Jumat, 22 April 2016

Politik Islam : Syarat-syarat Menjadi Pemimpin Islam (Khalifah).

بسم الله الرحمن الرحيم

Pelajaran Ayat Al-Qur’an Hari Ini :

Allah Subhana Wa Ta’ala Berfirman,

{۞ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا الْيَهُودَ وَالنَّصَارَىٰ أَوْلِيَاءَ ۘ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ ۚ وَمَن يَتَوَلَّهُم مِّنكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ} [المائدة : 51]

Artinya :
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin (mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yg lain. Barang siapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yg dzalim.(QS.Al-maidah:51).

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Saudaraku seiman, Segala puji hanyalah milik Allah Subhana wa ta’ala. Shalawat & salam senantiasa tercurahkan kpd Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, kpd para keluarganya, sahabat2 nya & ummatnya yg istiqomah diatas sunnahnya hingga hari kiamat. Tausiyah group WA & BBM pagi ini akan membahas politik Islam tentang syarat2 menjadi pemimpin Islam (Khalifah).

Didlm Islam perkara politik bukanlah suatu perkara yg tabu apalagi dianggap sbg perkara yg kotor dgn anggapan Islam adl agama yg suci shg jgn dikotori dgn intrik politik kotor. Persoalannya yg kotor itu bukan berasal dari politik Islam tp berasal berasal dari politik Demokrasi Sekuler.

Eksistensi Islam sbg agama mulia yg bukan hanya mengatur dlm urusan ibadah & moral semata tp jg sbg sistem kehidupan adl 2 perkara yg tdk dpt dipisahkan antara yg satu dgn yg lainnya termasuk dlm hal politik. Imam Al-Ghazali rahimahullahu berkata, Agama adl asas sedangkan sulthan atau kekuasaan adl penjaga. Sesuatu yg tdk memiliki asas akan runtuh & sesuatu yg tdk memiliki penjaga akan hilang.(Ref : Kitab Al-iqtishad fi al-i’tiqad hal 99).

Berdasarkan petunjuk dalil2 syara’ baik bersumber dari Al-Qur’an & Al-Hadist syarat menjadi pemimpin didlm Islam terbagi kpd 2 yaitu :

1. Syarat In’iqad (legal formal).

2. Syarat Afdhaliyah (keutamaan).
(Ref : Syaikh Taqiyuddin An-nabhani, Kitab Nizhamu Al-hukmi Fii Al-Islam hal 55).

A. Syarat In’iqad

1. Muslim

Orang kafir dilarang utk menjadi pemimpin orang2 Islam sebab kekuasaan adl jalan yg kuat bagi seorang hakim (pejabat pemerintahan) utk memaksa rakyatnya. Allah SWT berfirman,

وَلَنْ يَجْعَلَ اللَّهُ لِلْكَافِرِينَ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ سَبِيلا
Artinya : Allah tidak akan memberi jalan kepada orang-orang kafir untuk memusnahkan orang-orang beriman.(QS.An-nisaa’:141).

Al-imam Ibnu Katsir rahimahullahu menafsirkan Surat Al-maidah ayat 51 diatas : Allah Ta’ala melarang hamba-Nya yg beriman utk loyal kpd orang2 Yahudi & Nasrani. Mereka itu musuh Islam & sekutu-sekutunya. Semoga Allah memerangi mereka. Lalu Allah mengabarkan bhw mereka itu adl auliya thp sesamanya. Kemudian Allah mengancam & memperingatkan bagi orang mu’min yg melanggar larangan ini Barang siapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tdk memberi petunjuk kpd orang2 yg lalim.(Kitab Tafsir Ibnu Katsir, 3/132).

Lalu Ibnu Katsir menukil sebuah riwayat dari Umar bin Khathab r.a, Bahwasanya Umar bin Khathab r.a memerintahkan Abu Musa Al Asy’ari r.a bhw pencatatan pengeluaran & pemasukan pemerintah dilakukan oleh satu orang. Abu Musa memiliki seorang juru tulis yg beragama Nasrani. Abu Musa pun mengangkatnya utk mengerjakan tugas tadi. Umar bin Khathab pun kagum dgn hasil pekerjaannya. Ia berkata: Hasil kerja orang ini bagus, bisakah orang ini didatangkan dari Syam utk membacakan laporan2 di depan kami? Abu Musa menjawab: Ia tidak bisa masuk ke tanah Haram. Umar bertanya: Kenapa? Apa karena ia junub? Abu Musa menjawab: bukan krn ia seorang Nasrani. Umar pun menegurku dgn keras & memukul pahaku & berkata: pecat dia!. Umar lalu membacakan ayat diatas.

