Senin, 22 Februari 2016

Politik Islam : Mengenal Ahlul Halli Wal-‘Aqdi

بسم الله الرحمن الرحمن

: Pelajaran Ayat Al-Qur’an Hari Ini

Allah Subhana Wa Ta’ala Berfirman,

{وَالَّذِينَ اسْتَجَابُوا لِرَبِّهِمْ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَأَمْرُهُمْ شُورَىٰ بَيْنَهُمْ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنفِقُونَ} [الشورى : 38]

Artinya : Dan (bagi) orang-orang yg menerima (mematuhi) seruan Tuhannya & mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan MUSYAWARAH antara mereka, dan mereka menafkahkan sebagian dari rezeki yg Kami berikan kepada mereka.(QS.As-Syura:38).

السلام عليكم ورحمة الله وبر كاته

Saudaraku seiman, Segala puji hanyalah milik Allah SWT. Shalawat & salam senantiasa tercurahkan kpd Rasulullah Muhammad SAW, para keluarganya, sahabat2 nya & ummatnya yg istiqomah diatas sunnahnya hingga hari kiamat. Group Tausiyah WA & BBM pagi ini akan membahas tentang politik Islam yakni mengenal “Ahlul halli wal-‘aqdi”.

Pd era modern saat ini politik Islam dianggap asing, tdk populer & malah muncul stigma negatif.
Realitas menunjukkan bhw politik yg populer & dianggap ideal hari ini adl Politik Demokrasi Sekuler dgn konsep Trias politika. Jhon Locke (1632 – 1704) mencetuskan konsep sharing power : Eksekutif, legislatis & yudikatif. Disadari ataupun tdk perlahan tp pasti pemikiran politik Islam dijauhkan dari umat Islam agar tdk difahami dgn benar & akhirnya dijauhkan utk tdk diamalkan.

Islam sbg agama yg mulia & sempurna memiliki konsep yg jelas tentang mengatur urusan kehidupan termasuk dlm hal berpolitik (siyasah). Pemilihan imam atau Khalifah didlm sistem politik Islam dpt dilakukan dgn putusan hasil musyawarah oleh majelis ahlul halli wal-‘aqdi atau melalui pemilihan umum.
Dalam khazanah pemikiran politik Islam Ahlul halli wal-‘aqdi dikenal beberapa istilah, di antaranya: ahlu syuro, majlis syura, ahlul ra’yi wat-tadbir yg dipopulerkan Ibnu ‘Abidin , ahlul ihtiyar yg dipopulerkan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah, majelis umat dll.

Istilah Ahlul halli wal ‘Aqdi sebenarnya bukan istilah syariah tp istilah yg dipopulerkan oleh para ulama fukaha & ahli sejarah. Mengapa hal ini tdk bisa disebut sbg istilah syari’ah? Karena istilah ini tdk digunakan dlm nash2 Syari’ah. Oleh sebab itu tdk semua ulama fukaha menyebutnya dgn istilah yg sama.

Imam Al-Mawardi & Al-Farra’, misalnya menggunakan istilah Ahlul Halli wal ‘Aqdi. Imam Al-Amidi & Imam Ar-Ramli menyebutnya dgn istilah Ahlul Ikhtiyar. Imam Ibn Hazm menyebutnya dengan istilah Fudhala Al-Ummah . Semua itu mempunyai konotasi yg sama.

Al-‘allamah Prof. Dr. Rawwas Qal’ah Jie rahimahullahu menjelaskan,  Ahlul Halli wal ‘Aqdi adl orang yg mempunyai kekuatan, yg menjadikan masyarakat berkumpul mengitari mereka, seperti ulama, para pemimpin & para tokoh masyarakat. Mereka saat ini menurut saya, adl wakil umat yg dipilih oleh rakyat.( Kitab Al-Mawsu’ah Al-Fiqhiyyah Al-Muyassarah, Dar An-Nafais, Beirut, cet. I, 2000 M, I/ 327).

Al-imam Mawardi rahimahullahu menjelaskan, sekelompok ulama berpendapat bhw pemilihan Khalifah tdk sah kecuali dgn dihadiri seluruh anggota ahlul halli wa-‘aqdi dari setiap daerah agar Khalifah yg mrk angkat diterima seluruh lapisan masyarakat & mrk semua tunduk kpd kepemimpinannya. Pendapat ini berhujjah dgn pembaiatan (pengangkatan) Abu Bakar Siddiq r.a menjadi Khalifah.(Kitab Al-Ahkam As-Sulthaniyyah hal 5).

Pd saat Rasulullah SAW wafat pd hari senin tgl 12 Rabi’ul Awwal thn 12 Hijriyyah jenazah Rasulullah SAW yg mulia tdk langsung dimakamkan krn ada perkara penting & mendesak utk menetapkan siapa sosok pemimpin yg tepat sepeninggal Rasulullah SAW. Bahkan jenazah Rasulullah SAW baru dimakamkan pd hari selasa malam Rabu.

Utusan tokoh para sahabat dari kalangan Muhajirin & Anshar berkumpul di tempat Tsaqifah bani sa’idah, sebuah tempat yg biasa digunakan sbg pertemuan & musyawarah penduduk kota Madinah. Pertemuan musyawarah tsb dihadiri oleh : Abu Bakar siddiq r.a, Umar bin Khatab r.a, Abu Ubaidah bin Jarrah r.a, Saad bin Ubadah r.a. Dari hasil musyawarah tsb terpilihlah sahabat Abu Bakar Siddiq r.a sbg seorang Khalifah & para sahabat membai’atnya.

Dgn demikian bisa disimpulkan bhw istilah Ahlul Halli wal-Aqdi adl istilah baru yg digunakan oleh para fukaha & ahli sejarah utk menyebut orang2 yg mempunyai kekuatan, pengaruh & menjadi rujukan dlm menyelesaikan masalah. Mereka adl para tokoh, ulama, pemimpin suku dsb. Dalam konteks ketatanegaraan Islam krn kekuasaan ada di tangan umat, maka mrk bisa dianggap mewakili umat dlm menentukan siapa penguasa yg akan memimpin umat, khususnya dalam melaksana-kan fardhu kifayah dlm pengangkatan khalifah, yg tdk harus dilakukan oleh semua orang.(KH.Hafiz Abdurrahman, Soal-Jawab Siapa Ahlul Halli Wa-‘aqdi).

Semoga ummat Islam segera bersatu padu & memiliki ahlu halli wal-‘aqdi utk bermusyawarah memilih Khalifah kaum muslimin.

Wallahu a’lam

By : Tommy Abdillah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar