Rabu, 24 Februari 2016

Kisah, Sejarah dan Pelajaran Dari Fathul Makkah

“Fathul Makkah” berarti kemenangan, penaklukan, atau pembukaan Makkah. Tahun itu disebut juga “Amul wufud” yang berarti tahun para duta (the year of ambassadors). Duta-duta atau perwakilan-perwakilan datang dari banyak tempat yang berbeda. Ada yang datang dari Thaif, Yaman, dan Hawazin (dan sebagainya). Mereka datang dalam kelompok 40-an, dan 80-an, dan 100 dan 200-an.

Mereka datang dan menghabiskan beberapa hari dengan Rasulullah SAW. Mereka mendengar ajaran-ajaran Islam, dan kemudian seluruh duta-duta yang datang ini menerima islam. Setelah itu mereka membawa ajaran-ajaran Islam kembali ke suku-suku mereka sehingga seluruh suku menjadi muslim.

Jadi dalam waktu yang sangat singkat, Sekian banyak duta besar yang berbeda dari seluruh jazirah Arab datang untuk bertemu dengan SAW pada tahun ini kemudian orang-orang mulai menerima agama ini semakin banyak, semakin banyak, dan semakin banyak. Bandingkan dengan apa yang terjadi pada Rasulullah SAW dengan orang-orang tersebut satu dekade lalu, dimana Rasulullah berkeliling menyampaikan pesan tetapi orang-orang menertawakannya.

Akan tetapi sekarang, Rasulullah (hanya tinggal) duduk di Makkah dan banyak orang berdatangan kepadanya untuk mempelajari Islam. Bagaimana Allah membalikkan keadaan serta memberikan bantuan kepada Rasul-Nya.

Sekedar komentar sejarah ketika Mekkah ditaklukkan. Pertama, ini satu-satunya penaklukan terdahsyat (diantara penaklukan-penakukan yang lain), karena tidak menyebabkan pertumpahan darah dan tanpa kekerasan. Setiap orang yang menaklukkan bangsa lain selalu menyebabkan pertumpahan darah dan kekerasan. Akan tetapi tidak dengan Fathul Makkah. Meskipun ada segelintir pertempuran kecil di sana-sini, tapi secara keseluruhan, tidak ada pertumpahan darah. Kedua, penaklukan ini adalah satu-satunya kejadian dimana militer tidak mengambil keuntungan dari kemenangannya. Masyarakat umum mengenangnya dengan “laa tadhriiba ‘alaykumul yawm”. Tidak ada satu bahaya pun yang akan dijatuhkan hari ini. Dimana kata-kata tersebut merupakan perkataan Yusuf AS ketika ia mengalahkan saudara-saudaranya.

Tidak ada tari-tarian di jalanan, tidak ada melambaikan bendera atau tank yang mengiriinginya. Satu-satunya perayaan yang dilakukan adalah menyembah Allah SWT. Bisa dibayangkan ketika tentara lain menang, mereka bangga kepada diri sendiri dan bangsa mereka. Ketika orang-orang yang beriman menang, kemana mereka memberikan pengakuannya ? Mereka memberikan pengakuannya kepada Allah SWT. Bahkan Rasulullah memasuki Mekkah dengan menunduk.

Hal pertama yang dilakukan Rasulullah adalah membersihkan Rumah Allah. Ini adalah kemenangan yang unik dalam sejarah dunia. Belum ada yang melihat adanya penaklukan seperti ini sebelumnya dalam sejarah dunia.

Sumber : Surah An-Nashr | Nouman Ali Khan Lectures | Tafsir Quran Juz Amma

Tidak ada komentar:

Posting Komentar