Keberadaan orang kafir yg menguasai orang2 beriman maka ia akan bertindak dzalim bahkan ia akan memusuhi umat Islam (lihat QS.Al-baqarah ayat 120).

2. Laki-laki
Seorang wanita Haram menjadi pemimpin negara sebab laki2 adl pemimpin bagi wanita, baik dlm ruang lingkup rumah tangga maupun dlm hal bernegara. Hal ini berbeda dgn sistem politik Demokrasi atas dasar persamaan gender & emansipasi wanita yg membolehkan bagi wanita menjadi pemimpin. Rasulullah SAW bersabda,

لَنْ يُفْلِحَ قَوْمٌ وَلَّوْا أَمْرَهُم امْرَأَةً

Artinya : Tidak akan beruntung kaum yang menyerahkan urusan kekuasaan mereka kepada wanita (HR.Bukhari).

3. Mencapai usia baligh & berakal.

Seseorang yg belum menginjak usia baligh & berakal tdk boleh menjadi pemimpin. Rasulullah SAW bersabda,

رُفِعَ الْقَلَمُ عَنْ ثَلاَثَةٍ عَنِ النَّائِمِ حَتَّى يَسْتَيْقِظَ وَعَنِ الصَّبِىِّ حَتَّى يَشِبَّ وَعَنِ الْمَعْتُوهِ حَتَّى يَعْقِلَ

Artinya : Pena diangkat dari 3 orang: orang yg tidur sampai ia bangun, anak kecil sampai ia dewasa & orang gila sampai ia sadar.”(HR.Tirmidzi no. 1.423).

Siapa saja yg diangkat pena dari dirinya maka dia tdk termasuk seorang mukallaf (terbebani hukum) krn akal menjadi manath/tempat pembebanan hukum & menjadi syarat syarat sahnya mengatur berbagai macam urusan.

4. Adil
Seorang Khalifah adl orang yg konsisten dlm menjalankan agamanya yaitu bertaqwa & menjaga muru’ah jd tdk sah orang fasiq diangkat menjadi Khalifah.

5. Merdeka.
Seorang budak tdk sah menjadi Khalifah krn dia adl milik tuannya shg dia tdk memikiki wewenang utk mengatur bahkan thp dirinya sendiri.

6. Mampu melaksanakan amanah.
Seorang Khalifah hrs memiliki kemampuan utk mengemban amanah Bai’at dari ummat berupa leadership & capabilitas. Rasulullah SAW bersabda,

إِذَا ضُيِّعَتْ اْلأَمَانَةُ فَانْتَظِرْ السَّاعَةَ قَالَ كَيْفَ إِضَاعَتُهَا يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ إِذَا أُسْنِدَ اْلأَمْرُ إِلَى غَيْرِ أَهْلِهِ فَانْتَظِرْ السَّاعَةَ

Artinya : Apabila amanah tlh disia2 kan, maka tunggulah saat2 kehancurannya. Salah seorang bertanya: Bagaimana bentuk menyia-nyiakan amanah itu, wahai Rasulullah? Beliau bersabda: Apabila urusan itu diserahkan (dipercayakan) kpd orang yg bukan ahlinya, maka tunggulah saat-saat kehancurannya.(HR.Bukhari).

B. Syarat Afdhaliyah (Keutamaan).

1. Seorang Ulama Mujtahid
Syarat keutamaan menjadi seorang Khalifah adl seorang ulama yg sampai kpd derajat Mujtahid yg mampu utk mengistinbath atau menggali sumber2 dalil syara’ dlm menghukumi suatu perkara.

2. Seorang keturunan Quraish.
Banyak hadist2 yg berbentuk ikhbar atau informasi yg menjelaskan tentang keutamaan Quraish sbg pemimpin sebagaimana Rasulullah SAW.
الأَئِمَّة مِنْ قُرَيْشٍ

Artinya : Para imam adalah dari Quraisy (HR.Ahmad).

Hadist ini tdk terdapat qarinah yg jazm atau pasti bhw orang quraish hrs menjadi Khalifah shg dpt diambil kesimpulan bukan syarat wajib tp sebatas syarat keutamaan.

Semoga kaum muslimin segera memiliki seorang Khalifah yg memenuhi kriteria yg tlh ditentukan oleh dalil2 syara’ shg mampu menerapkan Al-Qur’an & Al-Hadist dlm seluruh aspek kehidupan.

Wallahu a’lam

By : Tommy Abdillah

#Syari’ah & Khilafah Mewujudkan Islam Rahmatan Lil’alamin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar