd kedua orang tuanya. Seolah2 setelah anaknya dibesarkan, dididik & mampu utk mandiri sendiri sang anak tdk lg memiliki kewajiban utk berbakti kpd kedua orang tuanya. Betapa sedih perasaan orang tua ketika ia tlh berada diusia ujung senja tp ditinggalkan oleh anak2nya seorang diri. Tiada lg yg mau merawat & menemani hidupnya bahkan ada yg menitipkan kedua orang tuanya dipanti jompo.

Sebuah hadist
Dari Abu Hurairah r.a, Nabi SAW bersabda,

« رَغِمَ أَنْفُهُ ثُمَّ رَغِمَ أَنْفُهُ ثُمَّ رَغِمَ أَنْفُهُ ». قِيلَ مَنْ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ « مَنْ أَدْرَكَ وَالِدَيْهِ عِنْدَ الْكِبَرِ أَحَدَهُمَا أَوْ كِلَيْهِمَا ثُمَّ لَمْ يَدْخُلِ الْجَنَّةَ »

Artinya : Sungguh terhina, sungguh terhina, sungguh terhina. Ada yg bertanya, Siapa, wahai Rasulullah? Beliau bersabda, (Sungguh hina) seorang yg mendapati kedua orang tuanya yg msh hidup atau salah satu dari keduanya ketika mereka tlh tua, namun justru ia tdk masuk surga.(HR.Muslim).

Berbakti kpd kedua/birrul walidayn hukumnya adl Wajib. Imam Qurthubi rahimahullahu mengatakan : berbakti kpd kedua orang tua adl memenuhi apa yg menjadi keinginan mrk selama hal itu bukan perkara maksiat walaupun apa yg mereka perintahkan bukan perkara wajib tapi mubah/boleh pd asalnya.
(Ref : Kitab Tafsir Al-jami’ li ahkam Al-quran jilid 6 hal 238).

Pd ayat diatas Allah SWT berfirman: Wa qadha Rabbuka (Dan Tuhanmu telah memerintahkan). Menurut Ibnu ‘Abbas r.a, Al-Hasan & Qatadah sebagaimana dikutip Abu Hayyan al-Andalusi dalam Tafsir Al-Bahr Al-Muhith kata qadha berarti amara (memerintahkan). Imam al-Qurthubi juga memaknainya dengan amara wa alzama wa awjaba (memerintahkan, mengharuskan, dan mewajibkan). Bahkan As-Syaukani rahimahullahu memaknainya sebagai amara amr[an] jazm(an) wa hukm(an)qath(an) hatma(an) mubrim(an)(memerintahkan dgn perintah yg pasti, hukum yg qath’i & keputusan yg pasti).

Perkara yg diperintahkan dlm ayat diatas adl: alla ta’budû illa iyyahu (supaya kamu jgn menyembah selain Dia). Bhw manusia hanya boleh menyembah & beribadah kpd Allah SWT. Tdk boleh sama sekali menyembah selain-Nya & menyekutukan-Nya dgn yg lain (lihat QS An-Nisa’ : 36). Berkenaan dgn ayat ini, Sihabuddin al-Alusi berkata, “Dan Allah SWT memerintahkan agar tdk menyembah selain-Nya krn ‘ibadah merupakan ghayat al-ta’zhîm (puncak pengagungan). Dan ini tdk layak kecuali kpd Dzat yg memiliki puncak keagungan, Pemberi nikmat dgn berbagai kenimatan yg besar. Dan selain Allah SWT tidaklah denikian.” Penjelasan senada jg dikemukakan Fakhruddin Al-Razi dalam Tafsîr Al-Kabir.

Perintah berikutnya adalah: wa bi al-walidayni ihsan(an) (dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya). Jika thp Allah SWT diperintahkan beribadah, maka thp sesama makhluk-Nya diperintahkan berbuat ihsan & belas kasihan. Dan orang yg paling berhak mendapatkannya adl orang tua. Sebab, merekalah yg paling banyak berjasa. Sementara bersyukur kpd pemberi nikmat adl wajib. Allah SWT berfirman:

Artinya : Bersyukurlah kpd-Ku & kpd dua orang ibu bapakmu (QS Luqman: 14).

Rasulullah SAW jg bersabda : Barangsiapa yg tdk bersyukur kpd manusia, maka dia tdk bersyukur kpd Allah, (HR.Tirmidzi & Ahmad dari Abu Sai’d Al-Khudri).

Didahulukannya kata al-walidayn menunjukkan syiddah al-ihtimam (kuatnya perhatian). Sedangkan digunakan ihsan[an] dlm bentuk nakirah, menunjukkan al-ta’zhîm. Artinya, Tuhanmu memerintahkan agar kalian berbuat baik kpd kedua orang tuamu dgn kebaikan yg agung lagi sempurna. Demikian penjelasan Fakhruddin al-Razi.
(Ref : Tafsir Al-wai’e, KH.Rohmat Labib).

Diantara adab utk berbakti kpd kedua thp kedua orang tua adl : mentaati mrk selama tdk bermaksiat kpd Allah, merendahkan diri dihadapan mrk, berbicara dgn perkataan yg lembut, mendengar nasehat mrk, merawat mrk, menyediakan makanan bagi mrk, meminta izin kpd mereka bila hendak pergi, memberikan sebahagian harta kpd mrk, bila mampu memberangkatkan mrk utk beribadah haji & umrah sebagaimana kisah Uwais Al-qarni r.a yg rela menggendong ibunya dari Negeri Yaman ke Makkah Al-mukaramah & slalu mendo’akan mrk.

Bila mrk tlh tiada atau tlh wafat : menshalati jenazahnya, senantiasa mendoakan mrk, menunaikan janji atau wasiat mrk & melunasi hutang mrk bila ada, memuliakan teman2 mrk,menyambung silaturohim dgn kerabat Ibu & ayah.

Tdk sedikit didapati ada orang tua yg tlh tua diujung senja tp ia hidup seorang diri & ia hrs bersusah payah utk mencari penghidupannya sendiri. Pd hal anak2 nya sdh ia hantarkan menjadi manusia yg berguna & bermanfaat bagi manusia banyak tp mrk lalai dgn menyia-nyiakan orang tuanya yg msh hidup. Seolah2 anak2 nya lupa bhw mrk ada krn dilahirkan oleh ibunya & mrk berguna krn jerih payah perjuangan & pengorbanan ayahnya. Semoga kita semua dijauhkan dari sikap durhaka kpd kedua orang tua.

Ya Allah..jadikanlah kami anak2 yg soleh & soleha yg berbakti kpd kedua orang tua kami.

اللهم غفرلنا ذنوبنا ولوالديناورحمهما كماربايناصغرا.

Amin Ya Allah..

Wallahu a’lam

By : Tommy Abdillah

#Syari’ah & Khilafah Mewujudkan Islam Rahmatan Lil’alamin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar